Pernahkah anda mendengar tentang bahan bakar fosil? Terbuat dari apakah kira-kira bahan bakar satu ini? Sekilas, mungkin kita sudah mengetahui jawaban untuk pertanyaan tersebut, bukan? Fosil rupanya dapat bermanfaat menjadi sebuah produk bahan bakar.
Lantas, apakah bahan bakar fosil itu? Jika menggunakan bahan bakar satu ini, kira-kira keuntungan atau kerugian, ya, yang nantinya kita dapatkan? Lalu, apa sajakah fungsi dari bahan bakar berbahan dasar fosil satu ini? Mari cari tahu lebih jauh mengenai bahan bakar fosil!
Apa itu Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang berasal dari tumbuhan maupun hewan yang membusuk dari jutaan tahun yang lalu. Beberapa sumber lain juga menyebutkan bahwa bahan bakar fosil meliputi batu bara, minyak mentah, serta gas alam yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan maupun hewan.
Di mana sisa-sisa tersebut berasal dari tumbuhan dan hewan yang hidup jutaan tahun lalu. Oleh karena itu, bahan bakar satu ini banyak ada di kerak bumi.
Fakta lain tentang bahan bakar fosil yakni mengandung konsentrasi karbon dan hidrogen yang relatif tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk energi.
Beberapa komponen yang telah disebutkan sebelumnya biasa ditemukan pada endapan batuan sedimen. Ternyata lebih dari 50% berat batubara pasti berasal dari fosil tumbuhan.
Minyak mentah awalnya berbentuk sebuah bahan padat di antara lapisan sedimen tersebut, yang mana nantinya akan dipanaskan guna menghasilkan minyak kental. Minyak satu ini dapat berguna untuk melakukan pembuatan bensin.
Sedangkan untuk kasus gas alam, biasanya ada di kantong-kantong atas deposit minyak maupun pada lapisan batuan sedimen yang tidak mengandung minyak.
Dekomposisi dari tanaman atau hewan satu ini merupakan sebuah energi yang melakukan pemasokan sekitar 80% dari keseluruhan energi di dunia. Saat sudah melalui pengolahan, fosil tersebut menghasilkan suatu deposit yang kaya akan kandungan karbon.
Proses Pembentukan Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil terbentuk melalui proses alami yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses ini melibatkan beberapa tahap utama, yaitu:
1. Pembusukan dan Pengendapan Organik
Sisa-sisa tumbuhan dan hewan mati dan terkubur oleh lapisan sedimen seperti lumpur, pasir, dan mineral lainnya. Dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen), mikroorganisme mulai menguraikan material organik ini.
2. Pembentukan Kerogen
Setelah terkubur lebih dalam, panas dan tekanan yang meningkat menyebabkan perubahan kimia pada sisa-sisa organik, mengubahnya menjadi kerogen, suatu campuran padat dari senyawa organik.
3. Peningkatan Panas dan Tekanan
Dengan bertambahnya kedalaman penguburan, panas dan tekanan terus meningkat. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun, mengubah kerogen menjadi hidrokarbon cair atau gas, tergantung pada kondisi tertentu seperti suhu dan jenis material organik awal.
4. Pembentukan Minyak Mentah dan Gas Alam
Kerogen yang terpanaskan pada suhu antara 60 hingga 120 derajat Celsius menghasilkan minyak mentah. Jika suhu terus meningkat hingga lebih dari 150 derajat Celsius, kerogen akan menghasilkan gas alam.
5. Pembentukan Batubara
Untuk batubara, proses ini berbeda sedikit. Material organik dari tumbuhan yang terkubur menjadi peat terlebih dahulu, lalu berubah menjadi lignit, bituminous, dan akhirnya menjadi antrasit seiring dengan peningkatan panas dan tekanan.
Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Pembakaran dari bahan bakar jenis ini biasanya berguna untuk menghasilkan energi listrik, penggerak transportasi seperti mobil ataupun pesawat terbang, dan juga untuk proses industri.
Sayangnya, pembakaran fosil dapat menyebabkan perubahan iklim serta dapat membawa dampak negatif pada lingkungan maupun kesehatan manusia.
Hal tersebut dikarenakan karbondioksida yang dilepaskan di atmosfer bumi yang terakumulasi, menyebabkan dampak kurang baik seperti pengasaman air laut.
Anda pasti pernah mendengar istilah efek rumah kaca, bukan? Efek rumah kaca juga merupakan salah satu dampak merugikan dari pembakaran fosil.
Pancaran berbagai macam polutan hasil pembakaran fosil juga menyebabkan turunnya kualitas udara. Efek tersebut tentunya dapat membawa kerugian bagi kehidupan bumi. Salah satu dampak yang bisa saja muncul adalah adanya penyakit pernapasan akibat banyaknya polutan.
Tidak hanya itu saja, pola pencairan salju maupun es juga ikut terpengaruh oleh dampak merugikan dari pembakaran fosil. Penyebab utama dari hal tersebut adalah adanya partikel udara yang dapat memanaskan permukaan salju sehingga menyebabkan pencairan.
