Biodiesel B40: Manfaat, Harga, Kelebihan, dan Kekurangannya

Bagikan:
Biodiesel B40 adalah bahan bakar alternatif yang mengandung 60 persen solar dan 40 persen (BBN) bahan bakar nabati berupa minyak kelapa sawit.
Biodiesel B40
Daftar Isi

Setelah B35 berjalan dengan baik selama 2023, biodiesel B40 kemudian menjadi terobosan baru pemerintah dalam menerapkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. 

B40 mengandung campuran dari 60% solar dan 40% bahan bakar nabati (BBN). Biosolar ini mulai uji terap sejak Mei 2024 yang lalu.

Setelah uji terap biodiesel B40 selama delapan bulan pada kereta api, kapal laut, mesin pertanian, alat berat, dan pembangkit listrik, bahan bakar ini dapat diimplementasikan mulai 1 Januari 2025. 

Pengertian Biodiesel B40

B40 adalah Biodiesel bahan bakar alternatif yang mengandung 60 persen solar dan 40 persen (BBN) bahan bakar nabati berupa minyak kelapa sawit.

Tujuan pemerintah memberlakukan program ini adalah untuk menekan dependensi terhadap penggunaan bahan bakar fosil yang menyebabkan emisi karbon berlebih.

Hal itu karena penggunaan biodiesel atau alternatif pengganti solar yang diproduksi dengan sumber daya terbarukan ini dapat mengurangi emisi karbon.

Selain itu, biodiesel jenis ini yang tidak mengandung sulfur ini memungkinkan penggunaannya menjadi ramah lingkungan, lebih bersih, dan juga menghemat devisa.

Baca Juga: 10 Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Yuk Jaga Kelestarian 

Manfaat Biodiesel B40 

manfaat biodiesel b40 untuk mengurangi emisi gas
Ilustrasi Emisi Gas Sebagai Tujuan Biodiesel B40 (Sumber: Pexels)

Selain membatasi penggunaan solar berbasis fosil, Bahan Bakar B40 Biodiesel memiliki beberapa manfaat lainnya, yakni:

1. Menekan impor BBM

Pada dasarnya biodiesel berguna untuk menekan ketergantungan pada impor BBM. Sehingga, program B40 ini merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi penggunannya.

2. Menghemat devisa

Indonesia dapat menghemat pengeluaran untuk impor BBM jenis solar hingga 25 triliun. 

Hal tersebut tertera pada siaran pers Kementerian ESDM pada 3 Januari 2025 lalu yang menyatakan bahwa B40 menghemat devisa sebesar Rp.147,5 triliun untuk B40, sedangkan B35 menghemat sebesar Rp.122,98.

3. Meningkatnya nilai tambah CPO 

Istilah nilai tambah merujuk pada selisih lebih antara nilai produk dengan nilai biaya input yang mencakup biaya CPO dan produk lainnya, termasuk gaji pekerja.

Peningkatan nilai tambah crude palm oil (CPO) menjadi produk biodiesel mencapai sebesar Rp20,9 triliun

Jika nilai tambah CPO tersebut meningkat, daya saing industri kelapa sawit dan pertumbuhan ekonomi juga dapat meningkat.

4. Menyerap tenaga kerja

Hal ini juga menjadi dampak dari CPO yang memungkinkan untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan tenaga kerja.

Biodiesel menggaet banyak sekali pekerja yang terdiri dari 14 ribu orang dengan kegiatan off-farm dan 1,95 juta orang dengan on-farm.

5. Mengurangi emisi gas 

Biodiesel ini dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 41,46 juta ton CO2e per tahunnya.

Hal ini menjadi manfaat yang memungkinkan penggunaan biodiesel menjadi lebih ramah lingkungan.  

Pengurangan emisi gas dapat memperbaiki kualitas udara, meningkatkan kesehatan masyarakat, menghemat biaya penggunaan energi, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Efek Rumah Kaca: Arti, Penyebab, Dampak, & Cara Mengatasinya

Perjalanan Program Mandatori Biodiesel B40 

ilustrasi program mandatori biodiesel b40
Ilustrasi Biodiesel B40 (Sumber: Kementerian ESDM)

Program mandatori biodiesel berawal dari B2,5 yang mengandung campuran solar dan 2,5 persen biodiesel. Lalu meningkat menjadi 7,5 pada tahun 2008 hingga 2010.

