Apa itu Supply Chain Management? Ini Tipe dan Penerapannya!

Bagikan :
Supply Chain Management (SCM) adalah upaya dalam melakukan manajemen dan pengelolaan barang mentah dalam proses alirannya menjadi barang jadi. SCM bertujuan menyelaraskan perencanaan hingga pengadaan barang. Terdapat 3 fungsi dari SCM yaitu Biaya, Fisik, dan Mediasi.
Supply Chain Management
Daftar Isi

Supply chain memiliki nama lain rantai pasokan. Dalam setiap ragam bisnis, entah itu bisnis manufaktur, ritel, ataupun grosir memiliki sebuah sistem untuk mengelola pasokan kebutuhan mereka dalam memenuhi produksi sampai distribusi kepada konsumen. Di sisi lain, setiap bisnis pasti memiliki jenis dan cara rantai pasokan yang berbeda-beda.

Dalam prosesnya, rantai pasokan tentu perlu pengelolaan yang baik. Oleh karena itu, mulailah muncul hal yang kita sebut dengan Supply Chain Management. Sebelum membahas mengenai Supply Chain Management (SCM) lebih lanjut, perlu pemahaman lebih dahulu apa itu supply chain. 

Lantas apa itu supply chain? Apa itu supply chain management? Apa saja elemen utama serta fungsi dari keduanya? Pertanyaan-pertanyaan itu akan kami bahas lebih lanjut dalam artikel di bawah ini. Berikut uraian mengenai supply chain secara lengkap.

Apa itu Supply Chain Management?

Supply Chain adalah jaringan antara perusahaan dan para pemasoknya untuk memproduksi dan mendistribusikan produk tertentu kepada konsumen.

Berkaitan erat dengan efektivitas aktivitas rantai pasokan, oleh sebab itu hal ini perlu di manajemen. Supply Chain Management adalah upaya perusahaan dalam melakukan manajemen dan pengelolaan dalam setiap proses aliran perubahan bahan mentah menjadi produk jadi. SCM adalah sistem penanganan pasokan dalam setiap tahap perencanaan, pengadaan, penginventarisasian, pengimplmentasian, hingga pendistribusian.

Dalam supply chain management terdapat tiga stakeholders penting yang saling berkaitan erat, yakni perusahaan, pemasok, dan konsumen.

Tujuan Supply Chain Management

Tujuan utama dari SCM adalah penyelarasan perencanaan atau permintaan sampai pengadaan bahan produksi yang dijalankan oleh berbagai stakeholders terkait.

Hambatan dalam setiap proses kecukupan rantai pasokan akan terhambat ketika pengadaan barang, dan pengelolaan hubungan perusahaan dengan pemasok tidak termanajemen dengan baik. 

Fungsi Supply Chain Management

SCM memiliki 3 fungsi utama, yakni:

  1. Biaya;
  2. Fisik;
  3. Mediasi.

Pertama, Fungsi Biaya berkaitan dengan bagaimana Supply Chain Management dapat menekan angka biaya pengadaan bahan. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya operasional dan produksi perusahaan yang nantinya sangat menentukan nilai jual sebuah produk.

Kedua, fungsi fisik merujuk pada bagaimana SCM dapat memastikan kondisi fisik bahan yang diadakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Bahwa bahan harus dalam kondisi baik, dengan jumlah sesuai dan dapat berguna untuk menunjang kebutuhan utama produksi perusahaan.

Berbeda dengan fungsi pertama dan kedua, fungsi ketiga yaitu fungsi mediasi identik dengan bagaimana Supply Chain Management dapat membantu perusahaan dalam berkomunikasi dengan para pemasok sekaligus konsumen produk.

Tipe-tipe Supply Chain

Supply Chain Management
Jenis supply chain © Unsplash

Dalam praktiknya, setiap bisnis memiliki tipe-tipe rantai pasokan sesuai dengan model bisnis yang telah mereka rencanakan sebelumnya. Berikut empat tipe-tipe sc adalah:

1. Reactive Supply Chain 

Rantai pasokan tipe ini adalah menekankan pada reaktivitas langsung antar entitas. Dalam praktiknya, perusahaan dengan reactive supply chain mengakomodasikan kebutuhan bahan produksi mereka berdasarkan reaksi langsung atas hasil penjualan ataupun hasil permintaan/request konsumen. Perusahaan dengan rantai pasokan reaktif memiliki perencanaan pengadaan yang fleksibel.

2. Data-Driven Supply Chain

Kedua, yaitu Data Driven Supply Chain adalah tipe paling kini dari rantai pasokan. Dalam praktiknya, perusahaan mengandalkan informasi data dari segala inventaris bahan yang mereka kelola.

Pengadaan bahan produksi sampai pada pengaturan dan pengelolaan distribusi melalui pendataan. Rantai pasokan berbasis data secara efektif dapat meningkatkan profesionalitas dan efektivitas kerja perusahaan. 

3. Continuous Flow Model Supply Chain

Pada umumnya, perusahaan yang melakukan jenis rantai pasokan ketiga ini adalah perusahaan tradisional. Rantai pasokan jenis ini umumnya dilakukan oleh perusahaan tradisional.

