Semakin berkembangnya zaman, bahan bakar alternatif semakin banyak dan berkembang. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada, bahan bakar alternatif terus diperbaharui keberadaannya.
Nah, biopelet adalah salah satu bahan bakar alternatif yang dinilai lebih ramah lingkungan dan efisien dari sisi biaya. Lebih lanjut, biopelet adalah sebuah bahan bakar yang berasal dari limbah ampas, seperti serbuk kayu, serabut kelapa, asam kopi, dan sebagainya.
Lalu, apa itu biopelet? Penjelasan lengkapnya akan dibahas pada artikel berikut ini. Yuk, simak!
Pengertian Biopelet
Biopelet adalah salah satu jenis bahan bakar dengan karakteristik padat berbasis limbah biomassa yang memiliki ukuran lebih kecil. Biopelet sendiri merupakan salah satu jenis pelet biomassa.
Bahan tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan bahan bakar ini adalah perekat tapioka dan sagu.
Bahan tersebut sering digunakan karena mudah didapat, harga yang murah, dan dapat menghasilkan kekuatan rekat yang tinggi serta tidak membahayakan penggunanya.
Pelet merupakan bentuk biomassa yang pertama kali diproduksi pada tahun 1980-an di Swedia. Jenis ini berguna untuk pemanas ruangan dengan skala kecil dan menengah.
Pelet adalah hasil pengempan biomassa yang memiliki tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan briket.
Biopelet sendiri adalah bahan organik dengan umur yang relatif muda dan berasal dari hewan, tumbuhan, produk, dan limbah industri budidaya.
Unsur utama biomassa adalah berbagai jenis zat kimia atau molekul yang sebagian besarnya mengandung atom karbon.
Secara garis besar, biomassa terdiri dari selulosa dan lignin. Komposisinya sebagai berikut, 53% massa karbon, 6% massa hidrogen, 42% massa oksigen, sedikit nitrogen, serta fosfor dan belerang yang kurang dari 1%.
Kegunaan Biopelet
Biopelet merupakan energi terbarukan yang saat ini mulai digunakan di kalangan masyarakat. Manfaat biopelet adalah sebagai sumber energi yang alternatif.
Kegunaan energi ini adalah untuk mengurangi limbah serbuk kayu yang tidak digunakan sehingga terbentuk gas metana atau rumah kaca akibat dari oksidasi dari limbah. Hal itu karena keunggulan bahan bakar ini adalah bahan limbah kayu dapat digunakan kembali.
Bahan bakar pelet yang digunakan menghasilkan emisi, seperti arsenik, karbon monoksida, sulfur, dan gas karbon dioksida.
Bahan yang dihasilkan tersebut mengandung sedikit polutan air dan udara menghasilkan emisi CO2 yang rendah.
Jumlah CO2 yang dikeluarkan selama proses kebakaran setara dengan CO2 yang diserap oleh tanaman sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan.
Baca Juga: Mengenal Bahan Bakar Hidrogen sebagai Eco-Energy Potensial Masa Depan
Bahan Baku Biopelet
Bahan baku biopelet sangatlah beragam tergantung pada bahan pembuatannya. Namun, biopelet yang digunakan untuk bahan bakar menggunakan zat organik atau biomassa, yaitu bungkil jarak, sekam, dan serbuk kayu.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan bahan baku biopelet:
1. Serabut Kelapa
Serabut atau sabut biasanya ditemukan di bawah tegakan tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk hingga kering.
Kegunaan serabut umumnya untuk kayu bakar. Pada masyarakat tradisional, sabut berguna untuk tali dan dianyam menjadi keset.
Ternyata, sabut dapat diolah hingga menghasilkan serat sabut (coco fibre) dan serbuk sabut (coco coir).
Dalam satu butir kelapa dapat menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung komposisi kimia, yaitu selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas arang, tannin, dan potasium.
2. Daun Jati
Daun jati dapat dimanfaatkan sebagai jenis biomassa untuk bahan bakar. Namun, daun jati memiliki daya tahan bakar yang singkat sehingga mengharuskan untuk diubah menjadi bahan yang memiliki waktu bakar lebih lama.
Salah satu cara untuk memanfaatkan biomassa jenis dedaunan ini adalah dengan proses pembriketan. Daun ini mengandung flavonoid, saponin, tanin galat, tanin katekat, kuinon, dan steroid.
3. Jerami
Jerami adalah sampah dari hasil pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan baku briket, pakan ternak, pupuk, bahan baku gas hidrogen, bioetanol, dan minyak diesel. Banyak yang belum tahu bahwa jerami dapat digunakan sebagai bioetanol.
Biomassa dari jerami banyak digunakan di Uni Eropa sebagai bahan pembangkit listrik. Selain itu, jerami juga digunakan sebagai bahan bakar pada ketel uap batu bara. Jerami memiliki kandungan selulosa yang tinggi.
Prinsip Pembuatan Biopelet
Teknik pembuatan biopelet dihasilkan oleh suatu alat dengan mekanisme pemasukan bahan secara terus menerus serta mendorong bahan yang telah dikeringkan untuk melewati lingkaran baja dengan beberapa lubang ukuran tertentu.
Bahan baku yang digunakan berupa serbuk yang dihaluskan dengan melakukan penyaringan ukuran tertentu.
Selanjutnya, bahan baku yang telah halus dicampurkan dengan menggunakan perekat dan diaduk secara merata hingga menjadi adonan.
Adonan yang telah jadi tersebut kemudian dicetak dan dipadatkan. Langkah terakhir, pengeringan pada suhu tertentu hingga dihasilkan biopelet dengan kadar air tertentu. Biopelet yang berbentuk serbuk gergajian memiliki keunggulan daripada pelet dari biomassa.
Gambar Biopelet
Berikut adalah bentuk fisik biopelet. Gambar pelet biopelet di atas merupakan pembuatan pelet menggunakan serbuk kayu. Umumnya, bentuknya adalah silinder dengan diameter maksimum 25 mm.
Proses pembuatan biopelet melalui tiga tahap, yaitu extruding, briquetting, dan pelleting. Extruding adalah memampatkan bahan menggunakan sebuah ulir atau piston sehingga bahan menjadi padat.
Proses briquetting menghasilkan produk dengan bentuk tabung seperti gambar di atas. Ukuran diameter dan tingginya sesuai dengan kebutuhan.
Proses pelleting terjadi karena adanya aliran bahan yang berputar dengan tekanan yang tinggi menuju ke pencetak biopelet.
Baca Juga: 10 Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Yuk Jaga Kelestarian Alam!
Itulah penjelasan mengenai pengertian, bahan baku, kegunaan, hingga bentuk fisik dari biopelet. Manusia akan terus menggunakan energi bahan bakar yang ada di bumi. Tidak menutup kemungkinan bahwa bahan bakar tersebut akan habis.
Solusi dari permasalah tersebut adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan agar menjaga bumi tetap lestari. Jadi, gunakan selalu bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti Biosolar B30.
Nah, jika Anda membutuhkannya untuk keperluan industri, Solar Industri menyediakan Biosolar B30 dengan kualitas yang terbaik. Yuk, kunjungi website Solar Industri sekarang juga!