Semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor di area perkotaan membuat polusi udara juga semakin meningkat. Hasil pembakaran bahan bakar minyak dari kendaraan bermotor menghasilkan beberapa senyawa yang mengandung polusi udara, salah satunya yakni senyawa karbon monoksida. Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak dapat terlihat dan tidak dapat tercium. Gas beracun ini dapat membahayakan kesehatan manusia.
Pengertian Karbon Monoksida
Karbon Monoksida adalah senyawa gas yang tidak memiliki warna, pembakaran tidak sempurna dari bahan yang mengandung zat arang atau bahan organik menghasilkan bau, baik kegiatan industri memproduksinya ataupun lingkungan menghasilkannya. Karbon monoksida dengan lambang ilmiah CO ini, terdiri dari satu atom karbon yang saling terikat dengan satu atom oksigen.
Emisi Karbon Monoksida (CO) pada asap kendaran merupakan sumber utama pulusi karbon monoksida di perkotaan. Pembakaran menggunakan bahan bakar dengan menggunakan minyak tanah, kayu, arang, dan gas dapat menghasilkan karbon monoksida. Pada daerah perkotaan dengan tingkat kemacetan yang tinggi pencemaran gas beracun ini beresiko cukup tinggi terhadap kasus kematian.
Penyebab Gas Karbon Monoksida

Penyebab utama munculnya karbon monoksida (CO) pada mobil terjadi jika unsur oksigen (udara) pada pembakaran tidak sempurna sehingga menimbulkan karbon di dalam bahan bakar tidak terbakar seluruhnya. Hal ini mengakibatkan adanya pencampuran antara bahan bakar dengan udara yang kurang sempurna, sehingga menyebabkan campuran sulit terbakar secara sempurna atau waktu pembakaran yang terlalu singkat. Kalimat aktif dari paragraf tersebut:
Transportasi menghasilkan CO paling banyak dibandingkan sumber CO lainnya, terutama kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin mengeluarkan emisi tersebut. Petani dan pekerja perkebunan yang membakar hasil-hasil pertanian seperti sampah, sisa kayu di hutan, dan sisa tanaman di perkebunan juga menyebabkan sumber CO yang lain.
Baca Juga: Mengenal Bioenergi Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
Proses Terjadinya Karbon Monoksida

Pada proses pembakaran tekanan yang baik yakni dari 40-60 bari pada temperatur 2000-2500 derajat celcius. Secara kimia proses pembakaran yang terjadi antara bahan bakar yang berupa senyawa karbon dapat dijelaskan sebagai berikut:
C (s) + O2 (g) CO2 (g) + panas
Gas oksigen (O2) mengoksidasi atom karbon (C) sehingga menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan pembakaran mengeluarkan panas sebagai hasilnya. Pembakaran sempurna menghasilkan gas karbon dioksida dan gas ini pun tidak mengandung racun sehingga lingkungan tetap aman.
Sedangkan jika pembakaran terjadi pada jumlah udara yang tidak cukup, reaksi yang terjadi adalah:
2C (s) + O2 (g) 2 CO (g) + 247 kJ
dari reaksi antara 2 karbon yang bereaksi dengan gas oksigen pada pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida yang akan menjadi polusi bagi lingkungan dan menyebabkan keracunan.
Cara Mengukur Karbon Monoksida
1. Sensor Karbon Monoksida (MQ-7)
Penggunaan Sensor MQ-7 merupakan sensor gas CO yang berfungsi untuk mengetahui konsentrasi gas CO. Sensor ini memiliki sensitivitas tinggi dan waktu respon yang cepat. Sensor ini menghasilkan sinyal analog yang membutuhkan tegangan direct current (DC) hingga 5V.61 b.
2. Sensor gas CO Figaro TGS 5042
Pada sensor gas CO Figaro TGS 5042 adalah komponen utama yang digunakan dalam rangkaian ini dan menggunakan sebuah sensor kimia atau gas sensor. Sensor ini mempunyai nilai output arus yang akan berubah jika terkena gas dan dapat mendeteksi kadar gas mulai dari 0 – 1.000 ppm. 62 c.
Baca Juga: Seputar Parts Per Million (PPM) dan Cara Menghitungnya
3. Perancangan Sensor TGS-2201
Perancangan sensor TGS-2201 berfungsi untuk mendeteksi gas HC dan CO. Tegangan (Vc) memberi energi elemen sensor yang mempunyai hambatan (Rs) antara dua elektroda sensor dan terhubung secara serial dengan resistor (RL). Sinyal sensor diukur secara tidak langsung melalui perubahan tegangan yang melewati hambatan RL. 63 d.
4. Air Quality Meter
Salah satu alat ukur untuk mengukur kualitas udara ini berfungsi untuk medapatkan data-data batas dari kualitas udara dalam ruangan maupun di luar rungan. Selain digunakan oleh industri besar juga dapat digunakan oleh kalangan umum. 64 e.
5. Air Sampler Impinger
Teknik analisa udara dengan impinger pada dasarnya terdiri dari beberapa langkah, yaitu pompa hisap menarik udara contoh ke dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap, analis mengukur kontaminan yang larutan penangkap menangkap atau kontaminan bereaksi dengan larutan penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental, peneliti menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang pompa hisap dan hasil pengukuran.
Baca Juga: Mengenal Reaksi Pembakaran Sempurna pada Senyawa Hidrokarbon
Dampak Karbon Monoksida Bagi Kesehatan
Karbon monoksida (CO) jika paru-paru menghisapnya ke dalam tubuh maka CO akan mengikuti aliran peredaran darah dan akan menghalangi oksigen yang tubuh butuhkan untuk masuk, sebab gas CO memiliki sifat racun metabolisme dan gas ini bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin). Hal ini juga dapat menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, pingsan, bahkan kematian.
Gas karbon monoksida yang beracun ini faktanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gasnya yang tidak berwarna, tidak terlihat dan tidak berbau membuat kita sulit untuk menghindari gas beracun jenis ini. Gas beracun ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak dari kendaraan bermotor yang kurang sempurna. Selain itu, gas ini juga disebabkan oleh pembakaran hasil-hasil pertanian seperti sampah, sisa kayu di hutan, dan sisa tanaman di perkebunan. Dampak buruk yang dihasilkan oleh gas beracun ini yakni mulai dari segi kesehatan, lingkungan alam hingga hewan.
Solar Industri menawarkan pembelian dan sewa tangki solar industri dengan berbagai kapasitas. Cek selengkapnya pada halaman produk kami.