Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah kalor dalam beberapa konteks. Namun, apa sebenarnya kalor itu?
Apa saja jenis, macam perpindahan, dan rumus-nya? Simak penjelasannya pada artikel berikut!
Pengertian Kalor
Kalor atau energi panas adalah energi yang dapat berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek yang bersuhu lebih rendah jika keduanya bertemu atau bersentuhan.
Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu bertemu, maka akan terjadi perpindahan panas. Sebagai contoh, wadah yang berubah menjadi panas ketika terisi oleh makanan panas.
Suhu dan energi panas merupakan dua hal yang berbeda. Suhu atau temperature adalah suatu nilai yang dapat kita ukur dengan termometer, sedangkan heat atau energi panas adalah energi yang mengalir pada suhu benda ke benda lain. Jika suhu suatu benda tinggi, maka panas yang terkandung berarti sangat besar.
Sebaliknya, jika suhu suatu benda rendah, maka energi panas yang terkandung pun berarti rendah. Energi panas juga dapat menaikkan atau menurunkan suhu, sehingga semakin besar kenaikan suhu, maka semakin banyak energi panas yang diterima. Sebaliknya, kenaikan suhu yang kecil akan membuat energi panas yang diterima juga kecil.
Baca Juga: Seputar Batu Bara, Proses Pembentukan, Fungsi, dan Jenisnya
Jenis-Jenis Kalor
Setelah mengenal pengertian dari energi panas, berikut ini beberapa jenisnya:
1. Kalor Pembentukan (∆Hf)
Jenis energi panas pembentukan ini merupakan jumlah panas yang dibebaskan atau diserap saat satu mol zat murni terbentuk dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar pada tekanan konstan.
Jika membentuk energi panas positif, artinya reaksi pembentukan adalah endotermik (memerlukan energi untuk terjadi), sedangkan jika energi panas pembentukan negatif, artinya reaksi pembentukan adalah eksotermik (melepaskan energi).
2. Kalor Penguraian (∆Hd)
Jenis energi panas penguraian erupakan jumlah panas yang dibebaskan atau diserap saat satu mol zat mengalami penguraian menjadi unsur-unsurnya dalam keadaan standar pada tekanan konstan.
Jika pengurangan energi panas positif, artinya reaksi penguraian adalah endotermik, sedangkan jika energi panas penguraian negatif, artinya reaksi penguraian adalah eksotermik.
3. Kalor Pembakaran (∆Hc)
Jenis energi panas pembakaran merupakan jumlah panas yang dibebaskan atau diserap saat satu mol zat terbakar sepenuhnya dalam oksigen murni pada tekanan konstan. Ini juga disebut burning heat molar standar atau entalpi pembakaran standar.
Kalor pembakaran digunakan untuk mengukur energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar dan juga memberikan informasi tentang efisiensi pembakaran suatu bahan.
4. Kalor Netralisasi (∆Hn)
Jenis energi panas netralisasi merupakan jumlah panas yang dibebaskan atau diserap saat larutan asam dan basa bereaksi satu sama lain untuk membentuk garam dan air pada tekanan konstan. Heat of Neutralization sering digunakan untuk mengukur kekuatan asam atau basa dalam larutan.
Jika Heat of Neutralization positif, artinya reaksi netralisasi adalah eksotermik, sedangkan jika kalor netralisasi negatif, artinya reaksi netralisasi adalah endotermik.
5. Kalor Pelarutan (∆Hs)
Jenis energi panas pelarutan merupakan jumlah panas yang dibebaskan atau diserap saat zat padat larut dalam pelarut untuk membentuk larutan pada tekanan konstan. Energi panas jenis ini berperan untuk mengukur tingkat kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu.
Jika heat of solvation positif, artinya proses pelarutan adalah endotermik (memerlukan energi), sedangkan jika kalor pelarutan negatif, artinya proses pelarutan adalah eksotermik (melepaskan energi).
