Lantas, apakah biofuel menjadi salah satu energi yang patut dipertahankan? Artikel ini akan memberikan penjelasan lengkap mengenai kelebihan dan kekurangan biofuel hingga upaya untuk mengatasi kekurangan bahan bakar biofuel.
Apa Itu Biofuel dan Mengapa Menjadi Alternatif Energi Masa Depan
Biofuel adalah bahan bakar yang terbuat dari bahan organik atau biomassa seperti, jagung, tebu, minyak nabati, lemak hewani, limbah pertanian, hingga limbah rumahan. Bahan bakar ini diolah dengan metode berbeda-beda tergantung dari jenis yang akan dibuat.
Mulai dari proses fermentasi untuk membuat bioetanol, proses transesterifikasi untuk membuat biodiesel, dan proses anaerobik untuk membuat biogas dapat digunakan.
Biofuel dipercaya dapat menjadi alternatif energi yang ramah lingkungan bagi masa depan, karena dapat diperbarui. Material organiknya sebagai bahan baku yang tersedia melimpah, memungkinkan produksi dilakukan cepat dan memberikan ketersediaan yang cukup.
Sementara itu, bahan bakar fosil terbentuk secara alami di kerak bumi dari proses pembusukan organisme purba. Proses pembentukannya yang membutuhkan waktu jutaan tahun, membuat pasokannya tidak bisa dengan cepat diperbarui. Oleh karena itu, biofuel dapat menjadi alternatif energi di masa depan.
4 Kelebihan Biofuel yang Menguntungkan Lingkungan dan Industri
Sebagai informasi, kelebihan biofuel tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan. Namun juga berdampak baik bagi industri dan negara. Berikut beberapa keuntungan yang bisa didapat dari penggunaan biofuel.
1. Ramah Lingkungan dan Mengurangi Emisi Karbon
Biofuel menjadi bahan bakar ramah lingkungan, karena terbuat dari bahan-bahan organik. Bahan organik tidak hanya menghasilkan produksi minyak yang baik.
Namun juga berkontribusi dalam meminimalisir emisi karbon saat terjadi proses pembakaran pada kendaraan. Sebab, kandungan karbondioksida yang dilepaskan ke udara telah diproses oleh tanaman selama masa tumbuhnya.
Dengan begitu, pelepasan karbondioksida saat proses pembakaran terjadi secara seimbang atau sesuai dengan jumlah yang diserap tanaman. Oleh karena itu, biofuel dinilai ramah lingkungan dan mampu mengurangi emisi karbon.
2. Dapat Diperbarui (Renewable) dan Tidak Bergantung pada Fosil
Selain ramah lingkungan, biofuel juga menjadi bahan bakar yang mudah diperbarui. Material utamanya yang terbuat dari bahan organik, memungkinkan tanaman bisa ditanam kapanpun. Meskipun dalam praktiknya, terkadang memicu kompetisi, karena bahan baku yang digunakan untuk biofuel berasal dari tanaman pangan.
Kendati demikian, masalah ini bisa ditangani dengan beberapa cara, seperti mendorong produktivitas pertanian, pemanfaatan limbah, hingga mengembangan biofuel generasi kedua.
3. Meningkatkan Kemandirian Energi Nasional
Penggunaan biofuel sebagai bahan bakar, tidak hanya memberikan efek baik bagi lingkungan. Namun juga perekonomian negara. Sebab, bahan bakunya bisa ditanam sendiri dan proses produksinya bisa menggunakan tenaga kerja Indonesia.
Jika biofuel menjadi bahan bakar utama, maka hal ini juga akan menekan ketergantungan impor bahan bakar fosil. Mengingat, bahan bakar tersebut rentan mengalami kenaikan harga global, krisis geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar.
4. Mendorong Ekonomi Hijau dan Lapangan Kerja Baru
Kelebihan lainnya adalah produksi biofuel yang membutuhkan banyak bahan baku dari tanaman, akan memberikan dampak baik bagi lingkungan. Sebab, hal ini akan mendorong ketersediaan lahan hijau yang akan diolah menjadi biofuel, dan meningkatkan perekonomian.
Dalam proses produksinya, pabrik pembuatan biofuel juga bisa menggunakan tenaga kerja lokal. Dengan begitu, ketersediaan lapangan kerja baru juga bertambah.
