Sekitar 5.000 tahun sebelum Masehi, bangsa Asyiria, Babilonia kuno, dan Sumeria berhasil menemukan minyak bumi sebagai bahan dasar utama dalam pembuatan bahan bakar. Tidak dapat memungkiri bahwa minyak bumi tersebut akan habis jika kami terus menerus mengambilnya.
Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut muncullah alternatif lain berupa bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati yang bisa kita sebut HVO. Lalu apa itu HVO? Apa saja manfaatnya? Untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama artikel ini.
Pengertian HVO
Hydrotreated Vegetable Oil atau HVO adalah bahan bakar nabati yang dihasilkan melalui proses hidrogenasi minyak nabati atau lemak hewani. Bahan baku untuk HVO biodiesel meliputi berbagai jenis minyak nabati, seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung, bahkan minyak jelantah, serta jenis minyak lainnya.
Dapat dipastikan HVO fuel ini dapat menggantikan bahan bakar yang biasa kita gunakan karena ketersediaan bahannya yang akan selalu ada. Selain itu, dengan menggunakan jenis bahan bakar ini kita dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil serta mengurangi emisi karbon.
Kilang pengolahan HVO fuel, yang dikenal sebagai biorefinery, juga dapat memproduksi berbagai produk lainnya, mulai dari biofuel hingga biokimia yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri petrokimia.
Selain itu, terdapat juga istilah HVO biodiesel. Apa itu HVO biodiesel?
HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) biodiesel adalah bahan bakar terbarukan yang dihasilkan dari minyak nabati melalui proses hidrogenasi, yang menghasilkan bahan bakar yang lebih bersih dibandingkan biodiesel konvensional. bahan bakar ini memiliki kualitas serupa dengan diesel fosil namun menghasilkan emisi yang lebih rendah.
Perbedaan HVO dan FAME
HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) adalah dua jenis biodiesel yang berbeda dalam proses produksi, sifat, dan performa. Berikut adalah rincian perbedaan FAME dan HVO adalah antara lain:
1. Proses Produksi
- HVO: Diproduksi melalui proses hidrogenasi minyak nabati atau lemak hewani, di mana hidrogen digunakan untuk menghilangkan oksigen dari bahan baku.
- FAME: Diproduksi melalui proses transesterifikasi, di mana minyak nabati atau lemak hewani dicampur dengan alkohol (biasanya metanol) dan katalis untuk menghasilkan ester (biodiesel).
2. Kualitas Bahan Bakar
- HVO: Kualitasnya sangat mirip dengan diesel fosil karena tidak mengandung oksigen, yang membuatnya lebih stabil, tahan terhadap oksidasi, dan memiliki angka cetane yang lebih tinggi.
- FAME: Mengandung oksigen, sehingga kurang stabil dan lebih rentan terhadap oksidasi. Angka cetane biasanya lebih rendah dibanding HVO.
3. Emisi
- HVO: Menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah serta sedikit atau tidak ada emisi sulfur dan NOx. Lebih ramah lingkungan dibanding FAME.
- FAME: Mengurangi emisi CO2 dibanding diesel fosil, tetapi emisi NOx bisa lebih tinggi dibanding HVO dan bahan bakar diesel konvensional.
4. Kompatibilitas dengan Mesin
- HVO: Dapat langsung digunakan dalam mesin diesel tanpa perlu modifikasi. Sangat kompatibel dengan standar bahan bakar diesel modern.
- FAME: Biasanya digunakan sebagai campuran (biasa disebut B5, B20, dll.) dalam mesin diesel. Pada konsentrasi tinggi, bisa menimbulkan masalah seperti penyumbatan filter akibat sifat higroskopisnya (menyerap air) dan degradasi lebih cepat.
5. Penggunaan dan Aplikasi
- HVO: Cocok digunakan sebagai bahan bakar murni (drop-in fuel) dalam kendaraan diesel, industri, penerbangan, dan kelautan.
- FAME: Biasanya dicampur dengan diesel fosil dalam persentase tertentu untuk mengurangi emisi, dan jarang digunakan sebagai bahan bakar murni.
