Indonesia kaya akan bahan mineral. Daerah penghasil aspal adalah Buton, Sulawesi Tenggara. Konon, wilayah tersebut tersohor atas kekayaan mineralnya. Aspal adalah material alam yang setiap hari Anda temui di Jalan.
Namun, apakah pernah terlintas di benak Anda tentang apa itu aspal dan bagaimana pembuatannya sehingga bisa merasakan perjalanan berkendara yang nyaman tanpa hambatan? Pada artikel ini akan membawa kalian memahami secara detail. Simak selengkapnya
Apa Itu Aspal?
Aspal adalah suatu cairan kental mengandung senyawa hidrokarbon dan sedikit sulfur, oksigen dan klor yang berfungsi sebagai perekat perkerasan jalan. Material atau bahan pengikat tersebut bersifat adhesive. Selain itu karakteristiknya adalah berwarna hitam, tahan terhadap air, berkilau, dan viskoelastik. Hal itulah yang membuatnya mudah diaplikasikan untuk pembangunan jalan raya.
Jenis Aspal
Ternyata bahan perekat ini tidak hanya memiliki satu jenis saja. Dalam dunia teknik sipil, aspal adalah material yang memiliki beberapa jenis antara lain:
1. Aspal Alam
Seperti frase di atas, aspal alam berasal dari alam tanpa melewati serangkaian proses pengolahan yang rumit. Karakteristik material perekat ini berbentuk batuan yang mengandung rock asphalt dengan kuantitas cadangan lebih dari 600 juta ton. Batu induknya berupa batu kapur mampu meresap material perekat tersebut sebanyak 12-20%.
Pengolahan aspal Buton Kabungka berawal dengan penambangan batuan tersebut dengan cara peledakkan setelah itu dilanjutkan ke tahap stone crusher atau pemecah batu-batuan menggunakan mesin. Pengaktifan material ini adalah dengan mencampurkan aspal curah dengan modifier berupa minyak pelarut khusus.
Tahap selanjutnya yakni proses untuk meningkatkan tingkat kelenturannya dengan pemeraman selama beberapa hari. Lalu, hasil dari pemeraman dicampur menggunakan agregat dan aspal siap digunakan.
Lain halnya dengan jenis Buton Lawele, batuan tersebut adalah jenis Silika. Perbedaan yang menarik adalah jenis ini tidak meresap pada batuan induk namun hanya menempel sebanyak 20-35%.
Persentase yang lebih banyak inilah menyebabkan tidak adanya proses pemeraman seperti Buton Kabungka. Kesulitan pengolahan ini terletak pada teksturnya yang bergumpal-gumpal sehingga sulit untuk menakarnya sesuai dengan kebutuhan.
2. Aspal Buatan
Aspal buatan terbuat dari minyak bumi yang diproses sedemikian rupa dengan metode destilasi atau penyulingan. Terdapat ada beberapa jenis aspal buatan di Indonesia antara lain:
1. Aspal Keras
Material perekat ini memiliki tingkat kekerasan tinggi untuk pembangunan jalan. Angka penetrasi sekitar 60-80 yang terbilang rendah. Jenis material ini cocok untuk campuran perkerasan jalan.
2. Aspal Cair
Sesuai dengan namanya, memiliki tekstur yang cair karena memiliki nilai penetrasi yang tinggi. Material tersebut memiliki fungsi sebagai perkerasan jalan yakni lapis resap pengikat dengan jenis lain seperti tipe MC-30, MC-70 dan MC-250. Selain itu berguna sebagai lapis pengikat atau tank coat dengan jenis TC-70 atau RC-250.
Melansir laman Asiacon, material pembuat jalan didapatkan dari proses melarutkan aspal keras menggunakan pelarut tertentu melalui proses destilasi. Bahan perekat ini terbagi menjadi tiga jenis yakni raping curing (pelarut cepat menguap), medium curing (pelarut menguap secara normal) serta slow curing (pelarut menguap secara lambat).
