Partikulat adalah polusi udara yang sering tidak kita sadari keberadaannya. Sering kali kita juga tidak menyadari bahwa kita menghirupnya setiap hari. Pun kita tidak mengetahui bahwa kesehatan kita dapat memburuk karena terhirup partikulat.
Hal tersebut membuat kita perlu menyadari dan mengetahui tentang apa itu partikulat dan bagaimana dampaknya bagi lingkungan dan kesehatan kita. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat melindungi diri dan orang-orang terdekat agar terlindungi dari paparan polusi ini.
Di artikel kali ini kita akan mengulas tentang partikulat, proses terbentuk, hingga teknologi yang digunakan untuk mengontrol, serta yang terpenting adalah apa saja dampak lingkungan dan dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan. Simak terus artikel ini sampai habis.
Tentang Polutan di Udara
Pencemaran udara adalah terkontaminasinya udara akibat dari adanya substansi di atmosfer yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun makhluk hidup lain atau dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim. Terdapat banyak jenis-jenis dari polutan udara, yaitu gas (termasuk di dalamnya amonia, karbon dioksida, gas metana, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan kloroflorokarbon), partikulat, dan juga molekul biologis.
Pencemaran udara dapat menyebabkan kerusakan kerusakan pada lingkungan maupun bangunan, menyebabkan penyakit, alergi, maupun kematian pada manusia maupun makhluk hidup lain. Penyebab terjadinya pencemaran udara dapat karena aktivitas manusia (anthropogenic) ataupun karena fenomena alam.
Pengertian Partikulat
Partikulat atau yang juga disebut sebagai particulate matter atau particle pollution (PM) dilansir dari U.S. EPA (United States Environmental Protection Agency) adalah campuran kompleks yang berukuran sangat kecil yang berbentuk partikel kecil atau tetesan (droplet) cairan. Adapun partikel yang dikategorikan, yaitu:
- Debu (dust)
- Kotoran (dirt)
- Jelaga (soot)
- Asap (smoke)
- Tetesan cairan (droplet)
Beberapa partikulat ada yang berukuran besar atau dapat terlihat di kegelapan, contoh tersebut adalah asap yang ada di udara. Partikulat lainnya umumnya tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil.
Ukuran Partikulat
Partikulat terbentuk dari berbagai macam ukuran, dengan ukurannya kira-kira 10 mikrometer yang dapat masuk ke dalam paru-paru kita dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Berikut ini adalah jenis-jenis ukuran partikulat yang umum digunakan sebagai parameter pencemaran udara, yaitu:
1. PM10
PM10 adalah partikulat kasar (coarse) yang memiliki ukuran partikel diameter lebih kecil dari 10 mikrometer. Jenis ini dapat menyebabkan iritasi mata Anda, hidung, dan juga tenggorokan. PM10 dapat berupa debu dari jalanan, lokasi pertanian, debu pertambangan, debu dari lokasi pembangunan, atau palung sungai yang kering.
2. PM2,5
PM2,5 adalah partikulat halus (fine) yang memiliki ukuran partikel diameter lebih kecil dari 2,5 mikrometer. Partikel ukuran ini yang sangat berbahaya karena sangat halus dan tidak bisa dilihat dan sangat mudah masuk ke dalam bagian paru-paru Anda, atau bahkan dapat masuk ke dalam aliran darah Anda.
Baca juga: CPO Adalah Minyak Nabati Unggulan untuk Biodiesel, Kenali Lebih Dalam
Proses Terbentuk Partikulat
Partikulat dapat berasal dari dua macam sumber yang berbeda, kita akan menyebutkan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang menyebabkan partikel dengan sendirinya, contohnya tungku kayu dan kebakaran hutan adalah sumber primer.
Sumber sekunder adalah sumber yang menyebabkan partikel dari gas. Pembangkit listrik dan pembakaran batu bara merupakan contoh sumber sekunder. Beberapa sumber lainnya dari polusi oleh partikel ini dapat juga disebut sumber primer dan sekunder, contohnya asap yang berasal dari pabrik, kendaraan, truk, dan juga partikel yang berasal dari lokasi pembangunan.
