Namun, masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya: Apa sebenarnya perbedaan B35 dan B40? Artikel ini akan mengupas secara lengkap mulai dari definisi, manfaat, perbedaan teknis, hingga dampaknya bagi konsumen dan lingkungan.
Pengantar Solar Biodiesel di Indonesia
Indonesia adalah salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, sehingga pemanfaatannya sebagai bahan baku biodiesel menjadi pilihan strategis. Program biodiesel ini masuk ke dalam roadmap Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dicanangkan pemerintah untuk menurunkan emisi karbon sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional.
Penerapan B35 dimulai pada tahun 2023, dan rencananya Indonesia akan beralih ke B40 dalam waktu dekat sebagai bagian dari transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
Apa Itu Solar B35?
B35 adalah campuran solar dengan 35% biodiesel (FAME – Fatty Acid Methyl Ester) yang berasal dari minyak sawit, dan 65% solar fosil.
Komposisi B35:
- 35% biodiesel (FAME)
- 65% solar murni
Manfaat utama B35:
- Mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 30%
- Menekan impor solar sehingga menghemat devisa negara
- Lebih ramah lingkungan dibandingkan solar biasa
Apa Itu Solar B40?
B40 merupakan campuran solar dengan 40% biodiesel dan 60% solar fosil. Dengan kadar biodiesel yang lebih tinggi, B40 diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih besar dalam pengurangan emisi karbon.
Komposisi B40:
- 40% biodiesel (FAME)
- 60% solar murni
Manfaat B40:
- Emisi karbon lebih rendah dibandingkan B35
- Mendorong industri sawit nasional karena kebutuhan bahan baku meningkat
- Mendukung target bauran energi terbarukan pemerintah
Perbedaan B35 dan B40 Secara Teknis
Meski sekilas hanya berbeda 5% dalam komposisi, dampaknya cukup signifikan.
- Kandungan campuran: B35 = 35% biodiesel, B40 = 40% biodiesel
- Performa mesin: B35 lebih stabil, sedangkan B40 kadang menimbulkan endapan jika mesin belum sepenuhnya kompatibel
- Efisiensi bahan bakar: B40 sedikit lebih boros karena biodiesel memiliki energi lebih rendah dibanding solar fosil
Dampak Lingkungan B35 dan B40
Salah satu alasan utama pemerintah mendorong penggunaan biodiesel adalah demi mengurangi emisi karbon. Solar berbasis fosil menyumbang emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar, sementara biodiesel lebih ramah lingkungan.
Dampak B35:
- Menurunkan emisi sekitar 30% dibanding solar murni
- Membantu menjaga kualitas udara di kota besar
- Mendorong penggunaan energi terbarukan
Dampak B40:
- Lebih baik dibanding B35 dalam menekan emisi karbon
- Memiliki potensi mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil lebih besar
- Bisa menjadi langkah penting menuju target net-zero emission 2060
Dampak Terhadap Mesin Kendaraan
Banyak pemilik kendaraan diesel khawatir apakah mesin mereka cocok untuk B40.
- B35: Aman digunakan untuk hampir semua kendaraan diesel yang beredar saat ini.
- B40: Memerlukan penyesuaian teknologi mesin, terutama pada kendaraan lama, karena kadar FAME lebih tinggi dapat menyebabkan endapan pada injektor.
👉 Perawatan tambahan seperti mengganti filter bahan bakar lebih sering bisa membantu mesin tetap awet meskipun memakai B40.
Kebijakan Pemerintah Terkait B35 dan B40
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah membuat roadmap transisi:
- 2023 → Implementasi penuh B35
- 2025 → Rencana peralihan ke B40 secara bertahap
Hal ini sejalan dengan target bauran energi terbarukan 23% pada tahun 2025.