3. Aspal Emulsi
Melalui proses pemisahan serta pendispersian partikel di dalam air yang telah mengandung emulsifier. Emulsifier adalah zat yang berguna untuk membantu memudahkan pembuatan emulsi serta menstabilkan zat tersebut.
Bahan perekat ini sedikit banyak mengandung campuran air sekitar 60-70% sehingga molekul-molekul tersebut melayang di dalam air. Bisa jadi peristiwa itu terjadi karena adanya bahan tambah bersifat katalis. Penambahan katalisator yang sesuai mendukung proses pengemulsian.
Pencampuran aspal dengan air yang telah terkatalis akan melewati mesin colloid mill. Penyimpanannya sekitar 3 bulan supaya emulsi bisa terlepas dengan baik.
Bagian aspal akan mengendap ke dasar drum atau kontainer. Penggunaan aspal emulsi lebih baik sebelum terlepasnya ikatan emulsinya. Kelebihan material perekat ini adalah mudah digunakan, daya ikat yang baik serta tahan terhadap cuaca ekstrem.
4. Aspal Modifikasi
Terbentuk dari campuran aspal keras dan zat tambahan atau campuran. Bahan tersebut adalah sebuah polimer. Polimer merupakan material berbentuk rantai molekul panjang dan berulang.
Hasil ini didapat dari proses polimerisasi bernama aspal polimer. Bahan adhesive ini terbagi menjadi dua jenis yakni plastomer dan elastomer.
Baca juga : Kenali 7 Proses Pengolahan Minyak Bumi
Sifat Aspal
Aspal adalah pilihan terbaik sebagai konstruksi perkerasan jalan karena kelebihan yang ia miliki. Sifat-sifatnya yang perlu Anda ketahui adalah:
1. Durability atau Daya Tahan
Durability atau dalam bahasa Indonesia adalah daya tahan mereka dalam mempertahankan sifat aslinya ketika menghadapi kondisi ekstrim seperti perubahan cuaca.
2. Kohesi dan Adhesi
Sifat aspal secara fisika selanjutnya adalah kohesi dan adhesi. Kohesi merupakan kemampuan dalam mengikat unsur penyusun dari dalam sehingga berhasil memiliki nilai daktilitas yang bagus.
Daktilitas merupakan kemampuan suatu material dalam mengembangkan tegangannya dari pertama kali meleleh hingga akhirnya terputus. Pengertian lainnya adalah nilai keelastisannya yang diukur pada jarak terpanjang.
Adhesi merupakan kemampuan material untuk berikatan dengan agregat serta mempertahankan agregat pada tempatnya sehingga menghasilkan suatu ikatan yang baik antara agregat dan aspal.
3. Peka Terhadap Suhu
Tidak hanya minyak mentah atau CPO yang peka terhadap suhu, bahan mineral seperti aspal juga mempunyai tingkat kepekaan terhadap temperatur. Sensitivitas akan berpengaruh terhadap sifat viskoelastis.
4. Kekerasan
Sifat fisika kekerasan berbanding lurus dengan viskositas. Pada proses pemanasan campuran material tersebut akan melapisi agregat. Terjadilah oksidasi yang menyebabkan bahan perekat ini menjadi getas yang memiliki kekentalan yang tinggi.
5. Visko Elastisitas
Maksudnya sifat ini adalah material akan berubah tergantung pada suhu serta waktu pembebanan. Sifat ini menjadikan sebuah acuan untuk mengetahui temperatur yang tepat pada proses pencampurannya dengan agregat untuk mendapatkan campuran homogen.
Campuran homogen ini dapat diketahui dengan melihat permukaan agregat dapat terselimuti oleh aspal secara merata. Agregat yang sudah terlapisi akan membentuk ikatan kohesi yang kuat.
Konstruksi Lapisan Aspal
Pada sesi ini, Anda akan mengetahui lebih lanjut mengenai struktur lapisan aspal yang di mana memiliki peran penting sebagai penentu kekerasan jalan.
