Green Coke: Definisi, Fungsi dan Proses Pembuatannya

Bagikan:
Green coke menjadi bahan sampingan olahan minyak bumi yang ramah lingkungan bagi industri dan pembangunan.
Penggunaan Greencoke sebagai bahan bakar
Daftar Isi

Pada pengolahan minyak bumi, terdapat banyak produk sampingan yang berasal dari molekul-molekul sisa ataupun bahan yang tidak digunakan sebagai minyak bumi. Banyak dari olahan sampingan tersebut dihasilkan dari proses penyaringan, filterisasi, dan karbonisasi yang dilakukan dengan termperatur tinggi.

Salah satu hasil sampingan tersebut adalah green coke atau zat yang biasa disebut sebagai hasil residu dari penyaringan dan karbonisasi minyak bumi. Green coke memiliki banyak fungsi dan manfaat yang dapat mendukung industri dan menjadi komoditas yang memiliki nilai lebih. 

Green coke yang murni dihasilkan dari karbonisasi yang rumit dan sistematis, sehingga menghasilkan zat seperti batu bara dan berwarna hitam pekat. Zat hitam pekat inilah yang akan menjadi bahan sampingan yang memiliki banyak manfaat disamping minyak bumi.

Pada artikel ini, penulis akan menjelaskan definisi dari green coke, fungsi dan manfaat yang dihasilkan, hingga proses pembuatan dan terciptanya green coke pada proses karbonisasi minyak bumi. Simak penjelasannya berikut.

Pengertian Green Coke

Secara bahasa, green coke berarti “soda hijau” meskipun begitu, hal tersebut tidak merujuk pada soda yang berwarna hijau. Tetapi digunakan untuk mendefinisikan hasil sampingan yang tercipta dari proses karbonisasi minyak bumi dengan suhu mencapai 900 Kelvin.

Sementara menurut pengertiannya dalam konteks minyak bumi, Green coke mengacu pada sisa padat yang dihasilkan dari proses karbonisasi pada unit Delayed Coking Unit (DCU). Sehingga tidak ada kaitannya sama sekali dengan zat cair lainnya.

Proses ini melibatkan pemanasan residu minyak bumi pada suhu tinggi (sekitar 480-520°C) atau setara dengan 900 Kelvin di bawah tekanan tinggi selama waktu yang lama. Proses inilah yang nantinya kan memadatkan zat yang disebut green coke ini

Tujuan utama dari proses ini adalah untuk memecah molekul hidrokarbon rantai panjang dalam residu menjadi produk yang lebih ringan seperti bensin, solar, dan gas. Sisa padat yang tertinggal setelah proses ini disebut green coke.

Karakteristik green coke adalah memiliki warna hitam pekat dan tekstur padat seperti batu bara. Kandungan abu dalam green coke sangat rendah (sekitar 0,10%), sedangkan kandungan sulfurnya juga relatif rendah (sekitar 0,50%). 

Namun, green coke memiliki nilai kalori yang tinggi (sekitar 7500 – 8500 Cal/kg), lebih tinggi dibandingkan dengan batubara. Meskipun begitu, cukup sulit untuk membedakannya dengan batubara jika dilihat secara kasar dikarenakan keduanya sangat mirip.

Fungsi Green Coke

Sebagai hasil sampingan dari pengolahan minyak bumi, bukan berarti green coke tidak memiliki fungsi dan manfaat yang signifikan. Green coke memiliki berbagai fungsi dan manfaat yang membuatnya menjadi komoditas berharga di berbagai sektor industri.

Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat utama dari green coke:

1. Bahan Baku Calcined Coke

Green coke dapat diolah lebih lanjut menjadi calcined coke, bahan baku penting dalam industri aluminium. Manfaat yang diberikan adalah Calcined coke memiliki kekuatan dan konduktivitas listrik yang tinggi, sehingga ideal untuk proses peleburan aluminium. 

Penggunaannya menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan metode tradisional.

2. Bahan Bakar Industri

Green coke dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif di berbagai industri, seperti:

  • Industri semen: Membakar green coke menghasilkan panas yang tinggi untuk proses pembakaran batu kapur.
  • Industri peleburan logam: Digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan tungku peleburan logam.
  • Pembangkit listrik: Dibakar untuk menghasilkan uap panas yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik.

