Kenali Contoh Tumbuhan Bahan Bakar Biodiesel dan Proses Pengolahannya!

Bagikan:
tumbuhan bahan bakar biodiesel
Daftar Isi

Sebagai energi terbarukan yang berkelanjutan, jenis tumbuhan bahan bakar biodiesel tentu sangat melimpah jumlahnya. 

Selain itu, biodiesel memiliki sifat ramah lingkungan yang dapat menggantikan minyak bumi yang semakin menipis keberadaannya setiap harinya.

Berbeda dengan minyak bumi yang tidak dapat diperbarui, karena tumbuhan bahan bakar biodiesel yang sangat banyak jenisnya memungkinkannya menjadi alternatif yang sangat melimpah.

Lantas, apakah biosolar lebih efektif dan tumbuhan apa saja yang dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel? Simak penjelasan selengkapnya di dalam artikel ini.

Biodiesel 

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif pengganti solar untuk mesin diesel yang mencampurkan minyak nabati dengan minyak bumi dengan kadar perbandingan tertentu. 

Seperti pada biodiesel B40 yang berisi 60 % solar dan 40 % bahan bakar nabati berupa kelapa sawit. 

Diantara bahan baku pembuat biodiesel adalah minyak sawit, minyak jarak, minyak kelapa, minyak nyamplung, minyak ikan, dan PFAD atau palm fatty acid distillate.

Bahan olahan diesel terbagi menjadi dua kelompok yang berdasarkan pada lemak pangan atau editable fatty oil dan lemak non pangan atau non editable fatty oil

Diantara olahan biodiesel dari bahan pangan adalah kacang, sawit, kelapa, kelor, saga utan, kembang pulu, dan lainnya. 

Sedangkan olahan biodiesel non-pangan adalah jarak pagar, nyamplung, kemiri, nimba, randu alas, jarak landi, dan lainnya.

Dalam hal ini, minyak nabati merupakan dari tumbuhan bahan bakar biodiesel yang memang dapat ditanam dan tumbuh di beragam jenis lingkungan. 

Sehingga ini menjadikan biodiesel termasuk dalam energi alternatif yang terbarukan karena ketersediaannya yang sangat melimpah.

Contoh Tumbuhan bakar bakar biodiesel

Penggunaan biodiesel memiliki beragam keuntungan, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca, menghasilkan emisi karbon lebih rendah, meningkatkan kemandirian energi dengan menekan dependensi terhadap solar, dan mengembangkan ekonomi lokal.

Untuk mencapai hal-hal tersebut, penggunaan biosolar menjadi alternatif pengganti solar yang paling tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh tumbuhan bahan bakar biodiesel:

1. Minyak Sawit (crude palm oil/ CPO)

Crude palm oil merupakan bahan baku utama biodiesel yang diterapkan dalam program mandatori B40 dengan campuran 40% biodiesel dan 60% diesel. 

Minyak kelapa sawit mengandung ester metil atau etil asam lemak (FAME) yang memiliki sifat serupa dengan diesel konvensional, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif untuk mesin diesel tanpa melakukan modifikasi pada mesin.

Selain itu, tumbuhan bahan bakar biodiesel ini juga mengandung senyawa gliserol, sejumlah kecil air dari proses produksi, dan senyawa minor seperti fosfat dan logam-logam berat. 

Senyawa minor yang dalam jumlah kecil tersebut berlaku sebagai kontaminan yang perlu dibersihkan untuk menghasilkan bahan bakar yang dapat digunakan.

Diantara keuntungan penggunaan biosolar dari minyak sawit adalah pembangunan kilang biodiesel yang membuka lapangan pekerjaan baru bagi tenaga kerja dan desa sekitar untuk berkembang 

Selain itu, tumbuhan bahan bakar biodiesel ini memiliki pembakaran yang bersih, tidak beracun, dapat diperbarui, dapat diterima, harga yang terjangkau, dan menjadi energi berkelanjutan.

2. Jarak Pagar

tumbuhan bahan bakar biodiesel jarak pagar
Ilustrasi Tumbuhan Jarak Pagar (Sumber: Wikipedia)

Biji dari tumbuhan jarak pagar ini merupakan bahan yang mengandung rendaman 35% – 45% minyak nabati yang kemudian dapat diproses menjadi biodiesel dan minyak bakar.

Diantara keunggulan jarak pagar adalah budidaya yang mudah, tahan terhadap cuaca dan hama, juga biaya pemeliharaan yang rendah. 

Hal ini memungkinkan tumbuhan bahan bakar biodiesel ini tidak memerlukan hutan baru, pasalnya jarak pagar dapat memanfaatkan lahan marginal yang ada di Indonesia. 

Apalagi dengan sifatnya yang termasuk dalam bahan non-pangan, sehingga stabilitas pangan tidak akan terganggu. 

Selain itu, tumbuhan ini dianggap berkualitas tinggi karena memiliki titik beku rendah (70C), memiliki viskositas atau kekentalan zat cair yang cukup rendah, dan mengandung asam lemak bebas atau free fatty acid yang rendah.