Partikulat mengalami proses yang disebut dengan proses deposisi. Secara umum, semakin kecil dan halus (berukuran kurang dari 1 mikrometer) sebuah partikel, maka partikel tersebut akan bertahan di udara lebih lama dan dapat dihilangkan dengan adanya presipitasi. Sedangkan semakin besar ukuran partikel (lebih besar dari 10 mikrometer), maka partikel tersebut akan bertahan di tanah akibat gravitasi selama berjam-jam.
Teknologi Pengontrol Partikulat
Berdasarkan pertimbangan lingkungan, sebagian besar sektor industri diharuskan untuk mengoperasikan sistem pengumpul debu (dust collection) untuk mengontrol emisi partikulat. Sistem yang digunakan harus terdapat inertial collectors (cyclonic separator), kain filter (baghouse), filter elektrostatis yang dipasang di masker wajah, wet scrubber, dan juga precipitator elektrostatis.
1. Cyclonic Separator
Sebuh cyclonic separator digunakan untuk menghilangkan partikulat yang berukuran besar dan kasar (coarse) yang umum digunakan di tahapan pertama pada proses kontrol emisi partikulat atau disebut pre-cleaner. Hal ini juga sangat efisien untuk menghilangkan partikel yang berukuran halus dan dapat dioperasikan secara terus-menerus tanpa harus sering dimatikan untuk maintenance.
2. Wet Scrubber
Wet scrubber melakukan proses penghilangan partikulat dengan melewatkan udara kotor melalui scrubbing solution (biasanya merupakan campuran air dengan senyawa-senyawa lain) yang membebaskan partikulat untuk menempel dengan molekul cair.
3. Baghouse
Baghouse bekerja dengan memaksa udara kotor melewati sebuah filter kain yang kemudian meninggalkan partikulat pada bagian luar dan memungkinkan udara bersih untuk dialirkan ke atmosfer atau disirkulasikan kembali ke ruangan. Kain yang digunakan untuk baghouse terbentuk dari polyester, fiberglass, dan lapisan kain berupa PTFE (juga terkenal sebagai Teflon).
4. Electrostatic Precipitator
Electrostatic precipitator bekerja secara elektrik mengisi udara kotor untuk melewatinya. Udara yang bermuatan yang melewati presipitator melalui plate besar akan menarik partikel bermuatan di udara untuk mengumpulkan partikulat dan kemudian menghasilkan udara bersih yang akan diresirkulasi atau dihembuskan kembali.
Baca juga: Mengenal Efek Rumah Kaca sebagai Dampak dari Revolusi Industri
Dampak bagi Lingkungan
Partikulat sebagai salah satu polutan di udara menyebabkan banyak dampak, salah satunya dampak lingkungan. Apa saja dampak lingkungan yang dapat disebabkan oleh partikulat ini? Berikut adalah dampak lingkungan yang ditimbulkan.
1. Gangguan Penglihatan
Partikulat yang berukuran halus (PM2,5) merupakan penyebab utama dari pengurangan penglihatan atau penyebab kabut.
2. Kerusakan Lingkungan
Partikel dapat dibawa sejauh mungkin oleh angin dan akan bertahan di tanah atau air dalam waktu yang lama. Berdasarkan dari komposisi kimianya, partikel tersebut dapat menyebabkan hal-hal berikut:
- Menyebabkan air danau dan alirannya menjadi asam;
- Mengubah keseimbangan nutrien di perairan pantai dan aliran sungai yang besar;
- Menyebabkan penipisan nutrien di tanah;
- Merusak hutan dan hasil pertanian;
- Berdampak pada diversitas suatu ekosistem; dan
- Berkontribusi dalam hujan asam.
3. Kerusakan Bangunan
Partikulat dapat meninggalkan bekas dan kerusakan pada batu dan material lainnya, termasuk di dalamnya kerusakan pada patung atau monumen.
