Hidrografi adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari suatu kondisi dan untuk mengetahui tentang gambaran di bawah perairan.
Keilmuan tersebut berkaitan dengan pengukuran maupun deskripsi dari fitur fisik laut, pesisir, samudera, danau, dan sungai, serta melakukan prediksi perubahan dari waktu ke waktu.
Pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang biasa disebut sebagai teknologi hidroakustik.
Untuk lebih jelasnya mengenai apa itu hidrografi, kami akan memberikan penjelasan lebih lengkap di bawah ini. Yuk, simak pembahasannya, ya!
Apa Itu Hidrografi?
Menurut International Hydrographic Organization (IHO), hidrografi adalah ilmu yang berkaitan dengan pengukuran maupun penggambaran parameter untuk menjelaskan sifat dan konfigurasi dasar laut secara tepat.
Ilmu ini juga diperlukan untuk mengetahui hubungan geografis dasar perairan dengan daratan, karakteristik, serta dinamika lautan.
Selain itu, cabang ilmu ini juga mencakup pengamatan, analisis, dan pemodelan berbagai aspek terkait air. Hal ini termasuk pola aliran air, volume, kualitas, hingga aktivitas manusia terhadap sumber daya air.
Singkatnya, hidrografi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemetaan laut dan pesisir. Secara Etimologi, hidrografi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari kata “Hidro” dan “Grafi”.
Kata “Hidro” berarti air, sementara “Grafi” adalah menulis atau menggambar. Maka dari itu, hidrografi bisa diartikan sebagai gambaran permukaan bumi yang digenangi oleh air, laut dan sungai misalnya.
Jenis Survei Hidrografi
Proses pengukuran maupun penggambaran parameter air di lautan, maka diperlukan survei hidrografi untuk membantu mendapatkan data secara akurat dan tepat.
Survei merupakan kegiatan yang paling penting demi mendapatkan informasi hidrografi yang tepat. Mulai dari penentuan posisi laut, pengukuran kedalaman dan arus, hingga penggunaan sistem referensinya.
Maka dari itu, jenis surveinya sendiri dibagi menjadi dua tiga, yakni survei hidrografi dan batimetri.
A. Survei hidrografi
Survei hidrografi merupakan sebuah proses pengumpulan data yang berkaitan dengan karakteristik perairan. Data ini termasuk kedalaman laut, arus, gelombang, topografi, pasang surut, dan lainnya.
Tujuannya adalah untuk memetakan keadaan dasar laut dan menyediakan informasi yang penting bagi navigasi. Selain itu, juga demi keselamatan perairan dan manajemen sumber daya laut.
Terdapat alat khusus yang digunakan untuk melaksanakan survei, yakni ada echosounder atau multibeam sonar. Peralatan ini bertujuan untuk mengirimkan sinyal suara ke dasar laut.
Selain itu, membantu untuk mendeteksi pantulan kembali yang bisa digunakan untuk mengukur kedalaman perairan, seperti laut dan sungai.
Para ahli mengelompokkan survei hidrografi bersasarkan wilayahnya yang dibagi menjadi tiga.
Berikut ini jenis survei hidrografi berdasarkan wilayahnya:
1. Pantai (coastal)
Pada lokasi pertama ini dilakukan di pantai yang bertujuan untuk pengembangan pelabuhan dan penggunaan jasa pelabuhan.
Selain itu, mengatasi permasalahan erosi pantai juga menjadi salah satu kegiatannya. Kemudian, melakukan pemeliharaan keamanan lalu lintas pelayaran di pantai.
2. Lepas pantai (offshore)
Lokasi kedua yaitu di lepas pantai atau offshore yang mana melakukan kegiatan pengadaan data atau informasi hidrografis dari zone pantai (coastal zone) dengan kedalaman 200m.
Kegiatan ini juga mencakup pertambangan sumber daya alam mineral, termasuk hidrokarbon (crude oil) hingga pengadaan data untuk manajemen perikanan.
3. Lepas bebas (oceanic)
Terakhir, berada di lepas bebas atau oceanic. Kegiatan pada lokasi ini mencakup pengadaan data di daerah lautan bebas.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk menggambarkan geomorfologi yang ada di dasar laut, sehingga memerlukan pengadaan data serta informasi di lautan dalam.
B. Survei batimetri
Jenis survei kedua yaitu batimetri yang menjadi bagian dari survei hidrografi dan berfokus pada pengukuran kedalaman perairan.
Pengukuran tersebut dilakukan untuk mendapatkan data kedalaman dan konfigurasi atau topografi dasar laut. Hal ini bisa mencakup beberapa aspek, yakni lokasi dan luasan obyek tertentu.