Baca Juga: Bahan Bakar Diesel: Pengertian, Jenis, dan Kegunaannya

3. Kemiri Sunan

Biji dari tumbuhan kemiri sunan mengandung 40% – 50% kadar minyak, yang termasuk tinggi dan dapat diolah menjadi biodiesel.

Diantara keuntungan tumbuhan bahan bakar biodiesel ini adalah dari aspek kemandirian energi untuk wilayah yang cukup jauh dari akses energi konvensional. 

Hal ini memungkinkan untuk mengolah kemiri sunan menjadi biodiesel lokal yang memiliki nilai kalor tinggi setara dengan kelapa sawit.

Apalagi tumbuhan ini juga memiliki peran besar dalam program rehabilitasi lahan dalam memulihkan kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas lingkungan

Namun, kemiri sunan memerlukan teknik budidaya khusus untuk mendapatkan hasil optimal dan sedangkan petani lokal masih kurang dalam hal pengetahuan budidaya yang efisien. 

Selain itu, diperlukannya peningkatan teknologi yang lebih efisien untuk menghasilkan rendemen tinggi sehingga dapat memitigasi biaya produksi dan meningkatkan skala produksi.

Baca Juga: 10 Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Yuk Jaga Kelestarian

Proses Pengolahan Tumbuhan Bahan Bakar Biodiesel

proses pengolahan tumbuhan bahan bakar biodiesel
Ilustrasi Pengolahan Biodiesel

Umumnya, tumbuhan bahan bakar biodiesel akan melewati empat proses, mulai dari transesterifikasi, pencucian, pengerian, dan filtrasi. 

Namun khusus untuk biodiesel berbahan baku dari minyak kelapa sawit akan dimulai dengan proses pemurnian atau esterifikasi sebelum akhirnya melalui empat proses sebelumnya. 

Pada proses esterifikasi tersebut, CPO akan menjadi refined, bleached, and deodorized palm oil atau RBDPO.

Berikut adalah proses pengolahan tumbuhan bahan bakar diesel secara umum:

1. Transesterifikasi 

Pada transesterifikasi tahap I, minyak sawit atau tumbuhan bahan bakar biodiesel akan dicampur dengan kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH30H) yang kemudian didiamkan selama 1-2 jam dengan suhu 58-65℃.

Pertama-tama asam lemak atau FAME akan dimasukkan ke dalam reaktor dan akan melalui proses pemanasan sampai suhu tertentu sambil terus diaduk dengan pengaduknya. 

Lalu, campuran metanol dan KOH akan dimasukkan pada suhu reaktor 63℃ yang akan mulai menghitung reaksinya dan didiamkan selama 1-2 jam.

Hasil reaksi tersebut akan membentuk metil ester dengan konversi 94% dan kemudian akan diendapkan dalam jangka waktu khusus.

Endapan tersebut akan menghasilkan metil ester dan gliserol yang terpisah secara alami dengan posisi gliserol berada di lapisan bawah karena jenisnya lebih berat.

Selanjutnya, gliserol akan dikeluarkan dari reaktor untuk melanjutkan transesterifikasi tahap II yang hanya memerlukan waktu lebih sedikit dalam proses pengendapannya. 

2. Pencucian 

Di tahap ini, senyawa yang tidak diperlukan dan dapat merusak kualitas seperti sedikit gliserol dan metanol akan dihilangkan. 

Proses pencucian ini akan dilakukan pada suhu 55℃  sebanyak tiga kali hingga pH campuran menjadi normal, yakni pH 6.6-7.2).

3. Pengeringan 

Tahap ini digunakan untuk menghilangkan air yang bercampur pada metil ester dengan mengeringkannya selama 10 menit dan pada suhu 130℃.

Pertama-tama akan dipanaskan pada suhu 95℃ secara sirkulasi, dimana ujung pipa sirkulasinya akan ditempatkan di tengah permukaan cairan agar udara panas dapat menyentuh bagian atas biodiesel. 

4. Filtrasi 

Pada tahap ini, biodiesel akan melalui filtrasi atau proses penyaringan untuk menghilangkan kontaminan atau partikel kotor yang tercipta selama proses. 

Diantaranya seperti karat yang terbentuk dari dinding realtor atau berasal dari kotoran bahan baku. 

Filter berukuran sama atau kurang dari 10 mikron dapat menyaring dan menghasilkan biodiesel yang murni dan aman digunakan karena dapat menjangkau partikel yang kecil sekali pun. 

Kesimpulan 

Demikian adalah penjelasan lengkap mengenai tumbuhan bahan bakar biodiesel beserta contoh dan pengolahannya menjadi energi alternatif ini yang memiliki banyak manfaat untuk lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Anda dapat berkontribusi dalam pemanfaatannya dengan beralih pada biodiesel secara perlahan. 

Solar Industri, salah satu perusahaan yang menawarkan produk biodiesel B40 dengan campuran 40 persen biosolar dari minyak nabati untuk digunakan. Anda dapat langsung mengunjungi kontak kami untuk mengetahui informasi selengkapnya!

Tags:

Butuh Informasi Lebih Lanjut?

Apabila anda tertarik dengan penawaran kami, konsultasikan segera kebutuhan anda dengan menghubungi kontak kami untuk mendapatkan informasi lebih detail terkait produk perusahaan.