Apabila kita membahas mengenai pesawat udara, maka kita perlu mengetahui juga bahan bakar yang digunakan pesawat. Bahan bakar pesawat terbang yang kita ketahui adalah Avtur.
Namun, apakah hanya avtur saja? Simak artikel di bawah ini yang akan membahas jenis-jenis lain dari bahan bakar kapal terbang dan pemanfaatannya.
Kehidupan kita tidak pernah terlepas dari berbagai macam kendaraan. Kendaraan dibutuhkan manusia untuk menjalankan roda kehidupan, memudahkan mobilitas dalam pergerakan, dan memudahkan dalam memutarkan ekonomi suatu negara.
Salah satu kendaraan yang cukup banyak peminatnya adalah pesawat udara. Kendaraan bermotor yang dapat dikendarai di udara pertama dikenalkan oleh Wright brothers, yaitu Orville Wright dan Wilbur Wright. Saat itu, pesawat udara masih banyak memerlukan perbaikan hingga dapat dikatakan aman untuk mengangkut manusia terbang.
Kini, pesawat udara telah mengalami banyak perbaikan-perbaikan yang membuatnya menjadi salah satu moda transportasi yang paling aman dan banyak digunakan oleh manusia untuk bepergian dan melakukan aktivitas.
Pesawat udara juga membantu kita terhindar dari kemacetan jalanan yang dapat menyita waktu dan menghambat perjalanan kita.
Apa itu Bahan Bakar Pesawat?
Bahan bakar pesawat terbang adalah bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yang digunakan untuk menerbangkan pesawat udara. Pada umumnya memiliki persyaratan yang lebih ketat daripada bahan bakar yang digunakan di jalan dan mengandung zat aditif yang berfungsi untuk meningkatkan dan juga menjaga bagian-bagian pesawat udara dalam melakukan proses pembakaran dan perawatan.
Bahan bakar dari pesawat terbang umumnya terbuat dari bahan baku kerosin karena kerosin cukup mudah ditemukan. Selain terbuat dari bahan baku kerosin, ada jenis lainnya dari bahan bakar. Selanjutnya kita akan membahas jenis bahan bakar kapal terbang dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis-Jenis Bahan Bakar Pesawat
Dalam catatan sejarahnya, penelitian dan eksperimen pembuatan pesawat dimulai pada tahun 810 di Andalusia, Spanyol, yang dilakukan oleh seorang ilmuwan bernama Abbas Ibn Firnas.
Secara umum, masyarakat sering menganggap pesawat terbang dan pesawat udara sebagai istilah yang sama, merujuk pada kendaraan yang dapat terbang di udara.
Namun, dalam konteks penerbangan, perlu dicatat bahwa istilah “pesawat udara” mencakup kategori yang lebih luas, mencangkup pesawat terbang dan helikopter.
Terdapat dua (2) klasifikasi utama dari pesawat terbang. Pertama, ada pesawat yang lebih berat daripada udara atau disebut aerodinamis. Jenis ini mencakup autogiro, pesawat bersayap tetap, dan helikopter.
Kedua, terdapat pesawat yang lebih ringan daripada udara atau disebut aerostat, dengan contoh seperti kapal udara. Dari kedua klasifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai jenis bahan bakar pesawat yang digunakan di seluruh dunia.
Sebelumnya kita pernah membahas mengenai jenis bahan bakar Avtur dan Avgas, selanjutnya, kita akan membahas lebih banyak lagi terkait jenis bahan bakar pesawat berikut ini:
1. Bahan Bakar Jet
Bahan bakar jet merupakan bahan bakar yang memiliki warna bening hingga warna kekuningan (straw) dan terbentuk dari minyak tanah tanpa timbal (Jet A-1) atau campuran minyak tanah dengan kerosin (Jet B). Bahan bakar jet dapat digunakan pada mesin diesel maupun mesin turbin.
a. Jet A
Jet A merupakan bahan bakar jet yang digunakan dalam pesawat komersial modern dan campuran minyak tanah yang sangat halus. Bahan bakar ini terbakar di atas atau pada 47℃.
