Polimerisasi merupakan suatu proses kimia yang fundamental dalam kimia organik, di mana molekul-molekul kecil yang disebut monomer digabungkan menjadi rantai panjang yang disebut polimet.
Proses ini memiliki peran penting dalam berbagai industri, mulai dari produksi plastik hingga sintetis obat-obatan.
Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui secara rinci tentang polimerasi, termasuk reaksi yang terlibat, prosesnya, dan memberikan beberapa contoh yang relevan.
Apa itu Polimerisasi?
Reaksi polimerisasi adalah suatu proses di mana monomer, yang merupakan molekul-molekul kecil bergabung bersama untuk membentuk polimer yang lebih besar.
Polimerisasi memiliki berat molekul yang melebihi 10.000. Ini disebabkan oleh jumlah atom pembentuk yang signifikan karena memiliki berat molekul yang besar dan jumlah atom pembentuk yang melimpah.
Polimer juga dikenal sebagai makromolekul. Ikatan kovalen kuat menghubungkan setiap atom dalam pasangan polimer, menciptakan gaya tarik-menarik yang kokoh.
Meskipun terdapat gaya tarik-menarik antar molekul dalam polimer, seperti ikatan hidrogen dan gaya van der Waals, tetapi gaya-gaya tersebut cenderung lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen.
Selain itu, polimer memiliki rantai molekul polimer yang dapat diukur melalui sebuah parameter, yaitu derajat polimerisasi.
Derajat polimerisasi adalah cara untuk menghitung panjang rata-rata rantai polimer, tergantung pada jenis dan metodenya.
Jenis Polimerisasi
Reaksi ini memiliki jenis-jenisnya tersendiri. Kemudian, jenis-jenisnya terbagi lagi menjadi beberapa golongan. Berikut penjelasannya:
1. Berdasarkan Pembentukannya
Terdapat dua jenis reaksi polimerasi utama, yakni polimerisasi adisi dan kondensasi.
a) Adisi
Polimerasi adisi terjadi ketika monomer-monomer yang memiliki ikatan rangkap bereaksi satu sama lain, membentuk ikatan rangkap baru dalam rantai polimer.
Contoh polimerisasi adisi adalah pembentukan polietilena yang digunakan dalam produksi plastik.
Reaksi ini melibatkan monomer etilena (CH2=CH2) yang bergabung membentuk rantai panjang polietilena.
b) Kondensasi
Polimerisasi kondensasi melibatkan reaksi antara dua monomer dengan melepaskan molekul kecil, seperti air atau atau metanol.
Contoh polimerisasi kondensasi adalah pembentukan nilon, di mana asam adipat bereaksi dengan heksametilen diamina.
2. Berdasarkan Sifat Terhadap Panas
Terdapat dua jenis polimer berdasarkan sifat terhadap panas:
a) Termoplastik
Termoplastik adalah jenis polimer yang menjadi lembek ketika dipanaskan dan memiliki kemampuan untuk mengalami perubahan bentuk.
Selain itu, termoplastik memiliki gaya antar molekul yang moderat. Jika struktur molekuler polimer termoplastik bersifat linier, maka polimer tersebut akan memiliki sifat keras.
Sementara itu, apabila molekulnya bercabang, maka polimer tersebut akan bersifat lunak.
b) Termosetting
Termosetting merupakan kategori polimer yang tetap dalam keadaan keras dan tidak mengalami perubahan menjadi lembek ketika terpapar panas.
Polimer ini hanya mengalami pemanasan sebanyak satu kali, yaitu pada saat proses pembuatannya.
Oleh karena itu, setelah mengalami pengerasan, termosetting tidak dapat dipanaskan kembali atau dihubungkan kembali setelah mengalami pemutusan. Contoh dari jenis polimer ini adalah bakelit.
3. Berdasarkan Asalnya
Pada klasifikasi ini, polimer terbagi menjadi dua, yakni polimet alam dan sintetis. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
a) Polimer Alam
Polimer alam merujuk kepada jenis polime yang ditemukan secara alami dan berasal dari organisme hidup. Karakteristik dari polimer alam tidak selalu menguntungkan.
