Industri energi menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Di tengah krisis iklim yang semakin nyata, upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi sangat penting.
Salah satu tantangan utama dalam sektor energi, termasuk energi berbasis solar, adalah tingginya emisi CO₂ yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil. Untuk itu, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon hadir sebagai solusi.
Dalam konteks ini, dua pendekatan yang sering dibahas adalah Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dan Carbon Capture and Storage (CCS). Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai apa itu CCUS, bagaimana cara kerjanya, dan perbedaannya dengan CCS.
Apa Itu Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS)?
CCUS adalah teknologi yang berfungsi untuk menangkap karbon dioksida dari sumber emisi besar seperti pembangkit listrik, kilang minyak, dan pabrik industri.
Setelah ditangkap, karbon tersebut tidak langsung dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, ia dimanfaatkan (utilization) untuk berbagai keperluan industri atau disimpan secara permanen (storage) di bawah permukaan tanah.
Teknologi ini dianggap sebagai solusi transisi energi karena memungkinkan industri tetap beroperasi sambil mengurangi emisi karbon secara signifikan. Beberapa teknologi yang digunakan dalam CCUS meliputi:
- Absorpsi kimia menggunakan amina
- Adsorpsi fisik
- Membran pemisah CO₂
- Teknologi cryogenic dan looping oksigen
Baca Juga: Apa itu Panel Surya? – Definisi, Fungsi, dan Cara Kerja
Bagaimana Proses CCUS Bekerja?

1. Penangkapan Karbon (Carbon Capture)
Proses ini merupakan tahap awal dari CCUS. Karbon dioksida ditangkap dari:
- Pembangkit listrik berbahan bakar fosil
- Pabrik semen
- Pabrik baja dan kilang minyak
Teknologi penangkap karbon memisahkan CO₂ dari gas buang sebelum dilepaskan ke atmosfer. Teknologi yang paling umum adalah post-combustion capture. Namun, terdapat juga pre-combustion dan oxy-fuel combustion yang mulai berkembang.
2. Pemanfaatan Karbon (Utilization)

CO₂ yang telah ditangkap bisa digunakan kembali dalam berbagai sektor:
- Produksi bahan bakar sintetis, seperti metanol atau bahan bakar berbasis hidrogen.
- Industri kimia, untuk pembuatan urea, plastik, dan bahan kimia lainnya.
- Industri beton dan konstruksi, untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan beton melalui teknologi carbon curing.
- Budidaya alga, CO₂ sebagai bahan baku pertumbuhan alga untuk biofuel atau produk farmasi.
Selain itu, beberapa startup dan perusahaan teknologi telah mengembangkan metode inovatif dalam memanfaatkan CO₂ sebagai bahan baku untuk produk konsumsi seperti minuman berkarbonasi, tinta cetak, hingga material bangunan inovatif.
Inovasi-inovasi ini menambah dimensi baru terhadap potensi ekonomi dari karbon yang ditangkap.
3. Penyimpanan Karbon (Storage)
Jika tidak dimanfaatkan, karbon dioksida dapat disimpan secara permanen di bawah tanah melalui teknik geosequestration. Lokasi penyimpanan biasanya berupa:
- Reservoir minyak dan gas yang sudah habis
- Akuifer asin dalam
- Formasi geologi stabil lainnya
Contoh proyek sukses: Proyek Sleipner di Norwegia telah menyimpan sekitar 1 juta ton CO₂ per tahun sejak 1996. Selain itu, ada proyek Gorgon di Australia dan Quest di Kanada.
Di Indonesia, beberapa studi juga telah dilakukan untuk mengidentifikasi potensi lokasi penyimpanan di Kalimantan dan Sumatera.
Baca Juga: Mengenal Bahan Bakar Traktor dan Jenis-Jenisnya, Termasuk Biodiesel!
Apa Itu Carbon Capture and Storage (CCS)?
CCS adalah teknologi yang serupa dengan CCUS, namun hanya fokus pada penangkapan dan penyimpanan karbon tanpa proses pemanfaatan. Tujuan utamanya adalah mencegah karbon masuk ke atmosfer dengan menyimpannya secara permanen.
CCS umumnya digunakan di:
- Pembangkit listrik tenaga batu bara
- Industri berat yang menghasilkan CO₂ dalam jumlah besar
Teknologi ini lebih sederhana dalam konsep dibanding CCUS, tetapi cenderung tidak memberikan nilai ekonomi tambahan karena karbon hanya disimpan.
Meskipun demikian, CCS memiliki keunggulan tersendiri dalam hal penerapan cepat dan minim kompleksitas industri. Beberapa negara memanfaatkan CCS sebagai tahap awal sebelum transisi penuh ke CCUS.
Perbedaan CCUS dan CCS
Aspek | CCUS | CCS |
Definisi | Teknologi yang menangkap, memanfaatkan, dan menyimpan karbon | Teknologi yang menangkap dan menyimpan karbon tanpa pemanfaatan |
Pemanfaatan CO₂ | Bisa digunakan dalam industri (bahan bakar sintetis, kimia, dll.) | Tidak ada pemanfaatan; hanya disimpan |
Dampak Ekonomi | Potensi menghasilkan nilai ekonomi dari karbon yang tertangkap | Tidak menghasilkan nilai ekonomi langsung |
Keberlanjutan | Lebih berkontribusi pada ekonomi sirkular | Terbatas pada pengurangan emisi |
Kompleksitas Teknologi | Lebih kompleks karena mencakup tahap pemanfaatan | Lebih sederhana, fokus pada penyimpanan |
Potensi Pengembangan | Lebih fleksibel untuk beragam sektor industri | Terbatas pada sektor energi dan industri berat |
Manfaat dan Tantangan CCUS dalam Industri Solar
Manfaat:
- Mengurangi jejak karbon dari proses pembangkitan dan distribusi energi solar.
- Meningkatkan efisiensi energi dengan memanfaatkan kembali karbon yang ditangkap.
- Mendorong inovasi dalam penggunaan karbon untuk produk bernilai ekonomi.
- Memperluas portofolio energi bersih dengan integrasi ke dalam rantai pasok industri energi.
- Mendukung ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
- Meningkatkan daya saing global, karena tren keberlanjutan kini menjadi perhatian utama di pasar internasional.
Tantangan:
- Investasi awal yang tinggi, termasuk biaya infrastruktur dan teknologi.
- Keterbatasan infrastruktur penyimpanan di beberapa wilayah.
- Kebijakan dan regulasi yang belum seragam di setiap negara.
- Kurangnya tenaga kerja terampil dalam pengelolaan dan operasionalisasi teknologi ini.
- Ketidakpastian pasar karbon dan nilai jual dari CO₂ yang dimanfaatkan.
- Isu sosial dan lingkungan, seperti resistensi masyarakat lokal terhadap proyek penyimpanan bawah tanah.
Potensi Masa Depan dan Implikasi Kebijakan