Bahan bakar ini juga memiliki titik bakar yang lebih tinggi dari bahan bakar yang berbahan baku bensin sehingga membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menyalakannya.
b. Jet A-1
Jet A-1 merupakan bahan bakar jet yang umum digunakan dan dikenal sebagai avtur (aviation turbine fuel). Avtur memiliki titik beku yang rendah, yaitu -47℃, dan cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar kapal udara yang melakukan perjalanan internasional yang akan melalui berbagai cuaca.
Avtur juga digunakan sebagai cairan hidrolik pada sistem kontrol mesin dan digunakan sebagai pendingin bagi beberapa komponen pembakaran.
c. Jet Campuran (Jet B)
Jet B merupakan bahan bakar jet campuran minyak tanah dengan nafta dengan komposisi 65% minyak tanah dan 35% kerosin. Jet B umum digunakan untuk penerbangan di daerah dengan temperatur rendah.
Titik beku Jet B mencapai -72℃ (apabila dibandingkan dengan Jet A-1 yang 47℃). Namun, mesin pesawat harus disesuaikan dengan bahan bakar ini apabila akan digunakan sebagai bahan bakar.
2. Avgas
Avgas (aviation gasoline) merupakan bahan bakar yang digunakan oleh pesawat udara yang berukuran kecil (pesawat pribadi), pesawat udara latihan, dan helikopter ringan yang bermesin piston.
Avgas yang tersedia di Amerika Serikat adalah bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah berdasarkan standar U.S. ASTM (American Society for Testing and Materials) D910 untuk Avgas 100 LL (low-lead).
3. Bensol
Bahan bakar bensol, yang sering disebut sebagai avtur oleh masyarakat umum, pada dasarnya adalah avgas. Avgas atau Aviation Gasoline adalah salah satu jenis bahan bakar untuk pesawat yang menggunakan mesin piston.
Sebaliknya, Avtur atau Aviation Turbine Fuel termasuk bahan bakar untuk pesawat dengan mesin turbin atau jet. Oleh karena itu, bensol atau avgas memiliki perbedaan dengan avtur.
4. JP-8
JP-8 adalah bahan bakar turbin yang digunakan secara luas oleh militer, terutama oleh NATO. JP-8 adalah modifikasi dari Jet A-1 dengan tambahan aditif untuk meningkatkan stabilitas termal, mencegah pembekuan, dan mengurangi korosi.
JP-8 digunakan oleh berbagai jenis pesawat militer, termasuk pesawat tempur, helikopter, dan kendaraan udara tanpa awak.
Dengan aditif khusus, JP-8 lebih stabil dalam kondisi ekstrem dan memiliki umur simpan yang lebih lama, membuatnya ideal untuk operasi militer.
5. TS-1
TS-1 adalah jenis bahan bakar turbin yang digunakan di Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet. TS-1 mirip dengan Jet A-1 tetapi dirancang untuk memenuhi spesifikasi lokal.
TS-1 digunakan oleh maskapai penerbangan dan militer di wilayah bekas Uni Soviet.
TS-1 memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan Jet A-1, membuatnya cocok untuk digunakan di iklim dingin seperti Rusia. TS-1 juga memiliki titik nyala yang tinggi, memastikan keamanan selama operasi.
6. Biofuel
Setelah mengetahui jenis-jenis bahan bakar yang umum digunakan, tentu kita penasaran juga apakah ada bahan bakar pesawat yang sedang dikembangkan apabila bahan bakar yang sekarang digunakan tiba-tiba tidak lagi tersedia di Bumi. Berikut 3 (tiga) jenis bahan bakar yang sedang dikembangkan atau umumnya disebut biofuel.