Perlu diingat bahwa green coke memiliki nilai kalori tinggi (sekitar 7500 – 8500 Cal/kg), lebih tinggi dari batubara, menjadikannya bahan bakar yang efisien dan ekonomis. Pembakarannya menghasilkan emisi sulfur yang lebih rendah dibandingkan batubara.

3. Bahan Baku Briket

Green coke dapat dicampur dengan bahan lain seperti serbuk gergaji untuk menghasilkan briket, bahan bakar padat yang mudah disimpan dan digunakan.

Manfaatnya adalah briket green coke memiliki nilai kalori tinggi, mudah terbakar, dan menghasilkan sedikit abu, menjadikannya alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan.

4. Pengganti Batubara

Green coke dapat digunakan sebagai pengganti batubara di berbagai aplikasi, seperti pembangkit listrik dan industri lainnya. kandungan nya yang hampir sama dengan batu bara dapat menjadi alternatif.

Green coke memiliki emisi gas rumah kaca dan polutan udara yang lebih rendah dibandingkan batubara, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan.

5. Sumber Karbon

Green coke dapat digunakan sebagai sumber karbon dalam berbagai proses industri, seperti produksi bahan kimia dan manufaktur logam.

Green coke memiliki kandungan karbon tinggi (sekitar 90%), menjadikannya bahan baku yang ideal untuk berbagai proses industri.

6.Peningkatan Efisiensi Industri

Penggunaan green coke dapat meningkatkan efisiensi di berbagai industri, seperti:

  • Industri aluminium: Calcined coke dari green coke menghasilkan produk aluminium yang lebih bersih dan berkualitas tinggi.
  • Industri semen: Pembakaran green coke menghasilkan panas yang lebih efisien untuk proses pembakaran batu kapur.
  • Industri peleburan logam: Green coke sebagai bahan bakar menghasilkan panas yang lebih terkontrol untuk proses peleburan.

Peningkatan efisiensi industri mengarah pada pengurangan biaya produksi dan emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: Pengertian Biomassa

Proses Pembuatan Green Coke

Green coke tercipta dari sebuah proses karbonisasi yang rumit, namun sistematis sehingga setiap kandungan yang ada pada setiap green coke sama. Mari kita telusuri secara detail proses pembuatan dan terciptanya green coke.

1. Bahan Baku

Perjalanan green coke dimulai dari residu minyak bumi, hasil sampingan dari proses penyulingan minyak mentah. Residu ini memiliki konsistensi kental dan kaya akan hidrokarbon rantai panjang.

2. Unit Delayed Coking Unit (DCU)

Residu minyak bumi kemudian diumpankan ke dalam unit Delayed Coking Unit (DCU). Di dalam reaktor DCU, residu dipanaskan pada suhu tinggi (sekitar 480-520°C) di bawah tekanan tinggi selama beberapa jam.

3. Reaksi Karbonisasi

Proses pemanasan ini memicu reaksi karbonisasi, di mana molekul hidrokarbon rantai panjang dalam residu terpecah menjadi molekul yang lebih kecil seperti bensin, solar, dan gas.

Sisa dari reaksi ini adalah karbon padat yang mengendap di dasar reaktor, inilah yang kemudian dikenal sebagai green coke.

4. Pemisahan dan Pengolahan

Green coke yang telah terbentuk dipisahkan dari produk cair lainnya melalui proses filtrasi. Kemudian, green coke dicuci dan dikeringkan untuk menghilangkan residu dan impurities.

Hasil akhir dari proses ini adalah green coke padat yang siap untuk diangkut dan digunakan di berbagai industri.

Green coke bukan hanya produk sampingan, tetapi komoditas berharga dengan berbagai fungsi dan manfaat.Penggunaannya di berbagai industri meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi gas rumah kaca, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar tradisional.

Pemanfaatan green coke secara optimal dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan melestarikan lingkungan. Selain itu, dalam melestarikan lingkungan pemilihan bahan bakar juga penting di lakukan agar dapat mengurangi ketergantungan dari bahan bakar fosil.

Salah satu caranya dengan mengunakan bio solar, hal itu dikarnakan bio solar terbuat dari campuran bio diesel dan solar. Jika Anda, mencari bio solar (B30) untuk kapal Anda, Solar Industri adalah solusinya.

Dapatkan penawaran lebih lanjut dengan menghubungi kami.

Tags:

Butuh Informasi Lebih Lanjut?

Apabila anda tertarik dengan penawaran kami, konsultasikan segera kebutuhan anda dengan menghubungi kontak kami untuk mendapatkan informasi lebih detail terkait produk perusahaan.