Tahapan Produksi Diesel HVO
Setelah membaca sekilas apa itu HVO dan HVO biodiesel, serta perbedaannya dengan FAME, kali ini kita akan membahas tentang tahapan apa saja yang akan dilewati dalam pembuatannya. Tahapan produksi dari diesel HVO adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Bahan Baku
Sumber utama untuk jenis ini meliputi minyak nabati (seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai, atau minyak canola) dan lemak hewani. Bahan baku ini dapat berasal dari sumber baru atau limbah dari industri makanan.
2. Pretreatment
Selanjutnya adalah memproses bahan baku tersebut untuk menghilangkan kotoran dan kontaminan yang dapat mengganggu proses hidrogenasi.
3. Hidrogenasi
Pada tahap ini, minyak atau lemak tersebut direaksikan dengan hidrogen di bawah suhu dan tekanan tinggi, menggunakan katalis. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan oksigen dari molekul minyak atau lemak, sehingga menghasilkan hidrokarbon yang lebih stabil dan menyerupai diesel fosil.
4. Pemurnian
Selanjutnya adalah memurnikan produk hasil hidrogenasi untuk mengeliminasi zat-zat tidak diinginkan, menghasilkan diesel berkualitas tinggi yang siap digunakan.
Manfaat HVO
Berikut penjelasan dari manfaat Diesel HVO adalah antara lain:
1. Ramah Lingkungan
Jenis bahan bakar ini menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan diesel fosil, membantu mengurangi jejak karbon dan dampak pemanasan global. Selain itu, bahan bakar ini tidak mengandung sulfur, sehingga emisi sulfur dioksida (SO2), yang berkontribusi pada hujan asam, hampir nihil.
Terakhir, jenis bahan bakar ini juga mengurangi polutan seperti partikel (PM) dan nitrogen oksida (NOx) yang merusak kualitas udara.
2. Kompatibel dengan Infrastruktur Diesel
Anda dapat menggunakan bahan bakar ini langsung dalam mesin diesel yang ada tanpa perlu modifikasi, sehingga mempermudah transisi ke bahan bakar terbarukan. Selain itu, memiliki kualitas mirip dengan bahan bakar diesel fosil, sehingga tidak memerlukan perubahan signifikan pada sistem distribusi bahan bakar atau mesin.
3. Kinerja Lebih Baik
Bahan bakar ini memiliki angka cetane yang lebih tinggi, yang menghasilkan pembakaran yang lebih efisien dan bersih, serta meningkatkan performa mesin. HVO fuel juga lebih stabil dibandingkan FAME biodiesel dan tahan terhadap oksidasi, sehingga memiliki umur simpan yang lebih lama dan tidak mudah rusak.
4. Cocok untuk Lingkungan Ekstrem
Jenis bahan bakar ini tetap stabil pada suhu rendah, membuatnya ideal untuk digunakan di iklim dingin tanpa risiko pembekuan atau pengentalan seperti yang terjadi pada biodiesel FAME.
5. Pengurangan Polusi Air
Bahan bakar ini bebas dari senyawa oksigen, sehingga membersihkan dan menjaga keamanan penggunaannya di dekat perairan atau daerah sensitif lingkungan, termasuk di sektor maritim.
Kesimpulan
Demikianlah artikel kali ini yang membahas tentang Jenis bahan bakar nabati. Jadi HVO adalah sebuah bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati. Dengan kualitas yang mirip diesel fosil, bahan bakar ini menghasilkan emisi yang lebih rendah, bebas sulfur, dan lebih ramah lingkungan.
Selain itu juga lebih bersih untuk lingkungan perairan dan berpotensi menjadi solusi bahan bakar alternatif yang berkelanjutan, membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Jika Anda tertarik untuk membeli bahan bakar serupa, percayakan Megah Anugerah Energi yang menyediakan berbagai jenis bahan bakar yang salah satunya adalah bio solar yang sama-sama memiliki kandungan minyak nabati.
Segera lakukan pembelian atau sekedar bertanya mengenai kebutuhan bahan bakar Anda pada kontak yang kami sediakan.