Menurut britannica.com, biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari biomass, dalam hal ini berasal dari tumbuhan, algae, atau jasad hewan. Biofuel merupakan energi terbarukan karena bahan bakunya lebih mudah ditemukan.
a. Biogas
Biogas merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari pengolahan limbah bahan organik (limbah domestik, kotoran hewan dan hewan, dan limbah organik) dengan memanfaatkan bakteri yang dapat menghasilkan gas metana dari aktivitas penguraian anaerobik.
b. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari minyak nabati, lemak hewan, dan lemak yang berasal dari rumah makan yang telah di-recycle. Biodiesel
c. Bioetanol
Bioetanol merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari teknik fermentasi umbi-umbian, biji-bijian, atau tanaman yang memiliki kandungan pati dan gula yang tinggi kemudian melalui proses destilasi.
Gas Alam Cair dan Gas Alam Terkompresi
Gas alam seperti gas alam cair dan gas alam terkompresi merupakan gas alam yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kapal terbang. Simak penjelasan lengkap terkait jenis gas alam cair dan terkompresi.
1. Gas Alam Cair (Liquefied Natural Gas)
Gas alam cair (liquefied natural gas) atau LNG merupakan gas alam yang digunakan sebagai bahan bakar pesawat, salah satu yang telah menggunakan bahan bakar LNG ini adalah Tupolev, yaitu produsen pesawat udara asal Rusia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rory A. Roberts, Sean R. Nuzum, dan Mitch Wolff yang berjudul “Liquefied Natural Gas as the Next Aviation Fuel” (2015) bahwa LNG dapat digunakan sebagai bahan bakar kapal udara.
LNG memiliki densitas yang rendah dan penggunaannya mirip seperti ketika menggunakan JP-8 (Jet propellant 8 jet fuel specified by MIL-DTL-83133).
2. Gas Alam Terkompresi (Compressed Natural Gas)
Gas alam terkompresi (compressed natural gas) atau CNG merupakan gas alam yang tidak berbau, tidak memiliki rasa, dan tidak beracun. CNG terdiri dari 93,05% gas metana, nitrogen, karbon dioksida, propana, dan etana.
CNG memiliki nilai oktan yang tinggi yang menyebabkan rasio kompresi yang tinggi dan dapat beradaptasi di mesin-mesin modern. CNG telah digunakan sebagai bahan bakar kapal udara contohnya di pesawat dari Aviat Aircrafts yang bernama Aviat Husky 200 dan pesawat dari Chomarat yang bernama VX-1 KittyHawk™.
Tangki Bahan Bakar Pesawat Terbang
Untuk memastikan tangki pesawat tetap dalam kondisi optimal, pemeriksaan dan perawatan rutin, yang dikenal sebagai draining sump, perlu dilakukan.
Para teknisi melakukan pengecekan serta penyesuaian pada sistem tangki dan peralatan terkait, dan melakukan pembersihan menyeluruh pada semua bagian tangki untuk mencegah masuknya kotoran.
Sistem tangki bahan bakar dapat dibagi menjadi dua kategori:
1. Tangki Bahan Bakar Internal
- Tangki Integral: Terletak di ruang kosong di dalam sayap, tangki ini memiliki bentuk horizontal panjang yang memerlukan penyekat untuk mencegah tumpahan bahan bakar saat pesawat melakukan manuver.
- Tangki Kandung Kemih: Dibuat dari bahan fleksibel yang kuat, tangki ini dapat berfungsi sebagai alternatif tangki kaku. Kemampuannya untuk digulung dan dimasukkan melalui lubang kecil, seperti lubang inspeksi, ke dalam rongga struktural yang dirancang khusus.
2. Tangki Bahan Bakar Eksternal
Tangki bahan bakar tambahan yang dipasang di luar disebut sebagai tangki drop, tangki eksternal, tangki sayap, tangki tiang, atau tangki perut. Penggunaan tangki eksternal biasanya bersifat satu kali pakai dan mudah dibuang setelah digunakan.
Harga Bahan Bakar Pesawat
Harga bahan bakar, khususnya avtur, bervariasi di setiap negara. Di Indonesia, harga avtur seringkali lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Misalnya, pada Februari 2024, harga avtur di Indonesia tercatat Rp 15.000 per liter, sementara di Singapura sekitar Rp 12.000 per liter. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor seperti pajak dan biaya distribusi.
