Selain itu, bahan baku yang digunakan pun melimpah, sehingga memudahkan siapapun memproduksinya. Sementara itu, proses pengolahannya berlangsung dengan sederhana dan bisa dilakukan mulai dari skala kecil. Artikel ini akan membahas cara pembuatan biofuel melalui beberapa proses hingga cara memulai produksi dalam skala kecil yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun usaha.
Bagaimana Proses Pembuatan Biofuel Secara Umum
Untuk membuat bahan bakar ramah lingkungan, proses pembuatannya melibatkan beberapa tahapan. Tahap pertama adalah proses pengumpulan bahan baku. Seperti tebu, jagung, tanaman berkayu, limbah pertanian, rumah tangga, maupun industri.
Setiap bahan baku dikelompokkan berdasarkan jenisnya, dibersihkan, dikeringkan, dan ditambahkan enzim untuk mengurai dinding sel tanaman. Pada tahap kedua, proses pembuatan biofuel adalah produksi dan pengolahan yang dilakukan melalui beberapa metode tergantung pada jenis biofuel yang akan diproduksi.
Diantaranya seperti, pembakaran, fermentasi dengan mikroba atau anaerobik, transesterifikasi, dan hydrocracking atau proses kimia dengan katalis. Setelah biomassa berubah menjadi biofuel, hasil olahan bahan organik tersebut dimurnikan terlebih dahulu agar lebih bersih dan memenuhi standar kualitas bahan bakar.
Tahap terakhir sebelum biofuel siap digunakan adalah mencampurnya dengan bahan bakar konvensional, baik bensin maupun solar. Dengan begitu, biofuel siap digunakan sebagai bahan bakar pada kendaraan, pembangkit listrik, pemanas kompor, dan peralatan memasak lainnya.
3 Cara Pembuatan Biofuel Berdasarkan Jenis dan Teknologinya
Dalam proses pembuatan biofuel, tidak hanya bahan baku yang menentukan hasil dari olahan biomassa. Namun juga metode yang digunakan dalam proses pengolahan. Secara umum, ada beberapa cara pembuatan biofuel yang biasa digunakan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan Bioetanol melalui Proses Fermentasi
Bahan bakar bioetanol, dibuat dari bahan-bahan nabati, seperti bahan berpati, bergula, dan selulosa. Pada proses pengolahannya, bahan-bahan tersebut akan berubah menjadi glukosa. Kemudian, glukosa diubah menjadi etanol melalui proses peragian atau fermentasi gula.
Proses pengubahan bahan-bahan nabati menjadi etanol melibatkan beberapa tahapan. Pertama, proses liquifikasi atau pemasakan bahan baku menjadi gula kompleks dengan enzim alfa amilase. Pemasakan ini akan dipanaskan pada suhu 90o celsius selama 30 menit. Proses ini memungkinkan bahan baku berubah menjadi cair.
Kedua, pembuatan bioetanol melalui proses sakarifikasi. Proses ini bertujuan untuk memecah gula kompleks menjadi sederhana (glukosa) dengan mendinginkan cairan hingga mencapai suhu optimum, mengatur pH optimum enzim, dan menambahkan enzim glukoamilase.
Ketiga, glukosa memasuki proses fermentasi dengan cara didinginkan sampai suhu 37o celcius. Lalu cairan ditambahkan pupuk urea (ZA) sebanyak 0,14% dan pupuk NPK sebanyak 0,02% dari jumlah total bahan baku. Setelah itu, didiamkan di wadah tertutup, sisa biang dicampurkan, dan semuanya disimpan dalam fermentor.
Keempat, pengolahan memasuki proses distilasi atau penyulingan. Proses ini bertujuan untuk memisahkan alkohol dalam cairan hasil fermentasi. Pada suhu 78o celsius cairan akan menguap dan uap terkondensasi, sehingga menjadi cairan etanol.
2. Pembuatan Biodiesel melalui Proses Transesterifikasi
Bahan bakar biodiesel dapat dibuat dari material nabati maupun hewani. Bahan baku yang biasa digunakan untuk membuat biodiesel adalah bahan yang memiliki kadar FFA (Free Fatty Acid) 2%. Salah satu yang sering digunakan adalah minyak kelapa sawit.
Dalam proses produksi dan pengolahannya, metode yang digunakan untuk mengolah kelapa sawit menjadi biodiesel adalah esterifikasi dan transesterifikasi. Jadi, proses transesterifikasi biasa dilakukan setelah bahan baku melalui proses esterifikasi atau pembentukan ester.
Transesterifikasi merupakan proses pengolahan minyak nabati atau hewani dengan alkohol dan katalis. Proses ini bertujuan untuk menurunkan viskositas atau kekentalan minyak agar mendekati viskositas solar. Pencampuran pada proses transesterifikasi akan menghasilkan metil ester dan gliserol. Senyawa ester itulah yang disebut sebagai biodiesel.
3. Pembuatan Biogas melalui Proses Anaerobik
Biogas adalah bahan bakar ramah lingkungan yang terbuat dari kotoran hewan, limbah pertanian, limbah makanan, dan limbah organik lainnya. Proses pengolahannya, menggunakan bakteri anaerob yang memungkinkan bahan organik terurai atau terdekomposisi.
