Industri kimia konvensional seringkali berdampak negatif karena penggunaan bahan-bahan yang mencemari lingkungan.
Prinsip kimia hijau hadir sebagai solusi untuk mendorong industri beralih ke proses dan produk kimia yang lebih ramah lingkungan, aman, dan berkelanjutan.
Tanpa penerapan kimia hijau, zat-zat kimia dapat lepas kendali, menjadi kontaminan di alam, dan akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lantas, bagaimana proses transisi menuju praktik yang lebih ramah lingkungan ini berlangsung? Temukan pengertian dan pembahasan terkait kimia hijau berikut ini!
Apa itu Kimia Hijau?
Kimia hijau adalah pendekatan dalam ilmu kimia yang berfokus pada perancangan, pembuatan, dan pemanfaatan produk kimia yang lebih ramah lingkungan.
Kimia hijau juga dikenal dengan istilah kimia berkelanjutan.
Pendekatan ini bertujuan untuk menurunkan dan mengeliminasi dampak negatif zat kimia terhadap lingkungan dengan cara yang lebih efektif, sederhana, dan ekonomis.
Kimia hijau mengedepankan prinsip bahwa lebih baik mencegah polusi daripada mengatasi dampaknya setelah terjadi.
Proses ini tidak berjalan sendiri, melainkan terintegrasi dengan bidang ilmu lainnya, seperti biologi dan fisika.
Manfaat Penerapan Kimia Hijau
Kimia berkelanjutan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dengan menciptakan senyawa kimia yang lebih aman sejak tahap perancangan.
Dengan adanya produk yang mudah terurai dan menghasilkan limbah minim di akhir siklus hidup, proses ini memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Dengan prinsip ini, terdapat beberapa sejumlah manfaat krusial, antara lain:
- Mengurangi limbah dan polutan berbahaya dengan menurunkan atau bahkan menghilangkan produk samping yang merugikan.
- Meningkatkan efisiensi reaksi kimia sehingga konsumsi energi dan sumber daya dapat berkurang.
- Mendorong penggunaan sumber daya dan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
- Memotivasi penggunaan kembali produk sampingan atau limbah untuk diolah kembali menjadi bahan baku.
- Mendorong pencarian solusi terhadap pencemaran lingkungan melalui inovasi dan penelitian di bidang kimia.
12 Prinsip Kimia Hijau
Dalam paradigma kimia modern, penting untuk berpegang pada prinsip kimia hijau yang mencakup 12 prinsip dasar.
Prinsip-prinsip ini memungkinkan proses reaksi kimia dalam industri dirancang dan dilaksanakan dengan cara yang berbeda dari kimia konvensional.
Proses kimia yang awalnya hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia kini telah berkembang menjadi teknologi yang mendukung keseimbangan ekosistem global.
Kedua belas prinsip ini dirumuskan oleh Paul Anastas dan John Warner meliputi:
1. Pencegahan Limbah Sejak Awal
Prinsip utama dalam kimia hijau adalah merancang proses yang menghasilkan limbah seminimal mungkin, untuk menghindari penanganan limbah di akhir produksi.
Dengan demikian. perusahaan dapat mengurangi kebutuhan untuk penanganan limbah yang kompleks dan mahal di akhir proses.
2. Efisiensi Penggunaan Atom
Penggunaan atom dalam bahan baku perlu dioptimalkan selama proses produksi agar produk akhir memiliki sisa minimal.
Hal ini dapat dicapai dengan memaksimalkan jumlah atom dalam semua reaksi sehingga tercapai efisiensi yang lebih tinggi.
3. Sintesis yang Aman untuk Lingkungan
Selain meminimalkan limbah, sintesis juga harus ramah lingkungan.
Oleh karena itu, reaksi kimia dan rute sintesis perlu dirancang aman dengan mempertimbangkan bahan-bahan yang berpotensi berbahaya.
4. Desain Proses dan Produk yang Aman
Proses kimia perlu dirancang dengan mempertimbangkan toksisitas dan dampak lingkungan. Tapi efektifitas juga harus dipertahankan
Evaluasi serta prediksi terkait aspek fisika, toksisitas, dan dampak lingkungan perlu dilakukan untuk memastikan keamanan proses.
