Kondisi finansial sangat menentukan tingkat produktivitas perusahaan. Guna mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, salah satu upaya yang dilakukan adalah investasi.
Bahkan, investasi kini memiliki tren tersendiri yang ramai diminati oleh para investor, yaitu Environment, Social, and Governance (ESG).
Namun, metode investasi konvensional seperti jual-beli tanah cenderung berisiko pada kerusakan lingkungan.
Pembangunan properti sering kali juga mengganggu masyarakat sekitar. Investasi semacam itu tanpa disadari mengakibatkan pelanggaran hukum.
Kekhawatiran inilah yang mendasari diberlakukannya investasi berbasis ESG, sebuah langkah baru untuk mengembangkan bisnis tanpa imbas atau konsekuensi berlebih.
Dengan demikian, seluruh lapisan perusahaan– mulai dari karyawan, pemasok, investor, hingga pimpinan– dapat beroperasi secara aman.
Perusahaan dapat mempertimbangkan aspek etis tersebut demi terciptanya keuntungan yang lebih strategis.
Untuk mengetahuinya lebih dalam, kami menyajikan ulasan mengenai pengertian, pengaruhnya, dan cara mengimplementasikannya pada perusahaan. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa itu ESG?
ESG adalah akronim dari Environmental, Social, and Governance. Namun, orang awam kerap menyebutnya dengan investasi berkelanjutan, investasi hijau, atau socially responsible investing (SRI). Sementara, perusahaan menggunakannya sebagai pedoman utama dalam menjalankan investasi.
Strategi investasi ESG bertumbuh secara pesat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, pasar modal kini sudah banyak yang mengadopsi produk berkriteria ESG, seperti reksa dana, perusahaan pialang, atau robo-advisor.
Menurut Investopedia.com, investor menyaring potensi suatu perusahaan melalui tiga kriteria, yaitu lingkungan, sosial, dan pemerintah.
Hal ini juga dapat membantu investor menghindari perusahaan yang mungkin menimbulkan risiko keuangan yang lebih besar dari pengeluaran untuk praktik lingkungan.
Kriteria lingkungan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan konservasi sumber daya alam. Contohnya seperti kebijakan atas pengelolaan limbah berbahaya, pengelolaan emisi beracun, dan AMDAL.
Jika sudah berkontribusi pada lingkungan, maka perusahaan akan mendapatkan kondisi yang baik juga untuk menjalankan operasionalnya.
Kriteria sosial memastikan adanya interaksi dan pemberian hak yang baik antara pihak-pihak dalam perusahaan, antara pekerja, pemasok, konsumen, hingga pemimpinnya. Pastikan bahwa tidak ada kasus konflik kepentingan dan segera konsolidasikan jikalau ada.
Sementara, kriteria pemerintah berhubungan dengan bagaimana perusahaan menerapkan metode finansial yang akurat dan transparan.
Regulasi, hukum, hak etik, serta sistem manajemen perlu dioptimalkan supaya dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata dari investor. Kredibilitas perusahaan perlu Jangan biarkan dokumen ilegal lolos dalam arsip perusahaan.
Integrasi dari ketiga kriteria tersebut merupakan penyesuaian sebelum mengambil keputusan investasi.
Apabila risiko dinilai tinggi, maka perusahaan dapat menaikkan biaya dan/atau menurunkan tingkat penjualannya.
Kriteria ESG
1. Kriteria Dengan Lingkungan (environmental)
Kriteria lingkungan membahas bagaimana bisnis memengaruhi alam sekitar selama operasinya. Kriteria ini mencakup penggunaan energi yang bersih, pengelolaan limbah, upaya untuk mengurangi polusi, dan konservasi sumber daya alam.
2. Kriteria Sosial
Kriteria Sosial memperhatikan bagaimana perusahaan berhubungan dengan pemasok, masyarakat, komunitas, pelanggan, media, dan pihak lain yang tidak berhubungan dengan perusahaan.
Hal ini dapat langsung berdampak pada kinerja keuangan bisnis. Cara perusahaan menangani masalah sosial dapat memengaruhi citra perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan harus secara aktif menangani hak-hak dan tantangan yang dihadapi oleh karyawannya.