Continuous flow model supply chain adalah praktik pemasokan ketika dalam pengadaan bahan tetap dalam jumlah sama secara terus menerus dan berkelanjutan dalam setiap periode pengadaanya. Hal tersebut berarti pasokan selalu masuk dalam jumlah yang sama.  

4. Fast Supply Chain Model

Tipe keempat adalah Fast Supply Chain Model. Tipe rantai pasokan ini akan bekerja dengan sempurna ketika diterapkan dalam perusahaan yang menjual product berbasis trend dalam kurun waktu tertentu.

Bisnis perusahaan yang menjual produk dengan tipe ini membutuhkan pasokan cepat untuk mengambil keuntungan pada rentang waktu trending produk. Perusahaan dengan rantai pasokan dan produk berbasis trend membutuhkan kecepatan inovasi prototype produksi barang untuk memenuhi demand konsumen. 

Elemen Utama Supply Chain

Dalam praktik rantai pasokan, terdapat 4 elemen utama untuk membuat rantai pasokan berjalan lancar sesuai dengan kebutuhan baik bisnis perusahaan. Keempat elemen utama rantai pasokan yaitu produksi, inventaris, lokasi, dan transportasi. Berikut 4 elemen utama supply chain adalah:

1. Produksi

Produksi sebagai salah satu inti dari bisnis merupakan elemen utama dalam aktivitas rantai pasokan. Dari produksi ini kebutuhan akan pengadaan bahan teralokasikan dan terencanakan. 

2. Inventaris

inventaris
Elemen inventaris dalam SCM © Unsplash

Sebelum bahan diproduksi, bahan tersebut akan disimpan di dalam gudang. Perusahaan perlu melakukan inventarisasi pengadaan untuk mengelola dan mencatat segala aktivitas keluar dan masuknya bahan produksi.

Inventaris berperan besar dalam mengawasi dan mencatat segala supply and demand dari produksi perusahaan. Hal ini guna memastikan alokasi biaya tidak berlebihan dan supply bahan tidak sampai kekurangan. Inventaris dilakukan demi kelancaran produksi dan efektivitas alokasi biaya produksi.  

3. Lokasi

Lokasi Supply Chain Management
Elemen lokasi dalam SCM © Unsplash

Dalam rantai pasokan, lokasi merupakan salah satu elemen penting dalam memastikan kelancaran aktivitas rantai pasokan. Lokasi berkaitan erat dengan seberapa lama dan seberapa efektif pasokan akan sampai dalam gudang produksi dengan aman.

Lokasi dalam hal ini merujuk pada lokasi gudang bahan, lokasi produksi, sampai lokasi distribusi. Ketika lokasi dari 3 hal itu memiliki jarak yang cukup jauh sampai berbeda pulau ataupun berbeda ketinggian daratan, maka tentu akan berdampak penuh dalam proses pengiriman dari segi waktu dan biaya anggaran perusahaan. 

4. Transportasi

Selain lokasi, elemen utama berikutnya dalam rantai pasokan adalah transportasi. Transportasi berperan penting dalam menghantarkan pasokan bahan dan mendistribusikan produk perusahaan.

Oleh sebab itu, dalam rantai pasokan, transportasi harus dipastikan beroperasi dengan baik. Tidak hanya itu perusahaan juga perlu untuk memastikan keselamatan para sopir serta memastikan transportasi yang digunakan dalam kondisi terbaik untuk menghindarkan kerusakan bahan pasokan akibat kecelakaan ataupun hal lain yang tidak diinginkan untuk terjadi. 

5. Informasi

Salah satu kunci efektivitas keberhasilan manajemen rantai pasokan adalah konektivitas informasi dan kolaborasi antar stakeholders. Informasi pengadaan dan segala update paling baru terkait progress pengiriman, inventaris, pengalokasian bahan, sampai distribusi produk harus diinformasikan kepada seluruh entitas/stakeholders dengan baik. 

Aktivitas Supply Chain Management

Beberapa kegiatan Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management atau SCM) yang umum dilakukan oleh perusahaan melibatkan:

1. Perencanaan Permintaan

Proses identifikasi kebutuhan pasar dan proyeksi permintaan produk atau jasa. Perencanaan permintaan membantu perusahaan menyesuaikan kapasitas produksi, persediaan, dan sumber daya sesuai dengan fluktuasi permintaan.

2. Pengadaan

Kegiatan yang melibatkan pembelian bahan baku, komponen, barang setengah jadi, atau barang jadi dari pemasok. Proses pengadaan melibatkan pemilihan pemasok, negosiasi kontrak, penempatan pesanan, pengawasan kinerja, dan pembayaran.

3. Produksi

Proses mengubah bahan baku menjadi produk jadi atau menambah nilai pada barang setengah jadi. Kegiatan produksi meliputi desain produk, perakitan, uji kualitas, dan pengepakan.

4. Distribusi

Aktivitas mengirimkan produk jadi atau jasa ke pelanggan akhir atau titik penjualan. Distribusi mencakup transportasi, pergudangan, penjadwalan pengiriman, pelacakan pengiriman, dan penanganan retur.