5. Penggunaan Pelarut dalam Kondisi Aman
Pelarut, agen pemisah, atau bahan tambahan lain yang digunakan harus yang paling aman, dan penggunaannya perlu diminimalkan untuk mengurangi limbah.
Apabila memungkinkan, penggunaan pelarut dapat dihindari secara keseluruhan.
6. Efisiensi Energi
Proses kimia harus dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan energi minimal.
Selain itu, hindari kondisi ekstrim seperti pemanasan, pendinginan atau kondisi ekstrim lainnya untuk mencegah kerusakan bahan.
7. Bahan Baku Terbarukan
Gunakan bahan baku yang dapat diperbarui, terutama yang berasal dari sumber alam dan produk pertanian.
Sebaliknya, hindari penggunaan bahan baku tak terbarukan seperti minyak bumi maupun batu bara,
8. Kurangi Bahan Turunan
Bahan turunan sering memerlukan reagen tambahan dan langkah-langkah proses ekstra untuk memisahkan produk samping atau menghilangkan zat pelindung.
Dengan mengurangi atau menghilangkan bahan turunan, reaksi kimia dapat berlangsung lebih langsung dan efisien,
9. Penggunaan Katalis
Dengan katalis, reaksi dapat mencapai hasil yang diinginkan dengan lebih efisien sehingga mengurangi jumlah reagen yang dibutuhkan.
Kondisi ini akan memperkecil terbentuknya produk samping yang tidak diinginkan (limbah).
10. Desain Bahan Terdegradasi
Desain bahan terdegradasi bertujuan untuk menciptakan senyawa kimia yang dapat terurai secara alami melalui proses biologis atau lingkungan.
Dengan bahan kimia yang terdegradasi, kita dapat mengurangi dampak pencemaran jangka panjang di lingkungan, terutama pada tanah, air, dan ekosistem.
11. Analisis Real-Time
Analisis real-time yakni dengan memantau langsung kondisi dan komposisi bahan selama proses produksi atau dalam lingkungan tertentu.
Dengan demikian, perusahaan dapat secara cepat dan akurat mendeteksi pembentukan senyawa berbahaya sebelum konsentrasi mereka mencapai tingkat yang berbahaya.
12. Pencegahan Risiko Kecelakaan
Pastikan memilih bahan dan prosedur yang aman untuk mengurangi potensi risiko dalam reaksi kimia.
Beberapa langkah yang dapat diterapkan misalnya dengan memiliki bahan kimia yang aman dan mengontrol lingkungan kerja dengan baik.
Contoh Kimia Hijau dalam Penerapan Sehari-hari
Dalam sehari-hari, kimia berkelanjutan dapat diterapkan melalui beberapa aspek diantaranya.
- Pembersih Rumah Tangga: Mengganti pembersih konvensional dengan bahan alami seperti cuka dan baking soda.
- Produk Pribadi: Menggunakan sabun dan sampo organik atau yang ramah lingkungan.
- Pertanian Organik: Menanam tanaman secara organik dan mengurangi penggunaan pestisida.
- Pengelolaan Limbah: Mendaur ulang limbah seperti kertas, plastik, dan kaca, serta mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai.
- Energi Terbarukan: Memanfaatkan energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin untuk kebutuhan rumah tangga.
- Transportasi Berkelanjutan: Menggunakan transportasi ramah lingkungan seperti berjalan kaki, bersepeda, transportasi umum, atau kendaraan listrik.
- Pengolahan Makanan: Membeli bahan makanan organik dan lokal, serta mengurangi kemasan sekali pakai.
Kesimpulan
Kimia hijau adalah pendekatan inovatif dalam industri kimia yang mengutamakan pembuatan dan pemanfaatan produk yang lebih aman bagi lingkungan.
Melalui prinsip kimia hijau dasarnya, perusahaan dapat meminimalkan limbah dan mengurangi dampak negatif dari zat kimia.
Kimia hijau juga berperan dalam efisiensi proses produksi dan distribusi bensin.
Bahan bakar minyak Solar Industri telah melalui proses produksi teroptimal sehingga mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi selama pembakaran.
Kontak kami untuk pemenuhan kebutuhan energi Anda!