3. Kriteria Tata Kelola Perusahaan
Kriteria ini lebih menekankan pada bagaimana perusahaan diatur dan dikelola secara internal daripada hubungan eksternal. Kriteria tata kelola perusahaan mencakup kebijakan, standar, budaya, transparansi, proses audit, dan kepatuhan.
Karena tata kelola yang kuat dan transparan meningkatkan kepercayaan investor, elemen-elemen ini dapat meningkatkan nilai perusahaan. Investor selalu mempertimbangkan tata kelola keuangan yang transparan, legal, dan etis.
Kriteria Tata Kelola Perusahaan
Kriteria ini lebih menekankan pada bagaimana perusahaan diatur dan dikelola secara internal daripada hubungan eksternal. Kriteria tata kelola perusahaan mencakup kebijakan, standar, budaya, transparansi, proses audit, dan kepatuhan.
Karena tata kelola yang kuat dan transparan meningkatkan kepercayaan investor, elemen-elemen ini dapat meningkatkan nilai perusahaan. Investor selalu mempertimbangkan tata kelola keuangan yang transparan, legal, dan etis.
Pengaruh ESG
Tidak dapat dipungkiri bahwa ESG selalu berkonotasi positif dengan performa finansial perusahaan dan aspek di sekelilingnya. Bahkan, sudah banyak perusahaan yang menerapkan strategi tersebut.
Lantas, apa saja dampak nyata dari ESG? Berikut penjelasannya lebih lanjut.
1. Bagi Lingkungan
Tujuan utama ESG salah satunya adalah memberikan pengaruh baik dalam cakupan environmental. Perusahaan mengupayakan program-program vital seperti penghematan energi, manajemen pembuangan limbah, serta reboisasi.
Seluruh aktivitas tersebut merujuk pada green sustainability, yang berorientasi pada kelestarian lingkungan.
Harapannya, perusahaan dapat membawa perubahan yang lebih berkelanjutan bagi lokasi operasional perusahaan dan daerah di sekitarnya.
Pemangkasan biaya dipengaruhi oleh ESG karena produksinya menggunakan energi terbarukan yang mudah ditemui. Laporan karbon, emisi, dan gas rumah kaca juga akan memudahkan pelacakan.
Di samping itu, produktivitas para pekerja akan meningkat dengan lingkungan yang bebas polutan serta bahan kimia berbahaya. Lingkungan yang sehat ini juga mampu mengoptimalkan HSE bagi perusahaan.
2. Bagi Komunitas
Tidak hanya berkutat pada konsumen dan mitra kerja, masyarakat juga merupakan aspek penting dalam ESG.
Dengan membangun fondasi tata kelola sosial yang kuat, perusahaan dapat meningkatkan nilai etika bisnisnya dan transparansi stakeholders.
Perusahaan dapat memberikan perubahan positif sekaligus mempromosikan usahanya kepada khalayak melalui berbagai kegiatan.
Contohnya antara lain program keragaman, volunteering, dan pemilihan supplier yang sesuai dengan konsep kesejahteraan.
Coba untuk melakukan upaya dialog atau interaksi dengan anak muda. Selain merupakan agen perubahan yang baik, perusahaan dapat berperan sebagai sumber pengetahuan atau inspirasi bagi mereka.
3. Bagi Perusahaan
Investasi ESG awalnya memang hanya berdampak pada pihak eksternal, namun kini sudah menunjukkan dampak nyatanya pada kondisi internal perusahaan.
Skema dan kerangka kerja suatu perusahaan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesannya. ESG mengusung alur strategi bisnis yang rinci, dimulai dari kontrol dari departemen kepatuhan dalam pembuatan regulasi atau peraturan. Hal ini dapat membantu identifikasi dan evaluasi kinerja di masa mendatang.
Rekrutmen sumber daya yang tepat merupakan faktor yang sangat esensial. ESG juga mengutamakan pelatihan, kompetensi, dan pengembangan karakter bagi karyawannya.
Begitu pula dengan kebijakan untuk mencapai proses operasional yang efisien. Perusahaan harus dapat mengorganisir rantai pasok, proses produksi, layanan purna jual, laporan keuangan, hingga margin keuntungan.
Sebagai sarana menyampaikan etika dan kultur bisnis, ESG harus dikomunikasikan secara jelas kepada semua kalangan staf perusahaan dan jajaran direksi.