Kemudian kembali bertambah menjadi 10% dan 15% pada tahun 2015. Setelahnya pada tahun 2016 meningkat menjadi 20% biodiesel dan 80% solar.

Program terus berjalan hingga pada Januari 2020 meningkat menjadi B30. Indonesia terus saja menghadapi tantangan dan perbaikan melalui program mandatori biodiesel ini.

Sehingga pada 1 Februari 2023 biosolar B35 siap menggantikan B30 dengan 35% kadar biodiesel dan 75% minyak solar.

Program biodiesel B40 mulai melakukan uji terap pada 2024. Sehingga pemerintah dapat mengalokasian bahan bakar baru ini sejak 1 Januari 2025 secara bertahap.

Hal ini dengan tujuang menghabiskan pasokan biodiesel B35 yang masih tersedia sebelum akhirnya mendistribusikan B40. 

Harga Biodiesel B40

Dari Saleh Abdurrahman, seorang Anggota BPH Migas yang dilansir dari Kompas.com yang menyatakan bahwa harga biodiesel B40 yang menggantikan B35 akan tetap sama karena adanya subsidi dari pemerintah.

Penetapan harga biodiesel atau biosolar sendiri tergantung pada jenis BBM tertentu (JBT) yakni subsidi dan non subsidi. Tarif biodiesel B40 yang menggantikan B35 adalah sebesar 6.800 per liternya.

Sehingga, meskipun harganya setara dengan B35, B40 memberikan lebih banyak keunggulan dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi.

Kelebihan dan Kekurangan Biodiesel B40 

Secara umum, biodiesel memang memiliki banyak kebermanfaatan, baik untuk lingkungan maupun manusia. 

Namun, tetap saja perlu untuk mengetahui kekurangan dari penggunaan biodiesel, sehingga dapat menjadi pertimbangan ketika akan menggunakannya. 

Pada tahun 2022, pengujian biodiesel baru b40 pada overhaul mesin yang kemudian menghasilkan analisa bahan bakar ini terhadap komponen mesinnya

Kelebihan biodiesel B40 adalah bersifat biodegradable. Hal ini memungkinkannya untuk terurai secara alami dengan cepat dan aman untuk lingkungan. 

Namun, karena sifatnya yang dapat kembali berubah ke alam dengan cepat maka perlu untuk dilakukan penanganan yang baik, dari segi penyimpanan maupun penggunannya.

Karena jika bahan bakar memiliki sifat yang cepat terurai, akan ada potensi adanya perubahan kimia pada bahan bakar itu. 

Penggunaan biodiesel harus mematuhi standar agar dapat mengurangi dan mencegah adanya kerusakan pada mesin atau komponen lainnya.

Program mandatori biodiesel B40 teru melakukan perbaikan hingga pada tahun 2024 lalu dapat dilakukan uji terap. 

Perbaikan yang dilakukan mencakup kandungan air yang mudah diserap biodiesel karena bersifat higroskopis, stabilitas oksidasi, dan monogliserida dalam biodiesel yang perlu ditekan jumlahnya.

Kesimpulan 

Bahan bakar dengan campuran 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen minyak solar menjadi salah satu terobosan untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. 

Biodiesel B40 akan mengalokasikan bahan bakar ini sebanyak 15,6 juta kilo liter yang mencakup 7,55 juta kl untuk PSO (Public Service Obligation) dan 8,07 juta untuk non-PSO.

Sebelum diterapkannya biodiesel B40, Anda juga perlu melakukan uji coba dengan menggunakan B30 atau B35 untuk merasakan kebermanfaatannya. 

Solar Industri sebagai supplier resmi Pertamina hadir dengan produk Bio Solar (B30) Non-Subsidi yang dapat menjadi pertimbangan untuk menjajal bahan bakar yang lebih ramah lingkungan ini.Bila Anda berminat dengan produk kami, silakan menghubungi kontak kami untuk informasi selanjutnya!

Tags:

Butuh Informasi Lebih Lanjut?

Apabila anda tertarik dengan penawaran kami, konsultasikan segera kebutuhan anda dengan menghubungi kontak kami untuk mendapatkan informasi lebih detail terkait produk perusahaan.