Baca juga: Jenis-Jenis Pengolahan Bahan Bakar Kapal Laut
Contoh Bahan Bakar Fosil
Oleh karena bahan fosil memiliki tiga bentuk yang berbeda, kegunaan dari ketiganya pun juga beragam. Berikut merupakan jenis-jenis bahan bakar fosil berupa minyak bumi, batubara, dan gas alam.
1. Minyak Bumi
Minyak bumi atau petroleum dapat berguna dalam berbagai bidang. Dua sektor utama antara lain bidang pembangkitan listrik dan bahan bakar alat transportasi. Selain itu, produk sampingannya juga berguna untuk melakukan produksi terhadap bahan kimia, plastik, pelumas, tas, lilin, pupuk, pestisida, maupun yang lainnya.
2. Batubara
Sebagai bahan bakar yang berbentuk padat, batubara terdiri dari lima elemen utama. Elemen-elemen tersebut adalah belerang, nitrogen, hidrogen, karbon, dan oksigen. Batubara terbagi menjadi tiga jenis utama, antrasit, bituminous, dan lignit. Antrasit merupakan jenis batubara dengan konsentrasi karbon lebih tinggi dari dua jenis lainnya.
Batubara ternyata dapat bertahan kurang lebih selama 200 tahun, yang mana mereka sebagian besar melalui proses ekstraksi dari tambang. Batubara juga dapat berguna sebagai energi untuk pembangkit listrik. Selain itu, batubara juga biasa digunakan dalam industri baja, farmasi, semen, kertas, dan lain sebagainya.
3. Gas Alam
Gas alam memiliki kandungan utama metana. Daripada dua jenis hasil fosil lainnya, gas alam adalah hasil fosil yang jauh lebih bersih. Oleh sebab itu, gas tersebut kerap diaplikasikan dalam alat elektronik tertentu seperti AC, kompor dengan bahan bakar gas, pemanas air, dan lain-lain. Juga dapat berguna untuk memasok energi dalam pembangkitan listrik,
Selain itu, gas alam juga dapat bermanfaat dalam industri-industri tertentu seperti dalam proses pengecoran baja, kaca, peleburan aluminium, produksi cat, pupuk, dan sebagainya. Gas alam juga kerap kali berguna sebagai bahan bakar dalam transportasi.
Baca Juga: Minyak Tanah Sebagai Bahan Bakar Kompor sampai Pesawat Jet
Manfaat Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil memiliki berbagai manfaat yang membuatnya menjadi sumber energi utama dunia selama berabad-abad. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari bahan bakar fosil:
1. Ketersediaan dan Aksesibilitas
Bahan bakar fosil tersedia dalam jumlah besar di berbagai belahan dunia. Teknologi pengeboran dan penambangan modern telah membuat ekstraksi dan pemanfaatannya menjadi lebih efisien dan terjangkau. Ini menjadikannya sebagai sumber energi yang sangat dapat diandalkan.
2. Kapasitas Energi Tinggi
Bahan bakar fosil memiliki densitas energi yang sangat tinggi, yang berarti mereka dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar dari volume yang relatif kecil.
Hal ini membuatnya sangat efisien untuk digunakan dalam pembangkit listrik, transportasi, dan berbagai aplikasi industri lainnya.
3. Infrastruktur yang Sudah Ada
Infrastruktur untuk ekstraksi, pengolahan, distribusi, dan penggunaan bahan bakar fosil sudah sangat berkembang dan matang.
Jaringan pipa, kilang minyak, pembangkit listrik, dan stasiun pengisian bahan bakar semuanya telah ada dan berfungsi dengan baik, yang mengurangi biaya dan kesulitan dalam transisi ke sumber energi baru.
4. Penggunaan yang Luas
Bahan bakar fosil digunakan dalam berbagai sektor ekonomi. Mereka sangat penting untuk pembangkit listrik, bahan bakar transportasi, produksi bahan kimia, plastik, pelumas, dan banyak produk lainnya. Keberagaman aplikasi ini membuat bahan bakar sangat penting untuk ekonomi global.
5. Produk Sampingan yang Berguna
Selain menghasilkan energi, proses pengolahan bahan bakar fosil menghasilkan produk sampingan yang sangat berharga, seperti plastik, bahan kimia industri, pelumas, pupuk, dan banyak lagi. Produk-produk ini memainkan peran penting dalam berbagai industri dan kehidupan sehari-hari.
Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Setelah membahas tentang kegunaan dari masing-masing hasil fosil, rasanya kurang afdal jika tidak membahas tentang kelebihan atau keuntungan dan kekurangan atau kerugian dalam penggunaan hasil fosil. Mari kita bahas satu-persatu tentang keuntungan dan kerugiannya dari penggunaan bahan hasil fosil!
A. Kelebihan Bahan Bakar Fosil
1. Sumber Energi dengan Harga Murah
Fakta akan kemurahan harga dari hasil fosil sudah bukan merupakan hal yang asing. Selain itu, dalam proses perolehan dan produksinya, hasil fosil tergolong ke dalam kategori relatif mudah. Tidak hanya itu saja, terdapat sebuah infrastruktur yang berfungsi dalam langkah pendistribusian hasil fosil bisa didapatkan dengan murah.
