Green diesel hadir sebagai bentuk bahan bakar diesel generasi baru — lebih efisien, rendah emisi, dan ramah lingkungan, tanpa perlu modifikasi mesin.
Di Indonesia, teknologi ini mulai dikembangkan oleh Pertamina untuk mendukung transisi menuju energi terbarukan di sektor industri dan transportasi.
Apa Itu Green Diesel (Solar Hijau)?
Green Diesel adalah bahan bakar cair hasil pengolahan minyak nabati atau lemak hewani menggunakan proses hydrotreating (hidrogenasi) — berbeda dengan biodiesel yang dibuat melalui transesterifikasi.
Secara kimia, green diesel memiliki struktur hidrokarbon yang identik dengan solar fosil, namun bersumber dari bahan nabati, sehingga bisa digunakan langsung di mesin diesel tanpa campuran tambahan.
Karakteristik Utama Green Diesel:
- Mengandung hidrokarbon jenuh (paraffinic) tanpa oksigen.
- Nilai kalor tinggi, setara dengan solar konvensional.
- Warna bening kehijauan, menunjukkan kemurnian bahan bakar.
- Dapat digunakan di semua mesin diesel modern tanpa modifikasi.
- Menghasilkan emisi karbon dan sulfur yang lebih rendah.
Kesimpulan:
Green diesel adalah bahan bakar terbarukan generasi lanjutan yang mampu menggantikan solar fosil sepenuhnya dengan performa dan kompatibilitas yang sama.
Proses Produksi Green Diesel
Green diesel diproduksi dari minyak nabati seperti kelapa sawit, minyak jelantah, limbah pertanian, atau lemak hewan melalui proses hydroprocessing.
Tahapan Produksi Utama:
- Hydrotreating:
Menggunakan gas hidrogen untuk menghilangkan oksigen dari minyak nabati, menghasilkan hidrokarbon jenuh. - Hydrocracking & Isomerisasi:
Mengatur panjang rantai karbon agar sesuai dengan standar bahan bakar diesel. - Purifikasi:
Menghilangkan sulfur dan residu, menghasilkan bahan bakar murni berwarna bening kehijauan.
Hasil akhirnya disebut HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) atau Renewable Diesel, yang dapat didistribusikan menggunakan infrastruktur bahan bakar yang sama dengan solar biasa.
Green Diesel vs Biodiesel: Apa Bedanya?
Meski sama-sama berasal dari minyak nabati, green diesel dan biodiesel (FAME) memiliki perbedaan mendasar dalam proses produksi dan karakter kimianya.
| Aspek | Green Diesel (HVO) | Biodiesel (FAME) |
|---|---|---|
| Proses Produksi | Hydrotreating (hidrogenasi) | Transesterifikasi |
| Kandungan Oksigen | Tidak ada | 10–12% |
| Komposisi | Hidrokarbon murni | Ester metil asam lemak |
| Kompatibilitas Mesin | 100% tanpa modifikasi | Maks. 20–50% campuran |
| Nilai Kalor | Setara solar fosil | Sedikit lebih rendah |
| Umur Simpan | 12+ bulan | Lebih singkat |
| Emisi Karbon | Lebih rendah | Rendah |
| Stabilitas Penyimpanan | Sangat tinggi | Rentan oksidasi |
Kesimpulan:
Biodiesel cocok untuk campuran solar (B30–B50), sedangkan green diesel adalah pengganti penuh yang benar-benar menyerupai solar fosil — tapi bersumber dari energi terbarukan.
Apa Kerugian dari Solar Hijau (Green Diesel)?
Meski unggul dari sisi performa dan emisi, green diesel memiliki beberapa tantangan utama dalam penerapannya:
- Biaya Produksi Tinggi
Proses hidrogenasi memerlukan investasi besar dalam katalis dan suplai gas hidrogen. - Ketersediaan Bahan Baku Terbatas
Bergantung pada pasokan minyak nabati (CPO, jelantah, biomassa). - Infrastruktur Produksi Belum Merata
Diperlukan kilang dengan teknologi co-processing seperti milik Pertamina di Dumai dan Plaju. - Harga Jual Lebih Mahal
Karena biaya produksi dan logistik yang lebih kompleks.
Namun, dengan peningkatan kapasitas produksi nasional dan dukungan pemerintah terhadap energi hijau, biaya green diesel diperkirakan akan semakin kompetitif dalam 5–10 tahun ke depan.
Apa Perbedaan antara Solar Hijau dan Solar Biru?
Banyak orang sering bingung membedakan solar hijau dan solar biru. Padahal keduanya memiliki perbedaan signifikan:
| Aspek | Solar Hijau (Green Diesel) | Solar Biru (Dexlite / Pertamina Dex) |
|---|---|---|
| Sumber Energi | Nabati (terbarukan) | Fosil (minyak bumi) |
| Kandungan Sulfur | <10 ppm | <50 ppm |
| Warna | Hijau muda / bening | Biru muda |
| Ramah Lingkungan | Ya (low carbon) | Ya (low sulfur) |
| Terbarukan | Ya | Tidak |
| Harga | Lebih tinggi | Kompetitif |
| Penggunaan | Industri & mesin diesel umum | Kendaraan diesel modern Euro 4 |
Jadi, solar hijau adalah bahan bakar ramah lingkungan dan terbarukan, sedangkan solar biru adalah versi lebih bersih dari solar fosil biasa.