Sebagai contoh, karet alam kadang-kadang mengalami kerusakan cepat, kehilangan elastisitas, dan dapat mengalami keretakan.
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan karet alam untuk menahan efek bensin atau minyak tanah serta pengaruh udara yang berkepanjangan.
b) Polimer Sintetis
Polimer sintetis atau polimer buatan adalah jenis polimer yang tidak ada di alam dan harus dibuat oleh manusia.
Hingga saat ini, ilmuwan kimia polimer telah melakukan studi terhadap struktur molekul alami sebagai dasar untuk menciptakan polimer sintetis.
4. Berdasarkan Monomer
Dalam klasifikasi ini, jenis polimer terbagi menjadi dua, yaitu homopolimer dan kopolimer. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
a) Homopolimer
Homopolimer yang juga disebut sebagai polimer linier, merupakan jenis yang terbentuk dari monomer yang seragam atau serupa.
Sebagai contoh, polivinil klorida adalah polimer adisi yang terdiri dari monomer yang identik, yaitu vinil klorida.
b) Kopolimer
Kopolimer atau heteropolimer adalah polimer yang memiliki monomer yang berbeda. Contoh dari kopolimer ini antara lain dakron, nilon66, dan melamin (fenol formaldehida).
Proses polimerisasi terjadi di bawah suhu dan tekanan yang tinggi atau dengan bantuan katalis. Tanpa katalis, struktur molekulnya cenderung tidak teratur.
Oleh karena itu, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan pembentukan struktur molekul agar lebih teratur, sehingga sifat-sifat polmer yang diinginkan dapat tercapai.
5. Berdasarkan Susunan Rantai
Jenis ini terbagi menjadi tiga golongan, berikut adalah penjelasannya:
a) Polimer Linier
Jenis polimer yang membentuk rantai panjang dengan susunan berulang dan ikatan yang saling berhubungan.
b) Polimer Bercabang
Selanjutnya, jenis polimer ini memiliki cabang dengan panjang yang berbeda pada rantai utamanya.
c) Polimer Tiga Dimensi
Jenis polimer ini merupakan polimer linear yang terhubung bersama membentuk struktur tiga dimensi.
Contoh Polimerisasi
Polime dapat Anda temukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh polimer dalam kehidupan sehari-hari:
1. Karet Sintetis
Karet ini terbentuk dari bahan dasar monomer, seperti butadiene dan stirena menggunakan cara kopolimerisasi.
2. Serat Sintetis
Serat alam seperti kapas adalah jenis polimer karbohidrat dan polimer protein. Seperti karet, seratnya mengandung polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).
3. PVC
Terdapat dua jenis PVC, yaitu lunak dan kaku. PVC lunak, seperti selang air, insulasi listrik, dan jas hujan. Sedangkan PVC kaku, seperti pelapis lantai dan pipa.
4. Olefin
Olefin biasanya ditemukan di industri minyak dan gas. Polimerisasi olefin dapat memengaruhi karakteristik bahan bakar.
Itulah dia penjelasan lengkap terkait apa itu polimerisasi beserta jenis, kegunaan, dan contohnya yang perlu Anda ketahui.
Polimerisasi adalah proses yang melibatkan molekul monomer menjadi molekul polimer, dengan implikasi signifikan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang industri minyak dan gas.
Polimerisasi juga dapat memengaruhi karakteristik bahan bakar pada kapal. Jika Anda ragu dalam pemilihan bahan bakar pada kapal, pilihlah produk unggulan dari Solar Industri.
Kami menyediakan 3 produk unggulan kami yang terdiri dari Bio Solar, Marine Fuel Oil, dan jasa pembuatan dan sewa tangki solar.
Sebagai perusahaan supplier resmi Pertamina, Solar Industri akan memberikan layanan terbaik bagi setiap calon pelanggan kami.
Kunjungi website Solar Industri sekarang juga untuk mendapatkan kualitas produk terbaik!