5. Pelayanan Pasca-Penjualan

Proses memberikan dukungan dan layanan tambahan setelah pelanggan melakukan pembelian. Pelayanan pasca-penjualan termasuk instalasi, perbaikan, garansi, layanan pelanggan, dan umpan balik.

Supply chain management merupakan rangkaian kegiatan yang kompleks dan dinamis yang memerlukan kerjasama dan koordinasi antara berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar perusahaan.

Dengan menerapkan supply chain management yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan kinerja operasional, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan menciptakan keunggulan kompetitif di pasar.

Contoh Supply Chain Management

Berikut adalah beberapa contoh penerapan manajemen rantai pasokan:

1. Industri Kesehatan

Dalam sektor layanan kesehatan, seperti rumah sakit, manajemen rantai pasokan berfungsi untuk mengelola persediaan peralatan medis, obat-obatan, dan layanan kesehatan.

Dengan merencanakan tingkat persediaan, mengelola proses pengadaan, dan mengoptimalkan distribusi, rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien.

2. Industri Otomotif

Di industri otomotif, manajemen rantai pasokan membantu dalam pengaturan pengadaan suku cadang, proses produksi mobil, dan distribusi ke dealer serta konsumen.

3. Industri Retail

Pada sektor ritel, manajemen rantai pasokan memiliki peran sentral dalam mengatur persediaan, manajemen gudang, dan pengiriman produk kepada pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Manfaat Supply Chain Management


Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management atau SCM) membawa berbagai manfaat bagi perusahaan di berbagai industri. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penerapan SCM:

1. Efisiensi Operasional

  • Optimasi Persediaan: SCM membantu perusahaan mengelola persediaan dengan lebih efisien, mencegah kelebihan stok yang dapat mengikis keuntungan dan menghindari kekurangan stok yang dapat menyebabkan kehilangan pelanggan.
  • Produksi yang Efisien: Dengan koordinasi yang baik dalam rantai pasokan, perusahaan dapat merencanakan produksi dengan lebih akurat, menghindari pemborosan dan meningkatkan efisiensi produksi.

2. Pengendalian Biaya

  • Pemilihan Pemasok yang Optimal: SCM membantu dalam pemilihan pemasok yang terbaik dari segi kualitas dan biaya, yang dapat mengurangi biaya pengadaan dan meningkatkan profitabilitas.
  • Pengelolaan Risiko: Dengan pemahaman yang baik tentang rantai pasokan, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin timbul, seperti fluktuasi harga bahan baku atau gangguan pasokan.

3. Penyediaan Layanan yang Lebih Baik

  • Pengiriman yang Tepat Waktu: SCM membantu memastikan bahwa produk atau layanan disediakan tepat waktu kepada pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat hubungan bisnis.
  • Peningkatan Kualitas: Dengan mengelola rantai pasokan dengan baik, perusahaan dapat memastikan kualitas bahan baku dan suku cadang yang digunakan dalam produksi, sehingga meningkatkan kualitas produk akhir.

4. Daya Saing di Pasar

  • Inovasi Produk: SCM dapat mendukung inovasi produk dengan memungkinkan kolaborasi yang lebih baik dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya.
  • Fleksibilitas Produksi: Dengan rantai pasokan yang fleksibel, perusahaan dapat lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan pasar atau perubahan kondisi bisnis.

5. Peningkatan Kinerja Keuangan

  • Mengurangi Biaya Overhead: Dengan mengoptimalkan rantai pasokan, perusahaan dapat mengurangi biaya overhead, seperti biaya penyimpanan, transportasi, dan manajemen persediaan.
  • Peningkatan Margin Keuntungan: Dengan efisiensi operasional dan pengendalian biaya, perusahaan dapat meningkatkan margin keuntungan mereka.

Itulah dia penjelasan lengkap terkait apa itu supply chain management, beserta tipe dan penerapannya. Supply Chain Management adalah upaya perusahaan dalam melakukan manajemen dan pengelolaan dalam setiap proses aliran perubahan bahan mentah menjadi produk jadi.

SCM adalah sistem penanganan pasokan dalam setiap tahap perencanaan, pengadaan, penginventarisasian, pengimplmentasian, hingga pendistribusian.

PT. Megah Anugerah Energi sebagai distributor resmi pertamina dalam menyalurkan kebutuhan Biosolar B30 dan Marine Fuel Oil kepada berbagai industri bisnis berkomitmen dalam senantiasa melakukan manajemen rantai pasokan sebaik-baiknya. Hal ini tentu berguna dan sangat berdampak pada efektivitas pendistribusian produk kami. 

Solar Industri menawarkan paket pemesanan produk bio solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pemesanan lintas negara, silakan hubungi kontak kami yang telah tersedia. 

Tags:

Artikel Terbaru

Butuh Informasi Lebih Lanjut?

Apabila anda tertarik dengan penawaran kami, konsultasikan segera kebutuhan anda dengan menghubungi kontak kami untuk mendapatkan informasi lebih detail terkait produk perusahaan.