Teknologi CCUS di masa depan diprediksi akan memainkan peran penting dalam pencapaian target net-zero emission secara global. Untuk itu, dukungan dari pemerintah dalam bentuk:
- Subsidi dan insentif fiskal
- Regulasi yang mendukung pembangunan infrastruktur
- Kemitraan publik-swasta
sangat dibutuhkan untuk mempercepat adopsi teknologi ini.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Norwegia, dan Kanada telah menunjukkan kemajuan dalam pengembangan CCUS.
Sementara itu, Indonesia melalui Kementerian ESDM telah menyusun roadmap jangka panjang penerapan teknologi ini dalam sektor energi, terutama migas dan industri berat.
Penelitian dan pengembangan lokal juga mulai digalakkan di universitas dan lembaga riset nasional. Selain itu, sinergi antara sektor swasta dan pemerintah menjadi krusial untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur.
Baca Juga: Transisi Energi: Definisi, Contoh, dan Perkembangan di Indonesia
Kesimpulan
CCUS adalah teknologi yang memungkinkan pengurangan emisi karbon secara signifikan melalui pendekatan yang tidak hanya menyimpan tetapi juga memanfaatkan karbon. Dibandingkan dengan CCS, teknologi CCUS menawarkan keunggulan dari sisi ekonomi dan keberlanjutan karena CO₂ yang ditangkap dapat diolah menjadi produk bernilai.
Di sektor energi, termasuk energi solar, CCUS berperan penting dalam mendukung transisi menuju energi bersih. Dengan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi produksi energi, teknologi ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk keberlanjutan lingkungan dan ekonomi global.
Dukungan dari kebijakan yang progresif, investasi teknologi, serta kolaborasi lintas sektor akan menentukan sejauh mana teknologi ini dapat diadopsi secara luas dan memberi dampak nyata bagi masa depan planet ini.
Dukung energi yang lebih bersih dan berkelanjutan! Pelajari lebih lanjut bagaimana Solar Industri dapat membantu mewujudkan solusi energi rendah karbon melalui produk dan layanan berikut:
- Biodiesel B40: Energi terbarukan ramah lingkungan
- Bunker Service: Solusi bahan bakar efisien untuk industri
- Tangki Solar: Infrastruktur penyimpanan energi yang andal
Kunjungi website kami dan hubungi tim Solar Industri untuk diskusi lebih lanjut mengenai penerapan teknologi energi berkelanjutan dalam bisnis Anda!