Bahan bakar kereta api adalah sumber energi yang dipakai untuk mengoperasikan transportasi kereta api.
Apabila Anda bertanya, apa bahan bakar kereta api? Jawabannya adalah, terdapat berbagai jenis bahan bakar kereta api sesuai dengan jenis keretanya.
Untuk mengetahui apa aja saja jenis bahan bakar kereta api, mari simak artikel berikut!
Jenis-jenis Bahan Bakar Kereta Api
1. Kayu Bakar
Sumber energi ini dirancang untuk kategori kereta dengan sistem uap.
Kayu bakar, seperti jati, mahoni, dan karet, dipilih berdasarkan kemampuannya menghasilkan panas tinggi, membara dalam waktu lama, serta mudah didapatkan.
Pada awal abad ke-20, kayu bakar menjadi bahan utama yang digunakan untuk menggerakkan kereta uap.
Hal tersebut berawal ketika perusahaan kereta api yang didirikan pada masa Hindia Belanda mendistribusikan sekitar 20 lokomotif uap B22 buatan Jerman ke Pulau Jawa.
Kereta api tersebut dapat menghubungkan kota-kota penting seperti Surabaya, Semarang, dan Jakarta.
Walaupun kereta uap dengan bahan bakar kayu sudah tidak lagi digunakan secara luas dalam transportasi modern, beberapa di antaranya tetap beroperasi untuk tujuan wisata.
Sepur Kluthuk di Solo misalnya, masih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman kereta api uap dari masa lalu.
2. Batu Bara
Sumber energi ini sesuai untuk jenis kereta uap juga.
Prosesnya terjadi ketika batu bara atau kayu dipanaskan hingga mampu mendidihkan air dan menghasilkan uap, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan kereta api.
Bahan bakar ini pernah populer karena ketersediaannya yang melimpah di alam serta harganya yang relatif murah.
Pada masanya, kereta api B22 berbahan bakar batu bara mampu mencapai kecepatan hingga 55 km/jam
3. Minyak Bumi
Pada awal tahun 1900an, minyak bumi dipakai sebagai substitusi bahan bakar kayu bakar maupun batu bara untuk kereta api uap,
Energi ini lebih fleksibel dalam hal penyimpanan dan penggunaannya.
Setelah era kereta uap berakhir, minyak bumi mulai digunakan untuk menggerakkan kereta api diesel yang lebih efisien dan mampu menempuh jarak yang lebih jauh.
Minyak bumi, terutama Biosolar B35, masih digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia untuk bahan bakar kereta api sekarang pada beberapa lokomotif diesel yang belum dialiri listrik.
Namun, penggunaan bahan bakar ini secara bertahap ditinggalkan karena dampak negatifnya terhadap lingkungan.
PT KAI misalnya, kini perlahan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
4. Listrik
Bahan bakar kereta api yang semakin populer saat ini adalah energi listrik.
Di kota-kota besar seperti Jabodetabek, kereta listrik sudah menjadi bagian yang biasa bagi masyarakat.
Secara teknis, daya pada kereta listrik dapat disimpan di atas kereta, disalurkan melalui jaringan bawah tanah, atau disimpan dalam baterai.
Popularitas energi listrik terus meningkat karena keunggulannya yang hemat energi, ramah lingkungan, dan lebih efisien dari segi tenaga.
Di Indonesia, contoh transportasi berbasis listrik yang sudah banyak digunakan adalah KRL, MRT, dan LRT.
5. Gas Alam
Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar transportasi saat ini masih dalam tahap uji coba dan belum digunakan secara luas.
Energi ini diperkirakan dapat mengurangi impor bahan bakar minyak karena sifatnya yang lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan minyak bumi dan batu bara.
PT Kereta Api Indonesia juga tengah menguji coba penggunaan gas alam sebagai bahan bakar kereta api untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Di sejumlah negara, penggunaan gas alam sebagai bahan bakar kereta api semakin populer karena dapat mengurangi polusi secara signifikan.
6. Energi Terbarukan
Beberapa negara sedang mengembangkan penggunaan energi terbarukan, seperti energi angin dan matahari, sebagai bahan bakar untuk kereta api.