Batimetri dilakukan di sepanjang koridor survei dengan lebar yang bervariasi serta pelaksanaannya berdasarkan Rencana Jalur Survei yang sudah direncanakan.
Survei batimetri biasanya menggunakan teknologi echosounder atau multibeam sonar yang dirancang khusus untuk mengukur kedalaman secara akurat di berbagai kondisi perairan.
Dasar Ketinggian Survei Hidrografi
Pelaksanaan kegiatan survei di atas, tentu prosesnya tidak lepas dari keperluan dasar ketinggian yang digunakan. Dasar ketinggian ini bisa dilihat menggunakan peta hidrografi.
Berikut dasar ketinggian proses survei yang biasa dilakukan:
1. Pasang surut
Dasar ketinggian pertama yaitu pasang surut yang berarti perubahan ketinggian air laut akibat adanya gaya tarik-menarik antara bumi dengan benda luar angkasa.
Fenomena pasang surut ini juga bisa dipengaruhi oleh bulan dan matahari. Keduanya mempunyai pengaruh besar atas terjadinya fenomena ini.
2. Mean Sea Level (MSL)
Kedua, ada Mean Sea Level (MSL) yang diartikan sebagai acuan tinggi untuk menentukan ketinggian di daratan. Acuan di daratan tentu berbeda dengan di lautan.
MSL sendiri diperoleh dengan melakukan pengamatan pasang surut air laut pada periode waktu tertentu.
3. Chart datum (surutan peta)
Terakhir, ada chart datum atau permukaan terendah air laut dan dimanfaatkan sebagai bidang referensi acuan tinggi untuk membuat peta di laut.
Penggunaan Hidrografi di Industri Pertambangan
Pertambangan menjadi salah satu sektor industri yang membutuhkan pemahaman lebih terkait kondisi perairan karena menyangkut minyak bumi.
Kondisi tersebut membuat industri pertambangan diperlukan pengukuran atau pemetaan perairan perihal ciri fisik dan topografi lautan, danau, dan sungai.
Cabang ilmu ini memungkinkan seorang ahli di bidang pertambangan untuk mengidentifikasi potensi-potensi minyak bumi dan gas di suatu daerah tertentu.
Berikut ini terdapat manfaat hidrografi di bidang pertambangan:
1. Pemetaan bawah laut
Survei hidrografi dapat digunakan untuk memetakan dasar laut di sekitar lokasi tambang laut. Hal ini penting untuk perencanaan dan konstruksi infrastruktur tambang, termasuk penempatan pipa pembuangan limbah.
2. Pemantauan perubahan lingkungan
Pemantauan perubahan lingkungan di pertambangan dapat dilakukan melalui hidrografi. Hal ini untuk melihat perubahan arus laut, erosi pantai, hingga perubahan struktur bawah laut.
Informasi yang didapatkan nantinya bisa digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko lingkungan atau memperkirakan dampak dari operasi pertambangan.
3. Pemantauan kualitas air
Dengan adanya pemetaan, dapat digunakan untuk memantau kualitas air di sekitar lokasi tambang. Pemantauannya meliputi distribusi sedimen, pemantauan polusi, dan parameter lainnya.
4. Manajemen risiko bencana alam
Manfaat menggunakan hidrografi di industri pertambangan adalah untuk memahami risiko bencana alam di sekitar lokasi. Mulai dari tsunami, badai tropis, hingga banjir sekalipun, sehingga bisa merencanakan mitigasi risiko dan respons darurat.
Pada intinya, hidrografi menjadi salah satu cabang ilmu yang sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi umum di suatu perairan, terutama di dasar laut atau sungai.
Melalui pembahasan di atas, sudah dipahami apa itu hidrografi, jenis, hingga penggunaan atau manfaatnya di industri pertambangan.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa laporan survei hidrografi dan batimetri menjadi aspek paling penting di akhir pemetaan karena berkaitan dengan hasil data atau informasi yang didapatkan.
Survei tersebut pun sebenarnya tidak hanya untuk industri pertambangan saja, melainkan hampir semua industri yang berkaitan dengan perairan.
Setiap industri hingga perkapalan pasti membutuhkan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan transportasinya, salah satunya minyak.
Dengan demikian, agar kebutuhan bahan bakar Anda dapat terpenuhi, maka dibutuhkan distributor bahan bakar terpercaya dan pengalaman dari PT. Megah Anugerah Energi. Apabila tertarik untuk menggunakan jasa perusahaan, silakan untuk hubungi kami dan konsultasikan kebutuhan industri Anda!