1. Rigid Pavement
Pada perkerasan kaku atau rigid pavement, material tersebut adalah beton. Beton merupakan campuran homogen agregat kasar, halus dan bahan pengisi. Perkerasan ini terdiri atas plat beton semen sebagai lapis pondasi bawah yang di mana di atas tanah dasar. Biasanya orang-orang menyebutnya dengan jalan beton.
Rigid pavement memiliki modulus elastisitas besar untuk mendistribusikan beban yang berasal dari atas menuju lapisan atau bidang paling bawah yaitu tanah.
Perkerasan jenis ini mempunyai andil terbesar larena kapasitas struktur perkerasan lebih banyak menggunakan plat beton itu sendiri. Keberhasilan perkerasan ini dilihat dari kapasitas daya dukung tanah, beton semen, lalu lintas kendaraan, bahu, dan sambungan
2. Flexible Pavement
Perkerasan lentur atau flexible pavement adalah perkerasan yang menggunakan beton sebagai lapis permukaan dan material berbutir di lapisan bawahnya. Sifatnya yang lentur mampu menciptakan kenyamanan dalam perlintasan kendaraan.
Lapisan aspal ini lebih banyak diaplikasikan pada pembuatan jalan raya karena kenyamanan berkendara lebih tinggi daripada jalan beton.
Manfaat Aspal
Aspal memiliki peran penting salah satunya adalah bahan pengikat batu-batuan supaya tidak terlepas dan menyebabkan lubang. Fungsi aspal adalah sebagai pengisi ruang kosong pada susunan agregat baik kasar dan halus.
Jika musim hujan tiba, manfaat aspal bisa terlihat karena material ini memiliki sifat tahan air. Menggunakan jenis berkualitas tinggi turut menjaga jalan dari hal-hal merugikan.
Manfaat aspal selanjutnya adalah bisa digunakan untuk keperluan pondasi rumah. Biasanya penggunaan bahan ini sebagai campuran untuk membuat pondasi bangunan semakin kuat. Lalu, Fungsi aspal secara tidak langsung menjaga performa ban supaya tidak cepat aus.
Baca juga : Mengenal Berat Jenis Minyak Beserta Informasi Lainnya
Proses Pengaspalan Jalan
Sedikit banyak Anda pasti pernah melewati jalan yang sedang ada perbaikan. Apa saja prosedur atau proses pengaspalan jalan yang tepat.
1. Proses Pemetaan
Proses pemetaan antara lain cara mengukur lebar jalan, sifat tanah, dan titik koordinat jalan. Cara ini lakukan sebaik mungkin karena sebagai penentu kuantitas material dan biaya pembangunan.
2. Proses Pembersihan
Pembersihan ini maksudnya adalah mengkondisikan jalan yang akan dilapisi benar-benar bersih dari pengganggu seperti ranting pohon, puing-puing yang berserakan di jalan.
3. Proses Pengupasan
Pengupasan adalah sebuah prosedur konstruksi jalan. Menggunakan theodolite adalah hal tepat karena mampu mengukur ketinggiannya serta perataannya sehingga sesuai dengan prosedur yang ada.
4. Proses Pemadatan Tanah
Proses pemadatan tanah adalah proses sub grade. Berfungsi sebagai tempat perletakkan lapis perkerasan dan penguat konstruksi jalan. Setelah itu, jalan diaspal dengan bantuan alat bulldozer (vibrato roller).
5. Proses Pelapisan Bawah
Setelah melewati tanah sub grade, selanjutnya tanah akan dipadatkan dengan batu gamping. Fungsinya tak lain untuk memperkuat aspal, dan memperluas daerah resapan air.
6. Proses Pondasi Atas
Proses pondasi atas didesain khusus untuk memberikan daya dukung tanah. Kendaraan yang lewat akan aman karena terdapat bantalan pada permukaan jalan.
7. Proses Pencampuran Panas
Sebelum pencampuran panas, lapisan debu dihilangkan terlebih dahulu menggunakan kompresor udara. Setelah itu melapisinya menggunakan aspal cair yang berfungsi sebagai perekat antara aspal lama dan baru.