Meskipun demikian, pemanfaatan tenaga ini masih terbatas pada skala yang relatif kecil.
7. Magnet
China dan Jepang telah berhasil menerapkan teknologi magnet sebagai bahan bakar untuk kereta api di negara mereka.
Teknologi ini menggunakan prinsip magnetic levitation pada kereta cepat, di mana medan magnet antara kereta dan rel memungkinkan kereta melayang tanpa kontak fisik.
Meskipun mirip dengan listrik, teknologi ini lebih efisien dalam menciptakan gaya angkat yang mengurangi gesekan dan memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi.
Cara Kerja, Kelebihan, dan Kekurangan Bahan Bakar Kereta Api
Masing-masing bahan bakar yang dijelaskan memiliki cara kerja, kelebihan, serta kekurangan masing-masing. Berikut kami sajikan untuk Anda.
Bahan Bakar Kereta Api | Cara Kerja | Kelebihan | Kekurangan |
Kayu Bakar | Kereta digerakkan melalui uap bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh kayu yang telah dibakar dalam ketel. | Mudah didapatkan dan memiliki harga yang murah. | Memiliki tingkat utilisasi energi yang rendah; memproduksi polusi dalam bentuk asap. |
Batu Bara | Energi gerak didapatkan melalui uap bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh batu bara dalam ketel. | Sumber daya berlimpah dan lebih murah dibandingkan solar atau listrik; menghasilkan tenaga dalam skala besar. | Emisi gas rumah kaca tinggi; membutuhkan perawatan intensif; efisiensi konversi energi rendah. |
Minyak Bumi (Solar) | Digunakan dalam mesin diesel; pembakaran bahan bakar menghasilkan tenaga mekanis yang mendorong keret. | Efisiensi energi lebih tinggi; mesin tangguh sehingga cocok untuk rute jarak jauh. | Emisi gas buang tinggi; menghasilkan suara yang dapat mengganggu; membutuhkan perawatan teknis yang lebih rumit. |
Gas Alam | Digunakan pada mesin berbahan bakar gas alam, memberikan tenaga penggerak dengan emisi yang lebih rendah. | Memiliki tingkat emisi yang relatif rendah; harga berpotensi lebih ekonomis tergantung pada ketersediaan lokal. | Melibatkan penggunaan infrastruktur tertentu seperti stasiun pengisian gas; memiliki harga yang fluktuatif. |
Energi Terbarukan (Listrik) | Kereta digerakkan oleh listrik dari jalur elektrifikasi atau baterai internal yang menyalurkan energi ke mesin. | Ramah lingkungan tanpa emisi langsung; torsi tinggi, percepatan cepat sehingga memberikan kenyamanan bagi penumpang. | Infrastruktur elektrifikasi mahal dan membutuhkan waktu panjang; bergantung pada pasokan listrik yang stabil. |
Magnet (Maglev) | Memanfaatkan medan magnet untuk mengangkat dan menggerakkan transportasi di atas rel yang bersifat magnetik sehingga dapat meminimalisir gesekan. | Kecepatan sangat tinggi dengan gesekan minim; tidak menghasilkan emisi gas buang langsung. | Infrastruktur sangat mahal dan kompleks; termasuk teknologi baru sehingga biaya perawatan tinggi dan memerlukan teknisi khusus. |
Kesimpulan
Penggunaan bahan bakar pada kereta api sangat bervariasi, mulai dari kayu bakar hingga energi magnetik pada kereta modern.
Masing-masing bahan bakar memiliki kelebihan dan kekurangan yang memengaruhi efisiensi, dampak lingkungan, dan biaya operasional.
Bahan bakar tradisional seperti kayu, batu bara, dan minyak bumi kini semakin ditinggalkan karena dampaknya terhadap polusi dan lingkungan.
Di sisi lain, energi listrik, gas alam, dan teknologi magnet menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dan efisien, meskipun membutuhkan infrastruktur yang mahal dan kompleks.
Sebagai distributor resmi Pertamina, Solar Industri mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak untuk operasional perusahaan dari berbagai industri. Kontak kami sekarang!