Baca juga: Kenali Penyumbang Emisi Karbon & Kiat Preventif Pemanasan Global
2. Dapat Diandalkan
Setidaknya sampai saat ini, bahan bakar berbasis fosil masih menjadi bahan bakar yang dapat diandalkan. Beberapa ladang batu bara maupun minyak serta gas masih dapat ditemukan dengan mudah saat ini.
3. Manfaat untuk Produk Sampingan
Produk sampingan dari fosil seperti plastik menjadi suatu hal yang mungkin saat ini masih belum dapat pisah dari kehidupan kita. Sangat jelas bahwa plastik menjadi masalah utama pada saat ini sebab kelambatannya dalam proses penguraian. Namun, tanpa bahan bakar fosil, plastik yang kini digunakan hampir di seluruh dunia tidak akan ada.
Baca juga: Mengenal Berbagai Macam dan Manfaat Biofuel
B. Dampak Negatif Bahan Bakar Fosil
1. Sumber Daya Alam Tidak dapat Diperbarui
Beberapa data menyebutkan prediksi terkait habisnya sisa waktu untuk produksi batubara, yakni sekitar 100 tahun lagi. 50 tahun lagi untuk minyak dan gas alam. Hal tersebut menunjukkan sebuah masalah serius jika tidak segera ditemukan sumber energi baru yang dapat diperbaharui dengan mudahnya.
2. Produksi yang Memiliki Tingkat Bahaya Tinggi
Industri pertambangan merupakan salah satu industri dengan potensi bahaya yang relatif tinggi. Meskipun sekarang zaman semakin maju dengan adanya alat-alat mutakhir seperti mesin yang siap membantu, namun, tenaga manusia juga tetap menjadi poin penting untuk melakukan proses tersebut.
3. Memicu Terjadinya Ledakan Besar
Baik minyak maupun gas sama-sama bersifat mudah terbakar. Jika dalam proses pengelolaan atau pengolahannya tidak sesuai dengan standar operasi dan ketentuan yang telah ada, hal tersebut dapat mendatangkan dampak dengan risiko tinggi. Bukan hanya kerusakan, melainkan juga risiko terhadap nyawa karyawan.
Baca Juga: HSD (High Speed Diesel) sebagai Bahan Bakar Mesin Industri
Pengganti Bahan Bakar Fosil
Karena dampak lingkungan yang merugikan dari penggunaan bahan bakar fosil, pengembangan dan adopsi sumber energi alternatif menjadi semakin penting. Berikut adalah beberapa sumber energi alternatif yang menjanjikan:
1. Energi Surya
Energi surya memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik melalui panel surya atau menara surya. Teknologi ini terus berkembang, menjadi lebih efisien dan lebih terjangkau.
Energi surya adalah sumber energi yang sangat bersih dan dapat diperbaharui, dengan potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi global di masa depan.
2. Energi Angin
Turbin angin mengubah kekuatan angin menjadi listrik. Energi angin adalah salah satu sumber energi terbarukan yang berkembang paling cepat di dunia.
Turbin angin dapat dipasang di darat maupun di lepas pantai, dan teknologi ini terus mengalami peningkatan efisiensi dan penurunan biaya.
3.Biofuel
Biofuel dihasilkan dari bahan organik yang dapat diperbarui, seperti tanaman dan limbah organik. Biofuel dianggap lebih ramah lingkungan karena emisinya lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil. Selain itu, biofuel dapat digunakan dalam mesin pembakaran internal yang sudah ada, membuatnya sebagai alternatif yang praktis.
4.Energi Geotermal
Energi geotermal memanfaatkan panas dari dalam bumi untuk menghasilkan listrik atau pemanas. Energi ini sangat stabil dan dapat diandalkan, terutama di daerah dengan aktivitas vulkanik tinggi. Pembangkit listrik geotermal dapat beroperasi sepanjang waktu, tidak bergantung pada kondisi cuaca.
5. Hidrogen
Hidrogen dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam sel bahan bakar untuk menghasilkan listrik, terutama untuk kendaraan dan aplikasi industri.
Hidrogen dapat dihasilkan melalui proses elektrolisis air, yang menggunakan listrik untuk memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Hidrogen adalah bahan bakar yang sangat bersih, karena satu-satunya produk sampingannya adalah air.
Kesimpulan
Setelah membahas beberapa poin penting, apakah kesimpulan yang bisa anda tarik? Bahan bakar fosil memang sampai saat ini masih menjadi salah satu sumber energi.
Namun, sayangnya, fakta bahwa bahan bakar fosil ternyata lebih banyak memiliki dampak merugikan bagi lingkungan tentu menjadi keresahan tersendiri.
Oleh karena itu, bahan bakar lain yang lebih ramah lingkungan dan dapat diperbaharui harus segera dijajal untuk menanggulangi bertambahnya dampak kurang baik bagi kehidupan kita.
Solar Industri melayani pembelian produk Bio Solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar untuk berbagai kota di Indonesia. Kontak kami segera untuk mendapatkan penawaran dengan harga khusus.