Pengaplikasiannya yakni di atas permukaannya yang lama atau lapisan beton yang kering. Lalu lakukan.proses pencampuran panas, terjadi pelapisan menggunakan jenis ATB.
8. Panas Paving
Panas paving adalah proses peletakkan aspal hot mix. Hot mix adalah material yang memiliki komposisi campuran semen portland, perekat hidrolis, serta agregat. Perlakuan ini membutuhkan alat bantu berupa tandem roller.
9. Finishing
Finishing jalan menggunakan roller pneumatik untuk mengompres serta meratakan jalan. Hasil yang bagus adalah salah satu penentu keawetan sebuah jalan.
Tak hanya itu, pemilihan material yang cermat, proses pengaspalan jalan yang tepat dan sesuai prosedur turut membantu keberhasilan material demi kenyamanan saat berkendara.
Parameter Analisis Pengujian Aspal
Para pekerja akan menguji coba kelayakan menggunakan pengujian yang sesuai standard dengan memperhatikan parameter berikut ini, antara lain:
1. Penetrasi
Parameter pertama adalah penetrasi. Penetrasi adalah angka yang menunjukkan kekerasan aspal di mana pengukurannya menggunakan jarum penetrasi dengan beban 100 gram selama 5 detik pada suhu ruang 25 °C. Semakin kecil nilainya, maka semakin keras material tersebut dan semakin besar nilai yang tertera, maka semakin lunak konsistensinya.
2. Berat Jenis
Angka ini menunjukkan perbandingan relatif massa jenis aspal dengan massa jenis air murni. Tak dipungkiri, aspal sedikit banyak mengandung minyak. Maka pengujian berat jenis perlu untuk mengetahui kandungan minyak di dalamnya. Semakin tinggi nilai berat jenis aspal maka semakin baik kualitasnya.
3. Kelekatan Terhadap Agregat
NIlai minimum kelekatan terhadap agregat adalah 85%. Dengan batas tersebut, berarti persentase luas permukaan agregat yang masih terselimut aspal setelah agregat terendam selama 24 jam adalah material lolos uji. Jika kualifikasi terpenuhi, menunjukkannya sebagai bahan pengikat perkerasan terbilang baik.
4. Titik Nyala
Titik nyala atau flash point adalah sebuah pengujian yang menunjukkan temperatur atau suhu material ini ketika ada pemanasan dan kelaur kilatan api selama 5 detik sebelum akhirnya padam. Nilai titik nyala yang tinggi mengindikasikan kualitasnya adalah baik dan sebaliknya
5. Titik Bakar
Titik bakar atau fire point menunjukkan seberapa besar suhu aspal ketika mengalami pemanasan ketika dilewatkan alat penguji nyala sehingga terjadi kilatan api lebih dari 5 detik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai sehingga saat proses pencampuran tidak terjadi bahaya kebakaran.
6. Titik Lembek
Mengindikasikan suhu atau temperatur ketika material ini menyentuh plat baja. Pengujian tersebut juga mengindikasikan tingkat kepekaannya terhadap perubahan temperatur. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi titik lembek antara lain kandungan parafin (lilin).
Semakin tinggi nilai kandungan parafin, makan semakin rendah titik lembek, menjadikannya lebih peka terhadap perubahan suhu.
7. Kelarutan
Parameter yang menunjukkan kuantitas yang terlarut dalam cairan Carbon Tetrachloride. Prinsip pengujiannya adalah dengan cara mengocok sampel selama minimal 20 menit.
Kelarutan juga mengisyaratkan tingkat kemurnian terhadap kandungan mineral lain. Semakin besar nilai kelarutan, maka kualitasnya akan semakin baik pula.
8. Daktilitasi
Angka ini menunjukkan ketegangan aspal pada waktu ditarik pada suhu 25°C dengan kecepatan 5 cm/ menit hingga ia terputus. Daktilitas yang tinggi menunjukkan tingkat kelenturan yang baik sebagai bahan pengikat agregat.
Solar Industri menawarkan pembelian dan sewa tangki solar industri dengan berbagai kapasitas. Cek selengkapnya pada halaman produk kami.