Apakah Solar Hijau Sama dengan Solar Biasa?
Tidak sama.
Solar biasa berasal dari minyak bumi, sedangkan solar hijau (green diesel) dihasilkan dari minyak nabati dan limbah biomassa.
Secara sifat kimia, keduanya sama-sama hidrokarbon, namun perbedaannya terletak pada sumber energi dan dampak lingkungannya.
| Aspek | Solar Biasa | Solar Hijau |
|---|---|---|
| Sumber | Fosil (minyak bumi) | Nabati (minyak sawit, limbah) |
| Emisi Karbon | Tinggi | Rendah |
| Kandungan Sulfur | 500–2000 ppm | <10 ppm |
| Ramah Lingkungan | Tidak | Ya |
| Nilai Kalor | 35–40 MJ/L | 34–39 MJ/L |
Solar hijau bisa digunakan di mesin diesel tanpa perubahan apa pun, menjadikannya alternatif ideal bagi industri yang ingin menekan emisi karbon tanpa mengorbankan performa.
Mengapa Bahan Bakar Diesel Dapat Berwarna Hijau?
Warna pada bahan bakar umumnya ditambahkan secara sengaja (chemical dye) untuk membedakan jenis atau segmentasi penggunaannya.
Fungsi Pemberian Warna Hijau:
- Membedakan jenis bahan bakar non-subsidi (industri).
- Menandai bahan bakar ramah lingkungan atau rendah sulfur.
- Mencegah penyalahgunaan bahan bakar bersubsidi.
Beberapa negara, termasuk Indonesia, menggunakan warna hijau pada bahan bakar tertentu untuk menandakan kelas premium atau industri non-subsidi, bukan selalu karena bahan bakarnya “alami hijau”.
Jadi, tidak semua solar berwarna hijau adalah “green diesel”. Warna tersebut bisa jadi hanya kode identifikasi dari distributor.
Implementasi Green Diesel di Indonesia
Indonesia menjadi salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang mengembangkan green diesel berbasis sawit (CPO).
Langkah-Langkah yang Sudah Dijalankan:
- Pertamina melalui Kilang Dumai dan Plaju memproduksi D-100, yaitu diesel dengan 100% bahan nabati.
- Program ini merupakan lanjutan dari keberhasilan B30 dan B40 (campuran biodiesel).
- Teknologi co-processing refinery memungkinkan pengolahan minyak sawit bersama minyak bumi untuk menghasilkan renewable diesel bersertifikat internasional.
Target nasional: menjadikan Indonesia produsen utama bahan bakar terbarukan (green fuel) di Asia pada tahun 2030.
Potensi Green Diesel untuk Industri dan Manufaktur
Bahan bakar diesel hijau memiliki potensi besar untuk diterapkan di sektor:
- Pembangkit listrik diesel industri (genset, PLTD).
- Alat berat, kendaraan logistik, dan truk industri.
- Boiler, furnace, dan mesin manufaktur.
Manfaat bagi Sektor Industri:
- Efisiensi energi tinggi dan stabilitas pembakaran.
- Tidak perlu modifikasi mesin atau infrastruktur.
- Menurunkan emisi CO₂ dan sulfur hingga 80%.
- Mendukung pencapaian target ESG (Environmental, Social, Governance).
Dengan adopsi green diesel, perusahaan dapat meningkatkan reputasi keberlanjutan (sustainability) sekaligus mengurangi biaya lingkungan (environmental cost) dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Green Diesel (Solar Hijau) adalah inovasi penting dalam perjalanan menuju energi bersih dan berkelanjutan.
Berbeda dari biodiesel, bahan bakar ini memiliki kualitas identik dengan solar fosil namun berasal dari sumber nabati, menjadikannya pengganti ideal di masa depan.
Meskipun masih menghadapi tantangan biaya dan kapasitas produksi, keunggulannya dalam efisiensi, kompatibilitas mesin, dan pengurangan emisi menjadikan green diesel sebagai solusi transisi energi yang realistis bagi sektor industri dan transportasi berat.
Intinya: Green diesel bukan hanya bahan bakar, tetapi simbol masa depan energi bersih Indonesia.
Supplier Solar Industri & Biodiesel B40 — PT Megah Anugerah Energi
Sebagai penyedia energi industri terpercaya, PT Megah Anugerah Energi melalui SolarIndustri.com siap mendukung kebutuhan bahan bakar ramah lingkungan, legal, dan efisien untuk sektor industri non-subsidi di seluruh Indonesia.
Kami melayani:
- Penjualan & distribusi Solar Industri (Biodiesel B40) resmi Pertamina.
- Suplai bahan bakar non-subsidi untuk pabrik, pelabuhan, dan proyek konstruksi.
- Jasa konsultasi efisiensi energi & penyimpanan bahan bakar.
- Armada tangki bersertifikat dengan pengiriman tepat waktu dan aman.
Keunggulan Kami:
- Harga kompetitif & transparan.
- Legalitas resmi izin niaga umum Pertamina.
- Dukungan teknis dan layanan pelanggan 24 jam.
Hubungi kontak PT Megah Anugerah Energi untuk mendapatkan penawaran dan harga terbaik dari tim kami.