Macam-macam Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor adalah proses transfer energi dari suatu tempat ke tempat lain karena adanya perbedaan suhu. Terdapat tiga macam perpindahan energi panas yang umum terjadi, yaitu:
1. Konduksi
Konduksi merupakan peristiwa perpindahan energi panas melalui kontak langsung antara partikel-partikel zat tanpa adanya perpindahan massa. Ketika suatu zat dipanaskan, partikel-partikelnya menjadi lebih bergerak, sehingga energi termal berpindah dari partikel yang lebih panas ke partikel yang lebih dingin.
Contoh konduksi adalah ketika Anda memasak makanan menggunakan panci, panas dari kompor akan mengalir ke dalam panci melalui konduksi.
2. Konveksi
Perpindahan yang melibatkan pergerakan massa atau fluida yang membawa energi termal. Ketika zat dipanaskan, partikel-partikel dalam zat menjadi lebih bergerak dan menghasilkan perbedaan kepadatan. Ini menyebabkan aliran konvektif, di mana zat yang panas naik ke atas dan zat yang dingin turun ke bawah.
Contoh perpindahan secara konveksi adalah ketika Anda memasak makanan dalam panci menggunakan air. Air yang dipanaskan di dasar panci naik ke atas dan menggantikan air yang lebih dingin di atasnya, membawa energi termal ke seluruh panci.
3. Radiasi
Perpindahan melalui gelombang elektromagnetik tanpa adanya medium untuk mentransfer energi. Perpindahan jenis ini deisebut dengan radiasi. Radiasi sendiri dapat terjadi melalui medium atau bahkan dalam ruang hampa udara. Radiasi adalah cara utama di mana energi dari matahari mencapai Bumi.
Contoh perpindahan energi panas dengan cara radiasi adalah ketika Anda merasakan panas dari api unggun atau ketika Anda menggunakan oven untuk memanggang makanan.
Rumus Kalor
Berikut beberapa rumus kalor:
Jenis Rumus | Rumus | Keterangan |
Rumus Perpindahan Kalor | Q = m.c.ΔT | Q = Banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J) m = Massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg) c = Kalor jenis zat (J/kg⁰C) ΔT = Perubahan suhu (⁰C) C = Kapasitas kalor (J/K) L = Kalor lebur zat (J/K) U =Kalor uap zat (J/K) |
Rumus Kalor Jenis | c = Q / m.ΔT | |
Rumus Kapasitas Kalor | C = Q / ΔT | |
Rumus Menetukan Kapasitas Kalor | C = m.c | |
Rumus Kalor Lebur | Q = m x L | |
Rumus Kalor Uap | Q = m x U |
Kalor Jenis
Kalor jenis atau specific heat adalah besaran fisika yang menggambarkan kemampuan suatu zat dalam menyerap atau melepaskan panas. Secara khusus, specific heat mengukur jumlah panas untuk meningkatkan suhu suatu zat secara unit massanya. Satuan dari specific heat adalah Joule per kilogram per derajat celsius (J/kg°C) dalam sistem metrik.
lambang kalor jenis adalah huruf “c” dan nilainya bervariasi tergantung pada sifat-sifat termal zat tersebut. Specific heat adalah sifat intrinsik dari zat-zat tertentu dan dapat berbeda untuk setiap zat. Seperti contoh, specific heat of water akan berbeda dengan specific heats of metal.
Perubahan suhu dalam suatu zat terkait erat dengan energi termal yang berpindah. Ketika energi termal diberikan ke zat, suhu zat akan meningkat. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu zat tergantung pada jenis heat. Semakin besar specific heat suatu zat, semakin banyak energi yang diperlukan untuk meningkatkan suhunya.
Specific heat juga berperan untuk menggambarkan kemampuan suatu zat dalam menyimpan atau melepaskan energi panas. Misalnya, air memiliki specific heat yang relatif tinggi, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menghangatkan atau mendinginkannya dibandingkan dengan zat lain yang memiliki specific heat yang lebih rendah.
Itulah beberapa informasi mengenai energi panas yang dapat kami sampaikan secara detail. Jika Anda sedang mencari supplier resmi Pertamina, hubungi kami untuk konsultasi kebutuhan Anda.
Solar Industri menyediakan kebutuhan distribusi bahan bakar Bio solar B30/B35 dan marine fuel oil untuk pengisian menunjang kebutuhan industri atau bisnis Anda. Cek informasi selengkapnya dalam laman kami berikut.