Cara Mengisi Bahan Bakar Pesawat
Pengisian bahan bakar pada pesawat terbang adalah proses yang kritis dan harus dilakukan dengan standar keselamatan yang tinggi. Berikut adalah langkah-langkah utama yang biasanya diterapkan dalam prosedur pengisian bahan bakar:
1. Persiapan dan Keamanan
a. Parkir dan Penempatan Pesawat
Pesawat diparkir di area khusus yang sudah disiapkan untuk pengisian bahan bakar, jauh dari terminal penumpang untuk meminimalkan risiko. Roda pesawat diberi penghalang (chock) untuk memastikan pesawat tidak bergerak selama pengisian.
b. Grounding
Sebelum pengisian dimulai, pesawat dan truk bahan bakar di-grounded dengan kabel logam untuk mencegah percikan api akibat listrik statis. Ini adalah langkah penting untuk mencegah kebakaran.
2. Proses Pengisian
a. Koneksi Selang
Selang bahan bakar yang terhubung dengan truk bahan bakar dihubungkan ke nozzle pengisian di pesawat. Selang ini dilengkapi dengan katup otomatis yang akan menutup jika terjadi kebocoran.
b. Pemeriksaan Volumetrik
Sebelum bahan bakar mulai dipompa, jumlah bahan bakar yang akan diisi dihitung dengan tepat berdasarkan jarak penerbangan, bobot pesawat, dan kondisi cuaca. Hal ini penting untuk memastikan pesawat memiliki cukup bahan bakar tanpa kelebihan beban.
c. Pengisian dan Pemantauan
Proses pengisian dilakukan secara bertahap, dengan tim ground handling yang terus memantau tekanan dan aliran bahan bakar.
Alat pengukur di tangki pesawat akan menunjukkan saat tangki penuh, dan sistem otomatis akan menghentikan aliran bahan bakar untuk mencegah tumpahan.
3. Pasca-Pengisian
a. Pemeriksaan Akhir
Setelah pengisian selesai, semua koneksi selang dilepas dengan hati-hati, dan alat pengukur tangki diperiksa kembali untuk memastikan bahwa jumlah bahan bakar sesuai dengan perhitungan awal.
b. Penghapusan Grounding
Kabel grounding dilepas setelah semua peralatan telah dikemas dan dipastikan tidak ada kebocoran. Pesawat kemudian siap untuk melanjutkan operasinya atau diatur untuk keberangkatan.
4. Prosedur Tambahan
a. Pengisian Panas (Hot Refueling)
Dalam beberapa situasi darurat atau militer, pengisian bahan bakar dapat dilakukan saat mesin pesawat masih menyala (hot refueling). Prosedur ini memerlukan tim yang sangat terlatih dan peralatan khusus untuk mengurangi risiko kebakaran.
b. Pengisian di Udara (Aerial Refueling)
Untuk pesawat militer, pengisian bahan bakar bisa dilakukan di udara melalui pesawat tanker. Teknik ini memungkinkan pesawat untuk menambah jangkauan terbang tanpa harus mendarat.
Kesimpulan
Selain bahan bakar avtur, beberapa pesawat juga menggunakan bahan bakar lain. Bahan bakar yang digunakan dibedakan dari jenis-jenisnya, antara lain bahan bakar jet, avgas, biofuel, dan gas alam.
Penggunaan bahan bakar ini disesuaikan dengan karakteristik bahan baku, mesin pesawat, dan juga temperatur agar terhindar dari kecelakaan yang tidak diduga.
Semoga pengetahuan ini dapat memberi manfaat dan sampai jumpa di artikel kami selanjutnya!
Solar Industri menyediakan pembelian Bio-Solar B30 dan Jasa Bunker Service dengan produk Marine Fuel Oil Non-subsidi resmi Pertamina. Jika Anda tertarik, silakan kontak tim admin melalui laman website resmi kami.