Namun, tantangan tetap ada, seperti:
- Kesiapan infrastruktur distribusi
- Penyesuaian mesin kendaraan
- Stabilitas harga minyak sawit dunia
Keuntungan dan Tantangan Penggunaan B35
Keuntungan B35:
- Lebih stabil untuk mesin diesel konvensional
- Infrastruktur sudah siap dan teruji
- Harga relatif lebih terjangkau
Tantangan B35:
- Emisi masih lebih tinggi dibanding B40
- Kebutuhan energi fosil tetap besar
Keuntungan dan Tantangan Penggunaan B40
Keuntungan B40:
- Lebih ramah lingkungan
- Meningkatkan nilai tambah industri sawit dalam negeri
- Mengurangi impor solar fosil lebih banyak
Tantangan B40:
- Membutuhkan mesin diesel yang lebih kompatibel
- Harga bisa lebih fluktuatif karena bergantung pada pasokan minyak sawit
- Risiko endapan lebih tinggi pada kendaraan lama
Perbandingan B35 vs B40 dalam Tabel Ringkas
Aspek | B35 | B40 |
---|---|---|
Komposisi | 35% biodiesel, 65% solar | 40% biodiesel, 60% solar |
Ramah Lingkungan | Baik | Lebih baik |
Efisiensi Mesin | Stabil | Butuh penyesuaian |
Harga | Lebih stabil | Bisa lebih fluktuatif |
Ketersediaan | Sudah meluas | Masih terbatas |
Potensi Jangka Panjang | Menengah | Lebih unggul |
Bagaimana Dampaknya Bagi Konsumen?
Bagi masyarakat umum, perbedaan B35 dan B40 bisa dirasakan pada beberapa aspek:
- Biaya bahan bakar: Tidak berbeda jauh, namun harga B40 bisa lebih terpengaruh oleh harga CPO (Crude Palm Oil).
- Performa kendaraan: B35 lebih halus dan stabil, B40 cenderung lebih cepat meninggalkan residu.
- Kesadaran energi hijau: Konsumen yang peduli lingkungan cenderung mendukung penggunaan B40 meski ada konsekuensi teknis.
Studi Kasus Implementasi B35 di Indonesia
Saat B35 diimplementasikan pada 2023, hasil uji coba menunjukkan bahwa:
- Kendaraan umum (bus, truk, dan alat berat) bisa menggunakan B35 tanpa masalah berarti.
- Emisi kendaraan berkurang signifikan.
- Operator transportasi merasa tidak ada perbedaan besar dibanding solar murni.
Hal ini membuat pemerintah semakin yakin untuk melangkah ke B40.
Masa Depan Biodiesel di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar dalam biodiesel karena melimpahnya bahan baku sawit. Namun, tantangan tetap ada seperti isu lingkungan dalam perkebunan sawit dan fluktuasi harga dunia.
Di masa depan, biodiesel kemungkinan akan dipadukan dengan bioavtur (untuk pesawat) dan bioethanol untuk menciptakan ekosistem energi yang lebih hijau.
Target jangka panjang adalah net-zero emission 2060, di mana biodiesel menjadi salah satu pilar utama.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
1. Apa perbedaan utama B35 dan B40?
Perbedaan utamanya ada pada komposisi: B35 memiliki 35% biodiesel, sedangkan B40 memiliki 40% biodiesel.
2. Apakah B40 lebih ramah lingkungan?
Ya, B40 lebih ramah lingkungan karena mengandung lebih banyak biodiesel yang berasal dari energi terbarukan.
3. Apakah semua mesin bisa menggunakan B40?
Tidak semua. Mesin diesel modern umumnya bisa, tetapi mesin lama mungkin perlu perawatan tambahan.
4. Mana yang lebih hemat, B35 atau B40?
Dari segi konsumsi, B35 lebih stabil, sementara B40 bisa sedikit lebih boros karena biodiesel memiliki energi lebih rendah.
5. Mengapa pemerintah beralih dari B35 ke B40?
Untuk menekan emisi lebih besar, mengurangi impor solar, dan meningkatkan pemanfaatan sawit dalam negeri.
6. Apakah ada dampak buruk bagi kendaraan jika memakai B40?
Ada potensi endapan dan penyumbatan filter pada kendaraan lama, tetapi bisa diatasi dengan perawatan rutin.
Penutup
Perbedaan B35 dan B40 terletak pada komposisi biodiesel yang masing-masing berisi 35% dan 40% FAME. Dari sisi lingkungan, B40 jelas lebih unggul. Namun, dari segi teknis dan stabilitas mesin, B35 masih lebih aman digunakan secara luas.
Pemerintah akan terus mendorong peralihan ke B40 sebagai bagian dari komitmen energi hijau, namun transisi ini membutuhkan penyesuaian baik dari industri otomotif maupun masyarakat.
🌱 Dengan memahami perbedaan keduanya, konsumen bisa lebih bijak memilih dan ikut mendukung masa depan energi berkelanjutan di Indonesia.
PT Megah Anugerah Energi menyediakan solusi untuk kebutuhan suplai bahan bakar biodiesel b40 untuk berbagai perusahaan/industri. Cek penawaran kami selengkapnya melalui kontak marketing yang tersedia.