Proses produksinya melibatkan beberapa tahapan. Tahap pertama, bahan-bahan organik dikumpulkan. Tahap kedua, bahan-bahan organik digiling untuk memudahkan proses dekomposisi mikroorganisme. Tahap ketiga, hasil dekomposisi dimasukkan ke dalam tangki kedap udara untuk memulai fermentasi anaerobik.
Fermentasi anaerobik adalah proses metabolisme di mana senyawa organik diubah menjadi gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) tanpa oksigen. Proses ini melibatkan empat tahap sebagai berikut.
- Hidrolis: dekomposisi bahan-bahan organik komplek (polimer) menjadi unit-unit yang lebih kecil (mono- dan oligomer).
- Asidogenesis: hasil hidrolisis dikonversi menjadi substrat metanogenik oleh bakteri asidogenik.
- Asetogenesis: penguraian asam butirat dan propionat menjadi asam asetat, gas H2 dan CO2 oleh bakteri pembentuk asam.
- Metanogenesis: bakteri metanogenik atau bakteri pembentuk metan menghasilkan gas metan, karbondioksida, dan gas-gas lainnya dalam jumlah yang lebih sedikit.
Setelah proses fermentasi selesai, pada tahap keempat gas-gas ditampung pada tangki anti bocor dan gas metana dipisahkan dari gas-gas lainnya. Kemudian, barulah biogas dapat digunakan atau diproses lagi.
Bahan Baku Utama dalam Produksi Biofuel
Selain memahami bagaimana proses pembuatan biofuel, penting juga untuk mengetahui bahan baku apa saja yang bisa digunakan untuk memproduksi bahan bakar tersebut. Pada dasarnya, bahan baku yang digunakan dapat disesuaikan dengan jenis biofuel yang akan dibuat.
Pembuatan bioetanol bisa menggunakan bahan berpati (singkong, ubi jalar, tepung sagu, biji sorgum, biji jagung, dan lain sebagainya), bergula (nira tebu, nira kelapa, nira aren, nira lontar, gewang, dan lain sebagainya), dan selulosa (jerami padi, ampas tebu, batang pisang, serbuk gergaji, dan lain sebagainya).
Untuk membuat biodiesel, bahan-bahan yang bisa digunakan seperti, minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak sawit, minyak bunga matahari, minyak nyamplung, minyak jarak, minyak kelapa sawit, palm fatty acid distillate (PFAD), minyak ikan, dan lain sebagainya.
Sementara bahan baku pembuat biogas adalah limbah organik. Seperti, limbah makanan, pertanian, ampas tanaman, dan kotoran manusia atau hewan.
Bagaimana Cara Memulai Produksi Biofuel Secara Skala Kecil
Pembuatan biofuel skala kecil, menjadi pilihan yang cocok bagi industri rumahan atau pelaku usaha yang baru memulai bisnis bahan bakar ramah lingkungan. Untuk memulai produksi biofuel berskala kecil, berikut beberapa tips atau tahapan yang bisa dilakukan.
- Memahami dan menentukan jenis biofuel yang akan diproduksi
- Menyiapkan bahan baku
- Menyiapkan alat dan tempat produksi
- Melakukan proses produksi
- Menguji kualitas hasil produksi
- Menyimpan biofuel di tempat aman
- Memanfaatkan limbah
Tantangan dan Peluang dalam Produksi Biofuel di Indonesia
Bahan baku untuk pembuatan biofuel di Indonesia, memang terbilang melimpah. Namun dalam produksi dan pengelolaannya, masih menemui beberapa tantangan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
- Bahan baku sebagai bahan pangan
- Kompetisi dengan lahan pangan
- Efisiensi produksi
- Dampak lingkungan
- Infrastruktur
Oleh karena itu, diperlukan adanya sinergi kolaboratif dari beberapa pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat. Dengan pengembangan dan inovasi yang tepat, tantangan-tantangan tersebut dapat dihadapi. Selain itu, penggunaan bahan bakar biofuel tidak hanya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru.
Penutup
Itulah cara pembuatan biofuel, bahan baku, hingga cara memulai produksi biofuel dalam skala kecil. Dengan memahami cara pembuatannya, industri rumahan bisa membuatnya dengan mudah. Baik untuk pemakaian sehari-hari atau untuk dipasarkan.
Mendukung Produksi Energi Bersih Bersama PT Megah Anugerah Energi
Penggunaan biofuel bukan hanya langkah untuk menyelamatkan lingkungan, tetapi juga sebagai upaya terlepas dari ketergantungan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, mari beralih menggunakan bahan bakar organik untuk masa depan berkelanjutan bersama PT Megah Anugerah Energi.
Kami melayani:
- Penjualan biodiesel B40 dengan komposisi 40% bahan bakar nabat dan 60% solar seharga Rp21.250 /liter
- Jasa pengisian bahan bakar kapal laut
- Proses pembuatan dan penyewaan tangki solar untuk industri
Hubungi kontak PT Anugerah Energi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.