4. Black Carbon
Black carbon (BC), disebut carbon black atau elemental carbon (EC), atau juga dikenal sebagai jelaga (soot) terbentuk dari gugusan karbon murni, bola kerangka dan fullerenes, yang merupakan salah satu aerosol penyerap di atmosfer.
BC yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil diestimasikan oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) dalam Fourth Assessment Report of the IPCC, 4AR, turut berkontribusi dalam radiasi global dengan rata-rata +0,2 W/m2 dengan range dari +0,1 W/m2 hingga +0,4 W/m2.
Baca juga: Mengenal HIRADC, Metode Untuk Asesmen Keselamatan Kerja
Dampak bagi Kesehatan
Selain menimbulkan dampak bagi lingkungan, partikulat dapat menyebabkan dampak bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Ukuran partikulat berkaitan langsung dengan potensinya untuk menyebabkan masalah kesehatan. Partikel yang berukuran diameter berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer dapat menyebabkan masalah kesehatan terparah, karena dapat masuk ke dalam paru-paru dan juga bisa masuk ke dalam peredaran darah.
Terpapar partikel dapat memberikan efek pada paru-paru maupun jantung Anda. Masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan, yaitu:
- Kematian prematur pada manusia akibat dari penyakit jantung atau penyakit paru-paru;
- Serangan jantung nonfatal;
- Detak jantung yang tidak normal;
- Asma yang parah;
- Penurunan fungsi paru-paru; dan
- Peningkatan gejala penyakit respirasi, seperti iritasi pada saluran pernapasan, batuk, atau kesulitan pernapasan.
Berdasarkan penelitian bahwa kelompok yang berisiko mengalami masalah kesehatan akibat terpapar partikulat adalah orang dewasa yang memiliki riwayat penyakit paru-paru atau jantung kronis, anak kecil, dan orang yang memiliki riwayat asma. Anak kecil dan balita sangat rentan karena mereka menghirup udara lebih banyak daripada orang dewasa. Tambahan lain, anak kecil memiliki sistem imun yang masih belum matang yang menyebabkan mereka rentan terhadap paparan partikulat daripada orang dewasa.
Regulasi di Indonesia
Regulasi yang mengatur tentang pencemaran udara di Indonesia tertulis dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara.
Dalam peraturan tersebut diatur indeks standar pencemaran udara meliputi parameter PM10 dan PM2,5. Untuk menghitung indeks standar pencemaran udara (ISPU) partikulat dengan melakukan pengukuran selama 24 jam secara terus-menerus terdapat pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara Lampiran I. Untuk PM2,5 disampaikan tiap jam selama 24 jam. Sedangkan untuk PM10, SO2, CO, O3, NO2, dan hidrokarbon diambil nilai ISPU dengan parameter tertinggi dan paling sedikit disampaikan setiap pukul 09.00 dan 15.00.
Kesimpulan
Partikulat adalah campuran kompleks yang berukuran sangat kecil yang berbentuk partikel kecil atau tetesan (droplet) cairan. Partikulat terbentuk dari berbagai macam ukuran, dengan ukurannya kira-kira 10 mikrometer yang dapat masuk ke dalam paru-paru kita dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Jenis-jenis partikulat dibedakan dari ukurannya, yaitu partikulat yang berukuran besar (coarse) berdiameter lebih kecil dari 10 mikrometer disebut PM10 dan partikulat yang berukuran sangat halus (fine) berdiameter lebih dari 2,5 mikrometer disebut PM2,5.
Partikulat dapat menyebabkan dampak bagi lingkungan dan juga dampak kesehatan bagi manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan pengadaaan teknologi pengontrol yang dapat mengontrol emisi partikulat.
Solar Industri menyediakan pembelian Bio Solar B30 dan Marine Fuel Oil untuk kebutuhan industri dan bunker service. Cek penawaran kami selengkapnya pada halaman produk.