4. Bagi Investor
ESG adalah cara yang populer bagi investor untuk mengevaluasi potensi dan risiko suatu perusahaan.
Dilansir dari Gatra.com, konsep ESG memiliki fungsi yaitu sebagai penapis investasi atau investment screening.
Umumnya para investor hanya akan memilih portofolio yang berkelanjutan tinggi dan berisiko minimum.
Portofolio investasi berisikan bagaimana pengelolaan risiko lingkungan, sosial, dan pemerintah ole perusahaan.
Kini, Bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mengembangkan alat untuk mengukur implementasi ESG.
Alat ini dinamakan ESG risk rating, yang dimulai dari angka 0-10 (negligible), 10-20 (low risk), 20-30 (medium risk), 30-40 (high risk) dan lebih dari 40 (severe). ESG score kemudian dianalisis supaya para investor dapat memantapkan pilihan perusahaannya.
Hingga akhir tahun 2021, 40 dari 80 perusahaan yang tercatat di BEI memiliki ESG risk rating 0-30, yang berarti cukup dapat diterima.
Perbedaan CSR dan ESG
Perbedaan Antara CSR dan ESG terletak pada sistem pengelolaan. Dalam mengelola dampak perusahaan, ESG menggunakan pendekatan sistemik, yang berarti bahwa perusahaan mempertimbangkan hubungan dan dampak antara setiap komponen ESG. Metode ini mengakui bahwa kinerja keuangan dan tata kelola yang baik adalah faktor penting dalam keberhasilan bisnis.
ESG mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik terbaik dan berkelanjutan dalam lingkup tata kelola, lingkungan, dan sosial. ESG memandang keberlanjutan sebagai prinsip kunci dalam mencapai tujuan perusahaan jangka panjang.
Corporate Social Responsibility (CSR) biasanya lebih terkait dengan upaya perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya, baik yang diwajibkan oleh undang-undang maupun yang merupakan tanggung jawab etis. CSR dapat mencakup proyek atau inisiatif yang berbeda yang tidak selalu terkait dengan strategi dan operasi inti perusahaan.
Bagaimana Cara Memulai Investasi ke ESG
Bila Anda ingin menjadi investor berbasis ESG, persiapannya tidak jauh berbeda layaknya membeli saham di pasar modal.
Pertama, tetapkan tujuan investasi. Kedua, ketahui risiko dan return investasi. Ketiga, pertimbangkan kendala investasi– hal ini dapat berasal dari hukum, regulasi, atau kebijakannya.
Terakhir, pertimbangkan investasi lainnya melalui dimensi efisiensi pasar, peluang, dan seberapa besar investasi tersebut memenuhi kriteria ESG.
Jika sudah yakin, maka penanaman modal dapat dilakukan. Selanjutnya cukup pantau terus naik-turunnya risiko investasi beserta dengan program yang dilakukan oleh perusahaan.
Hal pertama yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam implementasi ESG adalah pemenuhan ketiga kriteria ESG.
Di akhir pelaksanaan kegiatan dan operasional, perusahaan perlu membuat laporan. Laporan tersusun oleh tiga bagian, yakni aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek tata kelola.
Tiap aspeknya harus tercantum bagaimana ESG plan, upaya, target, program, serta pencapaiannya.
Kesimpulan
Pada dasarnya, Environment, Social, and Governance (ESG) merupakan model manajemen yang melibatkan kriteria kelingkungan, sosial, dan kepemerintahan secara menyeluruh. Ketiganya memiliki fungsi sebagai pendekatan dalam investasi operasional perusahaan.
ESG memudahkan para investor dalam mengidentifikasi peluang dalam penanaman modal. Pendekatan ini sangat mempengaruhi para pemangku kepentingan eksternal dan juga kondisi internal perusahaan.
Tata kelola yang all-in-one, ramah lingkungan dan sumber daya manusia membuat ESG sangat diminati oleh masyarakat luas.
Harapannya, ESG tidak hanya digunakan sebagai tren atau pencitraan perusahaan semata, namun benar-benar diperhatikan dalam segi substansi dan implementasinya.
Solar Industri menawarkan paket pemesanan produk bio solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pemesanan lintas negara, silakan hubungi kontak kami yang telah tersedia.