Kekurangan Biofuel yang Perlu Diperhatikan
Meskipun biofuel dinilai lebih unggul dibanding bahan bakar fosil, tetapi bahan bakar organik tetap memiliki kekurangan yang penting untuk diperhatikan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Biaya Produksi yang Masih Relatif Tinggi
Salah satu kekurangan yang dapat menghambat ketersediaan biofuel adalah proses produksinya yang relatif tinggi. Proses pengolahan yang membutuhkan teknologi khusus, mengharuskan pabrik menganggarkan biaya yang tidak sedikit.
2. Persaingan dengan Sektor Pangan
Meskipun bahan bakunya lebih rendah dibanding material untuk bahan bakar fosil, tetapi ketersediaannya bersaing dengan kebutuhan pangan. Sementara, harga pangan bergerak secara dinamis dan cenderung naik.
Oleh karena itu, produksi biofuel membutuhkan lahan khusus agar memiliki pasokan material organik yang cukup untuk proses produksi. Dengan begitu, jumlah pasokan pangan dan energi tidak tumpang tindih dan tetap tersedia.
3. Kualitas dan Efisiensi Energi Masih di Bawah Bahan Bakar Fosil
Kelemahan lain dari penggunaan biofuel adalah kualitas dan efisiensinya masih di bawah bahan bakar fosil. Hal ini mengacu pada energi yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam kendaraan.
Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, energi hasil pembakarannya lebih rendah. Maka, untuk menghasilkan tenaga yang besar, dibutuhkan biofuel dengan volume lebih banyak.
Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam komposisi kimia. Bahan bakar biofuel, memiliki kandungan oksigen lebih tinggi dibanding bahan bakar fosil. Oleh karena itu, energi yang dilepaskan saat pembakaran lebih kecil.
4. Membutuhkan Lahan Luas untuk Produksi
Biofuel juga membutuhkan lahan luas untuk produksi. Mulai dari proses penanaman bahan baku hingga tempat produksi yang layak.
Meskipun proses penanaman tampaknya mudah dilakukan, tetapi tanaman bahan baku biofuel cenderung membutuhkan ruang tanam yang luas. Selain itu, ruang tanam tidak bisa digunakan terus menerus tanpa jeda untuk menghasilkan bahan baku.
Ada kalanya ruang tanam membutuhkan rotasi tanaman, peremajaan lahan, dan pengembalian nutrisi tanah. Hal inilah yang membuat kebutuhannya semakin besar.
Di samping itu, pabrik pembuatan biofuel juga membutuhkan area yang cukup luas. Terlebih jika kapasitas yang akan diproduksi besar, maka pabrik memerlukan berbagai peralatan besar pula. Akses jalan lebar, parkir truk, loading dock, hingga ruang manuver kendaraan besar juga mendorong ketersediaan lahan yang luas.
Upaya Mengatasi Kekurangan Biofuel
Keterbatasan lahan, teknologi, dan biaya dapat menjadi penghambat ketersediaan biofuel yang ramah lingkungan. Sebab, hal ini dapat menurunkan produksi dan ketersediaannya di masyarakat.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Mulai dari penggunaan jenis bahan baku yang merata, meningkatkan teknologi untuk produksi, dan memanfaatkan sumber energi alternatif lainnya.
Selain itu, pemerintah juga bisa memberi dukungan melalui kebijakan, insentif, dan strategi jangka panjang yang sesuai dengan transisi energi nasional dan global.
Penutup
Itulah kelebihan dan kekurangan biofuel yang penting untuk diketahui. Di satu sisi, biofuel dapat menjadi pilihan bakar bakar alternatif. Mudah diperbarui, emisi karbon minim, dan ramah lingkungan. Namun, tantangannya juga patut menjadi perhatian. Perencanaan yang tidak matang, dapat mengorbankan dan menyebabkan kegagalan dalam proses produksi.
Dukung Energi Ramah Lingkungan Bersama PT Megah Anugerah Energi
Penggunaan biofuel bukan hanya langkah untuk menyelamatkan lingkungan, tetapi juga sebagai upaya terlepas dari ketergantungan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, mari beralih menggunakan bahan bakar organik untuk masa depan berkelanjutan bersama PT Megah Anugerah Energi.
Kami melayani:
- Penjualan biodiesel B40 dengan komposisi 40% bahan bakar nabat dan 60% solar seharga Rp21.250 /liter
- Jasa pengisian bahan bakar kapal laut
- Proses pembuatan dan penyewaan tangki solar untuk industri
Hubungi kontak PT Megah Anugerah Energi atau kunjungi website untuk informasi lebih lanjut.





